Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Rebuilding Barcelona ala Xavi

18 Desember 2021   13:59 Diperbarui: 18 Desember 2021   14:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kini Xavi yang harus memberi instruksi pada mantan rekannya (semana.com/AFP)

Ketika zaman di pertangahan 2010an tentu trisula bomber Barcelona bisa membuat begidik semua defender lawan. Bagaimana tidak? Selama tiga musim kombinasi Messi, Suarez, dan Neymar menggalang lini serang rutin mencetak gol diatas 100. Lebih dari separouh gol Barcelona adalah sumbangan mereka sepanjang 2014 hingga hengkangnya Neymar di 2017. Tiap musim selal ada trofi major yang datang.

Tapi kini seolah daya gedor Barcelona bagai petasan melempem. Membikin bayi menangis saja tak mampu. Semenjak keputusan aneh manajemen yang mendatangkan mantan pemain Stoke City, Martin Braithwaite sebagai pengisi lubang Neymar saja sudah mencengangkan. Ketika Suarez dibiarkan gabung Atletico Madrid musim lalu, mereka tak melakukan apapun demi menyokong Messi yang tersisa.

Kini adalah Xavi yang ketibang pusing mengenai stok penyerang Barcelona yang mengenaskan. Ansu Fati dan Oussama Dembele yang beberapa kali impresif malah lebih akrab dengan meja operasi. 

Kun Aguero yang berharap bertandem dengan Messi malah ditinggal kompatriotnya itu ke Paris dan menemui akhir karirnya akibat masalah jantung. Jangan menyinggung Coutinho, dia sudah habis di mata para cules.

Koeman di awal musim pernah sesumbar bahwa Luuk de Jong lebih baik daripada Neymar dalam bola udara. Hal yang berubah jadi bualan mengingat sumbangsih LDJ yang kelewat minimalis. Memphis Depay yang termasuk gerbong Londo Koeman pun masih melempem. Insting golnya kacau, kebiasannya men-delay permainan dan pengambilan keputusannya medioker.

Sebagai klub dengan catatan keuangan yang sedang merah tentu Xavi tak bisa semena-mena menyodorkan nama yang ia ingingi. Pilihan yang paling mungkin adalah mengincar para pemain yang menyisakan 6 bulan kontrak. Jika Barcelona dan klub yang bersangkutan dapat deal, Barcelona tinggal mengganti biaya-biaya pelepasan yang tentu bakal lebih murah. Selain itu opsi peminjaman juga bisa dipertimbangkan.

Kiranya kita menunggu kebijakan transfer macam apa yang diingini oleh Xavi. Bagaimanapun juga sebagai klub yang mengedepankan produk akademi sendiri, agaknya para lulusannya terbebani ekspektasi luar biasa akibat generasi Xavi sendiri. Apakah Xavi akan pro pada anak-anak muda atau mengejar hasil jangka pendek dengan mencari para juru gedor kepala tiga.

Ada yang bilang Cavani tinggal selangka lagi gabung skuad Blaugrana dengan kontrak pendek 18 bulan, artinya sisa musim ini dan musim depan secara penuh. Tak salah memang mendatangkan El Matador mengingat di usia senjanya saja masih menunjukkan work rate yang tinggi dan insting gol yang musim lalu berkali-kali menyelamatkan muka Manchester United.

Tapi sumbangsih Cavani musim ini sebenarnya tak terlalu menggembirakan. Sering dibekap cedera dan panasnya persaingan lini depan MU membuat Cavani baru bermain 8 kali dan mencetak sebiji gol saja. Salah-salah malah Cavani jadi menemani Fati dan Dembele di ruang terapi fisioterapis.

Mendatangkan pemain-pemain tua juga agak aneh bagi Barcelona yang katanya sedang rebuilding skuadnya. Belum lama ini juga mereka memulangkan Dani Alves yang umurnya hampir menyentuh kepala empat. 

Bobroknya sisi kanan yang biasanya diisi Sergino Dest sepertinya jadi alasan Xavi mengiyakan kepulangan mantan rekannya itu. Padahal di sisi lain banyak nada-nada sumbang agar manajemen melego para orang-orang tua yang tersisa macam Pique dan Busquest.

Tak ada yang salah memang dengan mendatangkan pemain-pemain veteran. Manchester United saja kemarin memulangkan pemain berusia 36 tahun bernama Ronaldo, apalagi dengan AC Milan yang masih betah dengan longlive journeyman Ibrahimovic yang kini sudah berumur 40 tahun. Lihat saja itu kemarin Cristian Gonzales baru saja bikin hattrick untuk Rans Cilegon FC.

Baru-baru ini Xavi mengeluhkan para pemain Barcelona sekarang tak paham skema taktiknya. Inilah kuncinya, apapun isi skuadnya yang sekarang tak peduli lulusan La Masia, mereka tak mampu mengejawantahkan taktik darinya. Xavi tak berdiri di sisi pemain muda atau veteran, dia hanya mau pemain yang bisa menerapkan taktiknya.

Proses reuilding sesungguhnya tak akan terjadi sesingkat besok di Januari. Overhaul besar akan terjadi di akhir musim dimana penilaian Xavi sudah paripurna akan skuadnya. Sebelum ini para pemain Barcelona jarang menggunakan otaknya di lapangan, semua menunggu titah Messi. Begitu Messi lenyap, bersamaan dengan itu pula lenyap kewibawaan Barcelona. Tugas Xavi masih panjang dan berat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun