Dampaknya begitu terasa dan diperparah semakin populernya sepak bola profesional, Corinthian yang mengandalkan laga eksebisi semakin ditinggal penikmatnya. Mereka akhirnya ikut bermain di FA Cup pada 1923 meski tak pernah meraih kesuksesan.
Situasi semakin sulit ketika kandang mereka, The Crystal Palace dilalap api pada 1936 menjadikan mereka tim tanpa homebase. Sementara sisi amatir sepak bola semakin ditinggalkan membuat pendanaan semakin sulit. Corinthian akhirnya menyerah dan mengakhiri riwayatnya di 1939 dengan merger dengan Casuals FC. Mereka membentuk klub baru, Corinthian-Casuals FC.
Mereka pun menanggalkan jersey legendaris putihnya yang mana juga menginspirasi warna Real Madrid menjadi merah muda-cokelat khas Casuals FC. Kini Corinthian-Casuals FC hanyalah salah satu peserta Isthmian League yang merupakan level ketujuh dari piramida sepak bola Inggris. Setidaknya ada yang tertinggal dari spirit awal Corinthian, bermain dalam sisi amatir sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H