manga dan anime One Piece nama Sakazuki a.k.a Akainu bisa menempati posisi top yang paling dibenci.Â
Tentu kalau mau dirangking diantara seluruh antagonis di serialBagaimana tidak? Sosok perwira tinggi Angkatan Laut (AL) ini adalah orang dibalik tewasnya Portgas D. Ace di pekarangan Markas Besar Angkatan Laut padahal sudah capek-capek diselamatkan oleh armada aliansi Janggut Putih dan adik seperjamuannya sendiri, Monkey D. Luffy.
Jangan lupa juga orang inilah yang menipu Ouzugumo Squard kalau sebenarnya Shirohige dan AL sudah saling berjabat tangan serta penyerbuan Marineford hanya akal-akalan semata.Â
Hasilnya Squard yang termakan hoax pun menikam 'bapaknya' sendiri di atas kapal induk Moby Dick. Jauh sebelumnya di era Nico Robin masih kanak-kanak, Sakazuki yang jadi salah-satu petugas Buster Call ke Ohara dan menembak karam satu kapal penuh pengungsi sipil. Tak ada ampun.
Tapi justru dibalik kebengisannya ini rasa-rasanya Sakazuki lah AL paling akuntabel dan profesional. Dibanding rivalnya Kuzan si Burung Pegar Biru, figur macam Sakazuki ini lah yang dirasa paling dibutuhkan World Govt. di era war againts piracy ini. Dia tegas, lugas, dan loyal pada titah-titah Gorosei dan kaum bangsawan Naga Langit.
Bayangkan komandan AL yang tak lain ujung tombak pemberantasan perompak malah diisi Aokiji atau Kizaru. Memang sih Aokiji atau Kuzan dikader langsung oleh pahlawan legendaris Monkey D. Garp dan namanya diajukan oleh Fleet Admiral sebelumnya, Sang Buddha Sengoku sendiri. Tapi sikapnya yang 'lunak' pada musuh pemerintah tentu bakal mengundang tanda tanya.
Selama puluhan tahun Kuzan telah menyalahgunakan wewenang dan kuasanya untuk melindungi buronan kelas kakap, Nico Robin. Terlepas dari alasan diburunya Robin yang pandai membaca aksara kuno, coba kita alihkan POV menjadi warga biasa atau prajurit rendahan militer pemerintah.Â
Tentu kelakuan Kuzan ini masuk kategori prilaku koruptif dan kesetiannya pada pemerintah semakin dipertanyakan setelah jadi desertir dan bergabung dengan kubu bajak laut pimpinan Marshal D. Teach si Cambang Hitam.
Begitu pun opsi Borsalino alias Kizaru ketika Marinir dilanda krisis suksesi kekuasaan pasca pensiunnya Sengoku. Borsalino hidup dalam ironi, Oda mendesain karakter pemakan buah Pika-Pika ini dianugerahi pergerakan secepat cahaya. Tapi malah punya tindak tanduk paling lamban dibanding kompatriotnya sesama admiral.
Bayangkan orang yang di tangannya ada nasib pasukan terbesar di lautan malah dipegang orang dengan pengambilan keputusan yang lamban. Generasi bajak laut baru dan pasukan pemeberontak pimpinan Dragon semakin merongrong stabilitas lautan. Mungkin Borsalino tak akan secepat keputusan Sakazuki memutuskan hubungan pemerintah dengan Shicibukai atas usulan forum Reverie.
Pemerintah Dunia tak membutuhkan fleet admiral yang banyak mempertanyakan kebijakan dan malah tak patuh. Seperti halnya kamu kalau jadi presiden tapi justru punya panglima yang lebih populer dan punya pemikiran yang sering tak sejalan dengan kebijakan negara, lama kelamaan kekuasaan anda akan dirongrong. Begitulah dulu cara Fidel Castro menggulingkan Batista dan Muammar Khadafi memanjat karirnya.
Sakazuki tak sepopuler Kuzan yang bisa tidur sambil berdiri itu dan jelas jauh dibanding Garp yang menumpas Bajak Laut Rocks. Tapi prinsipnya tentang keadilan justru yang paling klik dengan visi misi pemerintah. Baginya yang menganut Keadilan Absolut tanpa kompromi, pemerintah dan AL adalah representasi sempurna dari kata keadilan itu sendiri.
Lihat saja keputusan Sakazuki di medan perang Marineford pasca tewasnya Ace dan Shirohige. Baginya memburu tiap-tiap kepala aliansi bajak laut adalah prioritas demi tak menyisakan sebiji pun benih perusuh yang lolos ke lautan.Â
Kemudian keputusan Sakazuki terbukti benar di masa mendatang, gerombolan sisa yang dipimpim deputi Shirohige, Marco di Burung Phoenix memang merusuh di lautan menuntut balas pada tewasnya kapiten mereka.
Seharusnya role model bagi para AL muda adalah Sakazuki. Dia melaksanakan penghilangan Dwifungsi Militer dan meluruskan khittah militer sebagai perpanjangan tangan pemerintah.Â
Keputusan penghilangan Shicibukai jadi contohnya, keputusan yang juga memperteguh prinsip keadilannya yag menempatkan para perompak sebagai bromocorah yang harus ditumpas sampai akarnya.
Hanya ada satu keputusan Sakazuki yang patut dipertanyakan dan bertentangan dengan prinsip keadilannya, membiarkan Kuzan pergi. Setelah sepuluh hari baku hantam melawan Kuzan di Punk Hazard, dia malah membiarkan Kuzan pergi begitu saja meninggalkan Marinir jadi desertir.Â
Hasilnya dia membelot dengan bergabung dengan kubu bajak laut, blunder bagi Sakazuki dan Pemerintah Dunia kehilangan muka. Bayangkan mantan perwira tinggi malah jadi anak buah penjahat kelas paus.
Satu hal yang harus kita ingat dari sosok Sakazuki. Dia bukanlah musuh tapi karakter antagonis yang artinya kebalikan dari protagonis, sang tokoh utama.Â
Kita memandang lautan One Piece dari sudut pandang Luffy dan kawan-kawannya yang memproklamirkan diri sebagai perompak yang akhirnya menganggap bajak laut orang baik dan AL adalah keparat. Kita lupa mayoritas bajak laut adalah perusuh macam Eustass Kidd atau Sir Crocodile.
Bravo Pak Sakazuki, munahkan semua perusuh itu demi lautan yang lebih aman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H