Di sebuah desa kecil yang asri bernama Koto Gadang,terletak di Bukit Tinggi .Kehidupan masyarakatnya lekat dengan tradisi dan kuliner khas. Salah satu yang paling terkenal adalah sambal lado hijau, yang terbuat dari cabai hijau segar dan bumbu rempah yang menggugah selera. Namun, ada satu keunikan lain yang dimiliki desa ini: Ayam Lado Hijau, sejenis ayam dengan bulu berwarna hijau yang hanya dapat ditemukan di daerah tersebut.
Romi, seorang pemuda desa yang penuh semangat, terpesona oleh keunikan ayam ini. Ia bercita-cita untuk membudidayakan Ayam Lado Hijau dan mengangkat nama desanya ke kancah yang lebih luas. Dengan niat yang kuat, Romi mencari informasi tentang cara budidaya yang baik, belajar dari peternak ayam berpengalaman, dan mengumpulkan bibit ayam terbaik.
Hari-hari Romi diisi dengan merawat ayam-ayamnya. Ia memberikan pakan alami, menjaga kebersihan kandang, dan memastikan ayam-ayam tersebut sehat. Di tengah perjalanan, Romi juga menemukan dukungan dari neneknya, Bu Rani, yang pernah menjadi peternak ayam di masa mudanya. Bu Rani memberikan saran berharga tentang teknik pemeliharaan ayam yang baik dan cara memasak ayam yang lezat.
Suatu pagi, ketika ayam-ayamnya sudah cukup besar, Romi berinisiatif untuk mengadakan acara makan bersama di balai desa. Ia mengundang warga untuk mencicipi masakan Ayam Lado Hijau yang dimasaknya dengan sambal lado hijau. Di tengah kebisingan dan keraguan, Romi berusaha meyakinkan mereka bahwa ayam ini dapat menjadi andalan kuliner desa.
"Cobalah, ini bukan ayam biasa!" seru Romi dengan semangat.
Ketika hidangan disajikan, warga mulai mencicipi. Rasa pedas dan gurih sambal lado hijau berpadu sempurna dengan daging ayam yang lembut. Seiring waktu, keraguan mereka mulai sirna, dan rasa ingin tahu menggantikan skeptisisme. Ibu Siti, seorang ibu rumah tangga, bahkan berkomentar, "Rasa ini luar biasa! Kita harus menjadikannya hidangan khas desa kita!"
Kebangkitan semangat warga memberi Romi harapan baru. Bersama-sama, mereka mulai merencanakan untuk memperkenalkan Ayam Lado Hijau di festival kuliner yang diadakan di kota besar. Romi dan warga bekerja keras menyiapkan ayam dan sambal lado hijau untuk dijual di stan mereka. Mereka berharap festival itu bisa menjadi langkah awal untuk memperkenalkan kuliner Koto Gadang ke publik yang lebih luas.
Hari festival tiba. Dengan bersemangat, Romi dan timnya berangkat ke kota. Setibanya di lokasi festival, mereka mendirikan stan yang penuh warna, dihiasi dengan foto-foto Ayam Lado Hijau dan berbagai hidangan yang menggoda selera. Aroma sambal lado hijau mulai menyebar, menarik perhatian pengunjung.
Tak lama, pengunjung mulai berdatangan. Romi menjelaskan kepada mereka tentang keunikan Ayam Lado Hijau dan bagaimana cara memasaknya. Setiap kali seseorang mencicipi hidangan, raut wajah mereka berubah menjadi takjub. "Ini enak sekali! Saya belum pernah merasakan ayam sebaik ini!" puji seorang pengunjung.
Dengan begitu, dalam waktu singkat, stan mereka dipenuhi orang-orang yang ingin mencicipi. Hari itu menjadi hari yang bersejarah bagi Romi dan warga Koto Gadang. Mereka berhasil menjual semua ayam dan sambal yang mereka siapkan, bahkan mendapat tawaran untuk bekerjasama dengan restoran di kota.
Kembali ke desa, kegembiraan dan rasa syukur mengisi udara. Acara perayaan digelar di balai desa, di mana warga berkumpul untuk merayakan keberhasilan mereka. Romi berdiri di tengah kerumunan, merasa bangga dan bahagia. Ia tahu bahwa semua usaha dan kerja kerasnya tidak sia-sia.
Setelah festival, Ayam Lado Hijau mulai dikenal luas. Banyak orang datang ke Koto Gadang untuk mencicipi masakan ini. Romi dan warga desa mulai mendapatkan keuntungan dari budidaya ayam, dan mereka sepakat untuk menggunakan keuntungan tersebut untuk mengembangkan infrastruktur desa dan pendidikan anak-anak.
Namun, kesuksesan tidak datang tanpa tantangan. Beberapa peternak ayam lain di daerah itu merasa terancam dan mulai menyebarkan rumor buruk tentang Ayam Lado Hijau. Mereka mengklaim bahwa ayam ini tidak sehat dan sulit dipelihara. Meskipun demikian, Andi tidak gentar. Ia berusaha untuk menjelaskan bahwa budidaya ayam yang baik membutuhkan perhatian dan dedikasi.
Suatu malam, Romi diundang untuk memberikan presentasi di sebuah acara di kota. Ia mengambil kesempatan ini untuk berbagi kisah suksesnya dan memperlihatkan keunikan Ayam Lado Hijau. Dengan penuh percaya diri, Romi menyampaikan betapa pentingnya pelestarian budaya dan dukungan komunitas dalam mengembangkan usaha ini.
Kepiawaian Romi dalam berbicara dan membagikan pengalaman membuat banyak orang terinspirasi. Mereka mulai melihat potensi Ayam Lado Hijau bukan hanya sebagai komoditas, tetapi juga sebagai simbol identitas Koto Gadang. Seiring berjalannya waktu, Ayam Lado Hijau menjadi salah satu kuliner yang paling dicari di kota-kota besar.
Dengan dukungan yang terus mengalir dari masyarakat, Romi memutuskan untuk memperluas budidaya dan mengajak lebih banyak warga untuk terlibat. Ia mengadakan pelatihan tentang cara merawat ayam dan membuat sambal lado hijau yang lezat. Koto Gadang semakin dikenal sebagai desa yang kaya akan tradisi dan inovasi.
Seiring waktu, desa ini bertransformasi. Tidak hanya perekonomian yang meningkat, tetapi juga solidaritas antarwarga semakin kuat. Mereka saling mendukung dalam setiap usaha, dan kisah sukses Ayam Lado Hijau menjadi legenda yang diceritakan dari generasi ke generasi.
Romi, yang dulunya seorang pemuda biasa, kini menjadi sosok yang dihormati di desanya. Ia tidak hanya berhasil mengangkat nama Koto Gadang, tetapi juga mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kerja keras dalam meraih impian.
Di suatu sore, Romi duduk di teras rumahnya, melihat anak-anak bermain dan wanita-wanita desa memasak sambal lado hijau. Ia tersenyum, merasa bersyukur atas semua yang telah dicapai. Ayam Lado Hijau bukan hanya sekadar ayam; ia adalah simbol harapan dan kebangkitan desa, sebuah cerita tentang bagaimana satu langkah kecil dapat mengubah segalanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H