Demi Deandre Ayton, Phoenix Suns melewatkan kesempatannya mendatangkan Luka Doncic dan Trae Young di draft NBA 2018. Ketika dua nama itu sudah pernah masuk tim All-Star, Ayton belum pernah masuk pembicaraan daftar All-NBA. Meskipun hampir saja dia mendapat cincin mendahului Doncic dan Young musim lalu.
Sampai sekarang Ayton masih memperkuat Suns dan termasuk sebagai role player menyokong duo Chris Paul dan Devin Booker. Tiap musimnya Ayton mampu mencatatkan rataan poin dan rebound mencapai dua digit. Sempat bermasalah di musim-musim sebelumnya, sepertinya Ayton siap memburu momentum kebangkitannya.
- Zion Williamson (2019, New Orleans Pelicans)
Setelah melepas Anthony Davis (pick no 1 2012) ke LA Lakers dengan ditukar beberapa pemain dan slot draft sekaligus. New Orleans Pelicans mendapatkan jatah pick no1 untuk mengambil bintang Duke University, Zion Williamson. Sebagai pemain yang sangat dominan dengan postur tubuhnya yang besar membuatnya sering disamakan dengan legenda Shaquille O'Neal.
Segera Zion selalu jadi andalan Pelicans dan dua musim selalu mencatatkan poin rataan di atas 20. Zion masuk daftar All-Star pada musim 2020-21, bahkan menjadi starting line-up setelah Joel Embiid terkena protokol covid-19. Sayangnya tubuh Zion tak dapat mengimbangi gaya bermainnya yang sangat diamis. Dia seringkali dilanda cedera kaki, Zion dianggap gagal menjaga masa lemak tubuhnya dan terakhir dia masih dilanda cedera kaki lagi sebelum musim ini dimulai.
- Anthony Edwards (2020, Minnesota Timberwolves)
Menyingkirkan nama-nama macam Jamal Wiseman dan Lamelo Ball, Minnesota Timberwolves memilih Edwards dan langsung menjadi salah satu tumpuan tim untuk musim lalu. Tak beruntung terpilih sebagai Rookie of the Year, tak membuat sumbangsih Edwards pada Minnesota terbilang kerdil. Rataan 19,3 poin per laga dan tak pernah sekalipun absen sepanjang musim.
Perannya musim makin vital dalam gameplay Minnesota dan sejauh ini sudah membubukan 22 point per game. Selain itu Edwards sudah menjadi starting line up tetap bagi Minnesota dan semakin baik dalam hal rebound. Patut ditunggu apakah dia mampu melaju setidaknya sampai play-off musim ini.
Memang menjadi pemain dengan predikat draft pick no 1 tak menjadi jaminan jalan mulus mendapat kesuksesan. Sebabnya mereka harus rela masuk ke tim yang sedang dalam kondisi buruk dan seringkali kurang support dari kualitas roster yang ada. Tak semua seberuntung Tim Duncan yang didraft San Antonio Spurs di 1997, Popovich dan Spurs kemudian membangun tim di sekelilingnya. Hasilnya Spurs langsung juara musim depannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H