Bagaimanapun itulah perbedaan tempaan liga di Indonesia dengan liga Jepang. Chanathip juga terhitung rutin bermain bagi Cansadole Sapporo musim ini dengan 23 kali main dan sumbangsih enam assist. Kalau kita berkaca semakin ciamiknya Asnawi ketika sekarang merantau ke Ansan Greeners, patut lah dulu langkah Evan bertahan di dalam negeri banyak bikin fans Timnas meradang.
Sebenarnya juga ini bukan kali pertama Chanathip 'membuat ulah' kala lawan Indonesia. Dia lah aktor dibalik ambruknya Indonesia di final Piala AFF 2016 serta tercatat sebagai pemain terbaik turnamen, suatu gelar yang mungkin bakal dia ulangi di edisi sekarang. Meski Cuma setinggi 163 cm, determinasi pemain yang diplot sebagai no 10 andalan Alexandre Polking ini tak main-main. Chanathip selalu terlibat dalam skema pressing sejak lini depan dan selalu membayangi pemain lawan, hal yang juga kita dan Shin Tae-Yong harapkan dari Evan Dimas.
Leg kedua masih menunggu Indonesia. Jika berkaca dengan defisit empat gol, seharusnya STY berani memasang Evan Dimas sejak awal pertandingan untuk skema full attack. Tak ada jalan kemenangan jika besok timnas malah bermain defensif dan parkir bus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H