Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Koeman dan Status Legenda yang (Lagi-lagi) Tak Menjamin Kesuksesan

28 Oktober 2021   14:55 Diperbarui: 28 Oktober 2021   15:01 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Enrique di Katalan juga berbuah manis setelah dengan instan. Barcelona kembali meraih juara Liga Champions dan merajai La Liga. Kejayaan Enrique ditopang trio Messi-Suarez-Neymar yang sedang menikmati masa primanya. Setelah Enrique pergi, Barcelona ditangani oleh Valverde yang lagi-lagi orang luar. Hasilnya Valverde dipecat setelah permainannya dianggap tidak memuaskan dan indah.

Setelah Valverde pergi manajemen mulai ngawur dengan mengejutkan mendatangkan Quique Setien. Ditambah dengan terkuaknya skandal Barthomeu, Setien mengantarkan Barcelona ke pintu gerbang kemunduran. Penunjukkan Koeman agaknya adalah usaha manajemen mengembalikan trah Barcelona.

Tapi lagi-lagi, status mantan pemain atau legenda klub tak akan membantu banyak ketika hasil minor datang. Koeman memang agaknya bermasalah dengan sifat keras kepalanya itu. Dengan mudahnya ia membiarkan Luiz Suarez pergi ke Atletico Madrid dan bahkan menjadi juara La Liga disana, menyianyiakan banyak talenta, dan seringkali perkataannya menjadi bumerang.

Dipecatnya Koeman pagi ini mengejawantahkan bahwa selama beberapa musim terakhir memang Barcelona dipanggul oleh Messi. Kebuntuan skema-skema arahan Koeman dan mandulnya ketajaman lini depan membuat lubang yang ditinggal Messi begitu terasa.

Luuk de Jong lebih bagus daripada Neymar dalam duel udara

Mungkin Koeman memang benar, tapi ketika sebuah tim punya Neymar jelas tak mungkin mereka memaksakan skema bola lambung dan umpan silang. Sampai sekarang, Luuk de Jong hanya mampu mencetak sebiji gol.

Namun keputusan sudah diambil oleh Laporta meski mendapat konsekuensi pesangon yang mencapai 12 juta. Kerugian apabila Barcelona gagal juara atau lolos Liga Champions di kahir musim jelas bakal lebih besar. Kabarnya manajemen sudah hampir pasti mengamankan jasa Xavi Hernandez. Lagi-lagi Barcelona ingin mereplikasi masa emas Pep, kali dengan cara menunjuk Xavi yang dulunya juga salah satu pilar kesuksesan Pep.

Tapi mungkin Laporta lupa, Pep dan dirinya tidak sendirian dalam kesuksesannya dulu. Mereka ditopang oleh Ferran Soriano dan Txiki Begiristain yang keduanya sekarang bersama Pep juga sedang membangun kekaisaran olaharaga di Manchester biru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun