Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dibanding Back-pass, Aturan Gol Tandang Tak Ada Apa-Apanya

27 Juni 2021   13:01 Diperbarui: 27 Juni 2021   13:33 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Neuer adalah kiblat bagi kiper modern. (AFP/Gabriel Boys)

Sebagai tim yang lolos sebab menggantikan Yugoslavia yang sedang perang, Denmark berhasil meraih gelar juara dengan mengalahkan Jerman yang baru saja juara dunia di partai puncak.

Adalah Peter Schmeichel, penjaga gawang Manchester United yang membawa back-pass sebagai bagian integral Denmark 1992. Kesuksesan Denmark banyak dibicarakan bak cerita dongeng, tapi di kesempatan lain dicibir sebab taktik anti-footballnya.


IFAB sebagai badan tertinggi yang menentukan aturan main sepak bola sebenarnya sudah bergerak sejak 1990, namun kajiannya lamban. Agaknya kecerdikan Schmeichel sepanjang EURO sudah melecut IFAB dan FIFA segera mensahkan aturan baru back-pass seusai gelaran EURO 1992.

"Kiper memiliki hak istimewa yang langka dalam sepak bola, penggunaan tangannya untuk menjaga gawangnya tidak kebobolan, yang sebenarnya tidak mungkin. Tapi tak seharusnya  hak istimewa itu disalahgunakan." Tulis rilis FIFA.

Semenjak itulah dunia sepak bola menjadi benar-benar berbeda, setidaknya setelah aturan offside diperkenalkan. Sepak bola jadi jauh lebih menyerang dan efek instan langsung terilhat pada gelaran liga domestik. Jumlah gol meroket tajam, Liga Inggris yang baru rebranding sebagai Premier League menorehkan 46 gol lebih banyak daripada musim sebelum aturan back-pass diterapkan, Liga Italia bahkan 163 gol lebih banyak, Spanyol 41 gol, dan Perancis 92 gol. Hasil yang diharapkan pihak-pihak yang menghendaki perubahan aturan.

Namun bagi penjaga gawang aturan baru back-pass tak ubahnya bencana di awal-awal penerapannya. Kebanyakan kiper jaman itu tak dilengkapi skillset seorang pemain bola pada umumnya.

Tugasnya hanya menepis atau menangkap bola dan diselingi menendang drop kick atau tendangan gawang serta melempar bola tangkapannya ke pemain bertahan. Strategi mengoper ke kiper semakin jarang dilakukan sebab lemahnya kemampuan kiper menguasai bola.

Jauh kedepan aturan back-pass ini menghasilkan role baru bagi penjaga gawang berupa sweeper-keeper. Kiper semakin dituntut mampu menggunakan kakinya untuk ikut berkontribusi dalam membangun serangan. Naiknya pamor Manuel Neuer di Piala Dunia 2014 semakin menahbiskan tren baru ini.

Kiper yang berani keluar kandangnya dan piawai mengirimkan bola-bola ke rekannya. Turut campurnya Pep Guardiola semakin menjadikan sweeper-keeper adalah real deal bagi tim, sampai-sampai ia mendepak Joe Hart dari tim utama sebab ketidaknyamanan Hart memainkan bola di kakinya.

Neuer adalah kiblat bagi kiper modern. (AFP/Gabriel Boys)
Neuer adalah kiblat bagi kiper modern. (AFP/Gabriel Boys)
Penghapusan aturan gol tandang mungkin tak akan menghasilkan revolusi taktik seperti back-pass atau offside. Kita hanya akan disuguhkan kedua tim tidak akan segan-segan saling serang sepanjang laga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun