Satu lagi gelar award NBA 2019 yang disabet warga asing adalah Most Improved Player. Adalah pemain Toronto Raptors kelahiran Kamerun, Pascal Siakam. Penghargaan ini dikhususkan bagi pemain yang dianggap paling berkembang dibanding musim sebelumnya dan memang lonjakan kontribusi Siakam di 2018/19 memang terbilang melesat dibanding musim sebelumnya yang hanya mencatatkan 6,9 ppg dan hanya 5 kali starter menjadi 16,9 dan 79 kali starter.
Sejak 2020 pula gelar MVP belum kembali lagi dimenangkan oleh warga amerika. Musim lalu Nikola Jokic menyabet MVP musim reguler dan Giannis yang mengantarkan Bucks juara di final tentu saja menggondol Final MVP. Tapi selain itu terdapat krisis lain yang mengintip, yaitu keringnya talenta ciamik amerika untuk posisi center.
Nikola Jokic (Serbia), Rudy Gobert (Prancis), Joel Embiid (Kamerun), hingga Deandre Ayton (Bahama) lebih dipilih timnya masing-masing untuk mengisi peran pemain no 5. Para warga lokal yang tersisa mungkin JaValee McGee, Dwight Howard, atau Deandre Jordan sudah diujung karir mereka. Mungkin nanti bakal ada tulisan sendiri tentang krisis para center bonafide ini.
Efek ini tak lain buah dari kebijakan NBA sendiri yang ingin basket dan kompetisinya semakin mengglobal. Tentu preseden baik tanda semakin populernya olahraga ciptaan Walter Naismith ini di seluruh dunia, tapi mungkin bagi para atlet lulusan NCAA (liga kampus) ini jadi tanda makin beratnya persaingan. Apalagi mayoritas para pemain impor itu datang dengan sudah ada pengalaman bermain di liga negara asalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H