Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Legiun Veteran LA Lakers yang Terseok-seok

24 November 2021   19:56 Diperbarui: 27 November 2021   01:45 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pebasket andalan Los Angeles Lakers, LeBron James, melakukan selebrasi pada laga kontra San Antonio Spurs, Kamis (31/12/2020) pagi WIB.(Foto: AFP/Ronald Cortes via kompas.com)

Sangat banyak yang bilang tim NBA bisa dibagi menjadi dua tipe, ada yang ngegas di musim reguler dan satunya lagi biasa saja di musim reguler sebab sudah di-set untuk bertarung di play-off. 

Musim reguler 2021/22 pun sudah bergulir dan sudah mendekati 20 game. Tapi ada satu franchise raksasa yang terseok-seok dan pendukungnya banyak yang bilang, tunggu saja play-off. Tak lain, tak bukan Los Angeles Lakers.

Laskar Purple and Gold yang di off-season kemarin overhaul skuad ini masih tertahan di rekor 9-10 setelah pagi tadi (24/11) tersungkur di Madison Square Garden. 

Tanpa diawaki oleh LeBron James yang terkena hukuman larangan tanding, Lakers yang tertinggal jauh di first half gagal mengejar defisit poinnya. Skor akhir 100-106 untuk New York Knicks.

Jebloknya performa Talen Horton-Tucker (0 poin dalam 29 menit) dan angka persentase FG yang anjlok sampai di bawah 40% disinyalir jadi biang keladi. 

Meskipun Westbrook mencatatkan triple-double dan Anthony Davis menyumbang 20 poin, Lakers tak mampu menambal kedodoran di paruh pertama laga.

Banyak yang mengkritik keputusan-keputusan GM Lakers, Rob Pelinka yang banyak berburu kepingan veteran selama off-season kemarin. 

Melepas cult hero Alex Caruso, Schroeder, Kuzma dan KCP, Pelinka mendatangnya gerbong all-star veteran. Tak tanggung-tanggung, ada Carmelo Anthony, Westbrook, Trevor Ariza, hingga Dwight Howard yang balik kandang. 

Lebih dari separuh roster Lakers adalah veteran berkepala tiga, Carmelo saja sudah berumur 37 tahun. Tak pelak mereka menyandang tim dengan rataan umur tertua di NBA musim ini.

Harapan memang tinggi mengingat gerbong pemain veteran ini diharapkan bakal nyetel dengan LeBron. Bagi Ariza atau Westbrook perpindahan ini serasa pulang kampung. Ya mereka adalah akamsi California dan pernah memperkuat tim basket UCLA. 

Namun harapan itu sampai sekarang susah dipenuhi. Sejak pre-season Lakers tidak menunjukkan permainan yang ciamik terutama dalam defense padahal Frank Vogel adalah coach dengan pendekatan defense.

Masalah utama Lakers musim lalu adalah kondisi ketika bermain tanpa LeBron. Maka dari itu didatangkan lah Westbrook yang dianggap dapat melakukan playmaking ketika LeBron tak main atau sekadar ngasoh di bench. 

Tapi sejauh ini belum terlihat Westbrook mampu mengangkat performa tim tanpa LeBron. Dia masih gemar stats padding dan terus mencoba menembak tiga angka yang kebanyakan sia-sia serta mengoleksi turn over.

Lakers yang begitu digdaya di musim 2020 dalam pertahanannya seolah kehilangan tajinya di musim ini. 

Diisi oleh sekumpulan veteran sepertinya membuat mereka sering kedodoran di babak kedua terutama di quarter keempat. Hal yang sangat terekspos ketika kalah melawan Celtics 130-107, mereka membiarkan Celtics mencetak 37 poin di Q4 saja dan inferior dalam rebound.

Akan menjadi percuma punya amunisi offense yang menakutkan tapi pertahanan yang mudah diacak-acak. Sepanjang musim ini Lakers baru sekali tak kemasukan poin di atas 100, lawan Houston. 

Sepertinya kehilangan role player macam Caruso begitu berdampak dalam pertahanan. Ya, memang susah menjadikan Carmelo terus mengejar bola dan marking ketat di musim ke 18nya bermain.

Prahara Lakers tak berhenti disitu saja. Badai cedera silih berganti menghantam satu-persatu pemainnya. Bahkan Kendrick Nunn belum debut resmi dengan seragam Lakers pun dengan Ariza. 

Alhasil Westbrook dan Davis menjadi andalan Vogel dalam beberapa game, ditambah Carmelo dan Howard yang tak bisa lagi bermain dengan minute play tinggi.

Tapi seperti yang disinggung di paragraf awal, tak semua tim dibangun untuk rekor fantastis di musim reguler. 

Bagaimana pun penentuan juara ada di play-off dan lagipula musim masih jauh dari kata selesai. Ada catatan positif juga dari beberapa game Lakers yang sudah lewat, mereka memenangi semua pertandingan yang berakhir ovetime.

Mentalitas tak menyerah di overtime sangat peting jika memang Lakers fokus untuk play-off yang berformat best of seven. 

Semua itu harus disertai usaha untuk menjaga kesehatan para veteran ini, karena percuma juga membangun tim untuk play-off tapi lolos play-in saja gagal. Frank Vogel harus memeras otaknya agar posisi Lakers dan dirinya di kursi head coach aman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun