Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kursi Panas Angelo Alessio di Persija

17 Januari 2022   07:25 Diperbarui: 17 Januari 2022   23:30 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendiang Alfred Riedl yang selalu ditemani Pikal di dua kali masa jabatannya di Timnas Indonesia  (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) 

Turbulensi kepelatihan di era sepak bola bisa sangat cepat. Tekanan besar dari klub dan suporter begitu mendesak atas hasil bagus dan permainan indah secara instan. Sekarang saja di Liga 1 musim 2021/22 sudah belasan pelatih yang harus secara prematur mengakhiri musim sebelum pekan 38. Salah satu nama yang kini sedang duduk di kursi panas pemecatan tak lain allenatore Persija Jakarta, Angelo Alessio.

Alessio menggantikan coach Sudirman yang sebenarnya mampu mengantarkan Persija juara kompetisi pra-musim Piala Menpora. Pasal tak memenuhinya kualifikasi minimum untuk posisi pelatih kepala di Liga 1. Datangnya Alessio tentu diharapkan mampu memberikan gelar ke-12 di Liga Indonesia.

Sebenarnya meskipun saya bukan penggemar Persija, sedari awal saya sudah merasa musykil dengan penunjukan Alessio. Datangnya Alessio begitu mepet dengan jalannya Liga 1 musim ini yang jelas bakal memengaruhi persiapan tim. Pelatih bagaimana pun perlu mengenal tim dan mengimplementasikan taktik miliknya.

Benar saja Alessio sudah kena kendala sejak awal sebab visanya yang tertahan akibat pandemi. Setelah itu Alessio tak punya waktu lagi untuk belanja pemain untuk menambal lubang-lubang di timnya. Persija pun terseok-seok di paruh awal Liga 1 dan terlempar dari papan atas, lima besar klasemen.

Tak heran ia meminta manajemen untuk mendatangkan beberapa nama di jendela transfer tengah musim. Datanglah lima pemain sekaligus untuk memperkuat Persija, mulai dari Makan Konate hingga Samuel Simanjuntak. Diharapkannya Persija bisa melesak ke papan atas dengan amunisi barunya.

Tuntutan Wajar 

Namun harapan The Jak masih jauh panggang dari api. Persija malah mengawali paruh kedua dengan mengecewakan, tiga kali main masing-masing sekali menang, seri, dan kalah. Lebih bikin kecewa lagi mereka gagal menang dari dua tim yang malah sedang struggling di zona degradasi. Kalah lawan Persipura dan seri dengan Persela.

Sebenarnya juga tuntutan The Jak agar segera dilakukan pergantian di posisi head-coach tak berlebihan. Kini Persija jatuh di posisi 8 yang seharusnya tak pantas diduduki oleh tim besar yang mengoleksi banyak trofi liga. 

Jarak poin dengan posisi pertama masih cuma 11 angka yang rasanya masih dapat dikejar apabila segera dibuat keputusan radikal, minimal merangsek ke lima besar.

Memang secara rekam jejak juga Angelo Alessio mentereng tapi juga semu di saat bersamaan. Prestasi terbaiknya yang sering digembar-gemborkan adalah asisten Antonio Conte di tiga kesempatan, Timnas Italia, Juventus, dan Chelsea. Tapi logika ilmu Conte dan tangan dinginnya bakal menurun ke Alessio nyatanya tak terbukti.

Asisten Jago Bukan Jaminan Pelatih Top

Sudah banyak juga contoh asisten dari pelatih top yang malah melempem ketika naik pangkat. Misalnya Carlos Queiroz yang lama menemani Sir Alex Ferguson yang hanya jadi medioker di Real Madrid. Begitu pula ketika Rui Faria yang lama jadi tangan Jose Mourinho, pengalaman pelatihnya mentok di Al-Duhail.

Kalau menilik karir Alessio sebagai pelatih kepala terakhir ia dipecat oleh klub Scottish Premiership, Kilmarnork. Sebelumnya tim terakhir yang ia latih adalah SPAL di Serie-C itupun di tahun 2008. Namanya baru benar-benar terkerek begitu didapuk menemani Conte di Siena dan merajai Italia bersama Juventus.

Bisa-bisa Persija mengulangi pengalaman buruk Arema FC dan Persebaya tentang asisten yang naik jadi pelatih kepala. Keduanya sama-sama dapat hasil mengecewakan ketika ditangani Wolfgang Pikal, nama yang tenar sebagai asisten Alfred Riedl. 

Mungkin menganggap permainan Arema FC bakal seciamik Timnas era Riedl, adanya malah hasil buruk dan Pikal dipecat setelah empat pertandingan di ISL 2012.

Sedangkan kasusnya di Persebaya sebenarnya bukan Pikal yang ditunjukk sebagai head-coach, namun Riedl sendiri. Sayangnya pelatih yang semasa bermain pernah dua kali jadi top skor Liga Austria itu urung bergabung sebab kondisi kesehatan yang memburuk. 

Pikal mecatat hasil mengerikan dengan lima kali kalah dalam enam pertandingan Liga 1 2019 yang ia pimpin.

Memang dilematis bagi manajemen Persija sekarang. Tak muda mendatangkan pelatih di tengah musim dan langsung nyetel dengan skuad seadanya sebab jendela transfer telah usai. Mempertahankan Alessio juga sama-sama berjudi apabila hasil tak kunjung memuaskan padahal sudah ada tambahan pemain.

Mendiang Alfred Riedl yang selalu ditemani Pikal di dua kali masa jabatannya di Timnas Indonesia  (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) 
Mendiang Alfred Riedl yang selalu ditemani Pikal di dua kali masa jabatannya di Timnas Indonesia  (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) 

Tapi jelas sikap The Jak dengan tuntutan ganti pelatih sangat wajar. Bagaimanapun tak ada suporter yang tega timnya apalagi dengan sejarah panjang sebagai contender juara malah meringkuk di papan tengah. 

Rene Alberts saja yang mengamankan posisi Persib di peringkat keempat terus didera nada-nada sumbang mengenai taktiknya yang banyak dibilang monoton.

Belum juga menghitung nasib coach Joko 'Gethuk' Susilo yang akhirnya angkat kaki dari Persik dengan alasan tak mampu memenuhi target. Penasaran juga apa target yang dicanangkan tim yang baru promosi itu.

Selanjutnya Persija bakal melawan Persita dan Persiraja yang seharusnya bisa diatasi sebelum bertemu Arema FC. Berkaca di hasil putaran pertama yang seri dengan Persita dan menang tipis 1-0 lawan 10 pemain Persiraja, jelas Alessio harus menunjukkan kualitasnya. Dia harus membuktikan dia tak hanya selevel bayang-bayang Conte atau pelatih tim Serie-C.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun