Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola

Irfan Bachdim: Indonesia Terakhir di J-League

3 Januari 2022   07:10 Diperbarui: 3 Januari 2022   07:12 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehabis skuadnya mengakhiri Piala AFF 2020 yang dilaksanakan di 2021 dan menjalankan finalnya di 2022, Shin Tae-Yong memberi pesan pada pemain-pemain muda Indonesia untuk lebih gencar mengambil kesempatan main di luar negeri. Baginya kompetisi benua Eropa atau Korea Selatan dan Jepang cocok untuk mengembangkan kemampuan diri. Lihatlah betapa secara halus ia tak percaya liga lokal nan ajaib di Indonesia bisa mendukung perkembangan pemain.

Kalau di Eropa masih ada Witan Sulaeman bersama Lechia Gdanks dan Egy Maulana Vikri yang masih enggan dilepas FK Senica meski sulit dana. Adapun Asnawi yang masih nyaman memperkuat Ansan Greeners di kasta dua K-League. Selain itu tentu masih banyak yang hitungannya lebih junior seperti Bagas Kahfi di Jong Utrecht atau Brylian Aldama di NK Pomorac secara pinjaman dari HNK Rijeka U-19 Kroasia.

Tapi belum ada lagi pemain Indonesia yang berkarir di J-League sekarang. Ada satu nama Ryu Nugraha yang memang punya orang tua Indonesia dan lahir di Nagano. Akan tetapi Ryu masih berkutat di Fukui FC, klub kasta kelima liga Jepang setelah dipinjamkan oleh AC Nagano. Sebagai catatan J-League hanya mengurusi liga profesional Jepang, yaitu sampai kasta ketiga saja. Bisa dibilang Fukui FC adalah tim semi-pro yang bertanding di liga regional.

Orang Indonesia terakhir yang mampu berkarir di J-League tak lain tak bukan yang sekarang punggawa Persis Solo, Irfan Bachdim. Sejak menarik perhatian publik di Piala AFF 2010, Bachdim seringkali memilih bermain untuk tim luar Indonesia. Suatu keputusan yang dipicu peristiwa dualisme PSSI yang berdampak besar pada klubnya kala itu, Persema Malang. Bachdim memilih hijrah ke Thailand menuju Chonburi FC.

Karirnya di Thailand terbilang singkat sebab tak dijadikan sebagai pilihan utama starting eleven. Tak hilang akal Bachdim menuju Jepang untuk trial bersama beberapa klub dan akhrnya dikontrak permanen oleh Ventforet Kofu per januari 2014. Sayangnya meski berhasil gabung tim J1 League, Bachdim jarang dapat kesempatan main. Berdasar transfermarkt Bachdim selama di Kofu hanya membukukan 70 menit bermain dari ajang J.League Cup dan Piala Kaisar.

Tak puas dengan minimnya kesempatan main membuat Bachdim menerima pinangan Hokkaido Consadole Sapporo yang ketika itu masih di J2 League. Dia pun mengarungi musim 2015 bersama HC Sapporo di kasta kedua liga Jepang dan mencatatkan debut di Januari 2015 ketika timnya menghadapi Jubilo Iwata, tim Taro Misaki di franchise manga Captain Tsubasa.

Demi menit bermain pun Bachdim rela bergeser ke posisi bek kanan padahal biasa bermain sebagai penyerang. Cukup lumayan dengan main 16 kali di musim 2015, nahas Bachdim diterjang cedera fibula menjelang Piala AFF 2016 yang sedikit banyak makin mereduksi menit bermainnya di klub. Pada akhirnya HC Sapporo sukses merebut tiket promosi di akhir musim 2016 dan sekaligus sebagai akhir petualangan Irfan Haarys Bachdim di Jepang.

Sepulang dari Jepang pemain yang namanya disalahejakan oleh bintang Vietnam, Lee Cong-Vinh sebagai Bachim ini menuju Persisam yang hijrah ke Gianyar dan berubah jadi Bali United. Setelah menunggu sejak gelaran pertama Liga 1 di 2017, akhirnya Bachdim menambah koleksi medalinya dengan juara Liga 1 2019. Meski akhirnya juga menjadi perpisahannya untuk menuju Yogyakarta dan bergabung dengan PSS Sleman. Kini Bachdim kembali menambah medalinya dengan koleksi Juara Liga 2 bersama Persis Solo.

Memang sangat disayangkan Bachdim gagal meraih kejayaan di J-League, tapi bahkan pengamalan yang terbilang medioker itu bagi dirinya sangat berharga. Bermain di liga yang beberapa tingkat lebih maju dibanding liga lokal dan tak ragu terus mendorong pemain muda untuk berani mengambil kesempatan main di Jepang. Meski juga sampai sekarang belum ada lagi nama Indonesia di ajang J-League, mungkin trengginasnya performa tim muda di AFF 2020 kemarin bisa membuat klub Jepang melirik beberapa nama.

Datangnya The Thailand "Messi"

pemain-dari-asean-curi-perhatian-di-j-league-m-61d1aae206310e22c6247322.jpg
pemain-dari-asean-curi-perhatian-di-j-league-m-61d1aae206310e22c6247322.jpg
Chanathip saat rayakan golnya lawan FC Tokyo (dok: Japan Time via Jawa Pos)Uniknya segera setelah pulangnya Irfan Bachdim ke Indonesia, HC Sapporo kembali mendatangkan talenta Asia Tenggara. Pemain yang bermain ciamik di Piala AFF 2016, kompetisi yang terpaksa ditinggalkan Bachdim sebab cedera. Ya dia adalah playmaker handal berlabel wonderkid asal Thailand, Chanathip Songkrasin dari Muangthong United secara loan.

Berbeda nasib dengan Bachdim yang sukar mengamankan tempat di tim utama, Chanathip malah menjadi salah satu pemain penting bagi HC Sapporo. Ikut mengantarkan klub finis di posisi empat besar membuatnya terpilih jadi pemain terbaik klub untuk musim 2018 sekaligus mengisi slot team of the season J1 League musim itu. Bisa dibilang sejauh ini berkaca dari lamanya mampu bertahan, Chanathip adalah pemain asia tenggara terbaik di J-League.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun