Namanya semakin dikenal setelah beberapa kali dipercaya sebagai asisten wasit maupun official keempat di laga-laga Bundesliga. Namanya tercatat sebagai wasit perempuan pertama yang memimpin pertandingan sepak bola pria sejak 2007 di divisi 2 Bundesliga.
Bukan tanpa halangan, Steinhaus beberapa kali menjadi korban pelecehan ketika bertugas. Termasuk ketika dikonfrontasi oleh Pep semasa di Bayern Munich dan mendapat komentar seksis dari Demirbay. Bisa dibilang Steinhaus menjadi pelecut bagi wasit-wasit muda perempuan lainnya untuk tetap berjuang dan dipandang setara dengan pengadil pria.
Howard Webb
Hanya berselang beberapa bulan setelah memimpin laga final UCL antara Bayern Munich lawan Inter, Webb didapuk jadi pengadil di final Piala Dunia 2010. Webb mencetak rekor dengan 14 kali mengangkat kartu kuning sepanjang laga, lebih dari dua kali lipat rekor sebelumnya.
Webb mengkritik permainan keras yang memaksanya ringan tangan mencabut kartu meski di sisi lain ia dikritik sebab tak segera memberi kartu merah bahkan pada aksi berbahaya Nigel de Jong pada Xabi Alonso. Seusai laga Webb membenarkan seharusnya ia mengganjar de Jong kartu merah dan menjadi salah satu penyesalannya.
Ada fakta unik mengenai Howard Webb, pada maret lalu dia resmi menikahi Bibiana Steinhaus setelah menjalin hubungan istimewa sejak 2016. Well, selamat bagi keduanya.
Iwan Sukoco
Meski ada nama-nama lain, Iwan Sukoco lah yang lebih sering beredar di perdendangan warung kopi dan hilir mudik di headline media massa sepanjang gelaran Liga 1 2019. Wasit yang pernah menyabet gelar wasit terbaik versi PSSI 2013 ini acapkali jadi sasaran kritik pedas akibat kepemimpinannya di lapangan. Tercatat Teco Cugurra, Mario Gomez, Simon McMenemy, Rene Alberts, hingga Sartono Anwar pernah merasa dikerjai habis-habisan oleh Iwan.
Performa menukiknya padahal pernah menjadi wasit terbaik tak pelak menjadi indikasi mandeknya sistem evaluasi wasit oleh regulator liga. Seringkali bahkan media-media massa menjadikan namanya sebagai salah satu kompenen yang harus diwaspadai sebab seringnya ia memberi keputusan kontroversial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H