Mohon tunggu...
Parliza Hendrawan
Parliza Hendrawan Mohon Tunggu... -

sy, laki-laki 32 tahun tinggal di Palembag (ini data 2010) ketika baru bergabung

Selanjutnya

Tutup

Money

Memantaskan Diri Berbankan Syariah

4 Juni 2017   08:24 Diperbarui: 4 Juni 2017   09:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Melalui tulisan ini saya mencoba untuk mengulik salah satu sebab bank konvensional masih menjadi pilihan utama para nasabah. Bank konvensional baik milik pemerintah maupun swasta melakukan promosi secara gencar melalui berbagai media sedangkan BS hanya memperkenalkan diri seadanya melalui majelis taklim, seminar bersama motivator dan sedikit pemasangan media promosi luar ruang. Sangat jarang saya menonton iklan BS. Sejatinya bulan puasa ini merupakan waktu yang tepat untuk lebih jauh menjangkau calon nasabah. 

Berikutnya harus disadari pula jangkauan BS belum bisa menembus hingga ke pelosok desa padahal orang di kampung itu potensi menjadi nasabah cukup tinggi apalagi bila melihat label halalnya dari sebuah produk. Pengalaman saya ketika beberapa bulan yang lalu pulang kampung di Empat Lawang, Sumatera Selatan misalnya sangat susah untuk menemukan kantor kas BS ataupun konter mitra BS. Padahal di beberapa kecamatan seperti di Pendopo Barat, Muara Pinang sudah ada kantor bank konvensional. Seharusnya dimana ada bank konvensional maka disitu disiapkan pula layanan syariah. 

Sebagai solusinya, perbankan syariah harus membuka kantor kas hingga ke pelosok negeri disertai pula dengan melakukan promosi secara massif melalui perguruan tinggi, tokoh agama, tokoh masyarakat. Selain itu BS jangan lupa untuk ‘mengikat’ nasabah lama dengan berbagai layanan ‘purna jual’ seperti tetap menjalin komunikasi secara intensif meskipun mereka bukanla nasabah aktif. Jangan biarkan mereka lari kembali ke bank biasa dengan alasan tidak adanya keuntungan apapun di BS. 

Untuk mengatasi persoalan jaringan dan keterbatasan sarana serta prasarana perbankan di pedesaan, perbankan syariah disarankan untuk menggiatkan salah satu program andalan otoritas jasa keuangan (OJK) yaitu Laku Pandai atau Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif. Dengan melalui kerja sama dengan pihak lain yang disebut sebagai agen bank yang notabene merupakan warga desa, saya yakin BS akan semakin dikenal. 

 

# iB BLOG COMPETITION

#OJK Perbankan Syariah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun