Mohon tunggu...
Reza Ramadhan Sobari
Reza Ramadhan Sobari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Saya mempunyai hobi menonton sepakbola dan bermain futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosial Control Bagi Media Massa: Pengaruh Dalam Era Digital

4 Juli 2023   11:42 Diperbarui: 4 Juli 2023   11:52 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Konsepsi Social Control 

Media massa telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari di era digital yang semakin maju ini. Berita dan informasi kini semakin mudah dan cepat diakses berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun, sebuah fenomena yang membutuhkan perhatian terletak di balik kelebihan-kelebihan ini.

Kontrol sosial dapat didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi perilaku dan pandangan masyarakat. Dalam setting ini, media massa memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk opini dan perilaku publik. Persepsi publik bisa dibentuk, agenda publik bisa diatur, dan arus informasi publik bisa dikendalikan oleh media.

 Pemilihan berita merupakan salah satu cara media melakukan kontrol sosial. Berita yang akan dipublikasikan dan disajikan kepada masyarakat umum dapat dipilih oleh media massa. Dalam siklus pilihan ini, kecenderungan dan minat tertentu dapat memengaruhi aksentuasi dan evaluasi suatu peristiwa. Persepsi masyarakat terhadap isu tertentu dapat dipengaruhi oleh berita yang dipilih dan disajikan oleh media massa.

 Media juga mempengaruhi kontrol sosial melalui framing, selain pemilihan berita. Sebuah teknik untuk menyajikan suatu peristiwa atau isu dari perspektif tertentu dikenal sebagai framing. Media dapat menggunakan framing untuk mendukung sudut pandang atau kepentingan tertentu ketika mereka menyajikan berita, sehingga memengaruhi cara orang memahami dan menanggapi suatu topik. Persepsi dan pemahaman publik dapat dibentuk oleh framing yang berulang.

 Melalui gatekeeping, media juga dapat melakukan kontrol sosial. Pemilihan dan penyuntingan berita oleh media sebelum dipublikasikan dikenal dengan istilah gatekeeping. Akses publik terhadap informasi dapat dikendalikan atau disaring melalui proses ini oleh media massa. Akibatnya, akses publik terhadap informasi dikendalikan oleh media.

Kontrol sosial melalui media menjadi semakin kompleks dan meluas di era digital. Peran media massa tidak lagi sebatas memberikan informasi; sebaliknya, sekarang berfungsi sebagai mediator dan panduan dalam dialog publik, berkat ketersediaan platform media sosial dan kemampuan publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan konten. Masyarakat dapat menjadi penghasil dan penyalur informasi melalui media sosial, namun media massa juga memanfaatkannya untuk mempengaruhi opini dan perilaku masyarakat.

Masyarakat harus menumbuhkan pemikiran kritis dan literasi media untuk melawan kontrol media massa terhadap masyarakat. Orang dapat mengenali dan mengevaluasi berita atau informasi yang mereka terima jika mereka memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana media massa beroperasi. Selain itu, untuk mendapatkan perspektif yang lebih komprehensif dan objektif, penting untuk memanfaatkan berbagai sumber informasi.

Fenomena kontrol sosial media massa tidak bisa diabaikan. Media memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi dan opini publik. Akibatnya, sangat penting bagi masyarakat untuk meningkatkan literasi media dan menjadi konsumen informasi yang cerdas. Warga negara dapat memiliki kontrol yang lebih baik atas informasi yang mereka terima dan lebih terlibat dalam proses demokrasi dengan cara ini.

B. Wujud Social Control Oleh Media Massa

Berikut ini adalah contoh nyata bagaimana media melakukan kontrol sosial:

  • Konsentrasi pada satu topik: Dengan berfokus pada atau mengabaikan suatu topik, media dapat mengatur agenda publik. Misalnya, meskipun statistik menunjukkan bahwa tingkat kejahatan sebenarnya menurun, jika media melaporkan kejahatan tertentu secara konsisten, hal itu dapat memberi kesan bahwa kejahatan tersebut menjadi isu yang sangat signifikan bagi masyarakat.
  • Bingkai dengan bias: Saat mempresentasikan peristiwa atau isu, media mungkin menggunakan pembingkaian miring. Misalnya, untuk mempengaruhi opini publik tentang kandidat tertentu dalam situasi politik, media massa dapat menggunakan framing yang menguntungkan kandidat tersebut atau merugikan kandidat tersebut.
  • Keamanan informasi: Akses publik terhadap informasi dapat dikendalikan atau disaring oleh media massa. Kadang-kadang, komunikasi luas dapat menyimpan atau melewatkan berita yang tidak sesuai dengan kecenderungan atau rencana mereka. Pemahaman masyarakat terhadap suatu isu atau peristiwa dapat dipengaruhi oleh hal ini.
  • Bercerita yang manipulatif: Untuk menarik perhatian masyarakat umum, media massa terkadang menggunakan narasi yang dramatis atau manipulatif. Untuk mendapatkan tanggapan emosional dari masyarakat umum, mereka mungkin membesar-besarkan suatu peristiwa atau menyajikan informasi yang tidak sepenuhnya akurat.
  • pengaruh pada bagaimana orang melihat Anda: Media massa memiliki kekuatan untuk mengubah cara orang melihat kelompok, individu, atau masalah dalam masyarakat dengan menceritakan kembali versi berita atau narasi tertentu. Apa yang terus-menerus diekspos oleh media memiliki kecenderungan untuk membentuk opini dan sikap mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun