Mohon tunggu...
Reza Febrian Fajar R.
Reza Febrian Fajar R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial

Respon Indonesia terhadap Krisis Global 2008: Efektivitas Bauran Kebijakan Fiskal dan Moneter

18 November 2024   14:13 Diperbarui: 18 November 2024   14:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Salah satu langkah utama adalah penurunan suku bunga acuan BI untuk mendorong konsumsi dan investasi. Pada bulan November 2008, BI menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 7,75%, dari sebelumnya 9,25%. Penurunan suku bunga ini bertujuan untuk menurunkan biaya pinjaman bagi perusahaan dan rumah tangga, serta mendorong investasi yang lebih besar di sektor-sektor yang sedang lesu.

Selain itu, BI juga meningkatkan likuiditas di pasar uang dengan menyuntikkan dana ke dalam sistem perbankan. Langkah ini penting untuk menghindari kekurangan likuiditas yang dapat mengganggu sistem perbankan dan memperburuk ketegangan ekonomi. BI juga melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempertahankan stabilitas rupiah terhadap dolar AS, yang saat itu mengalami volatilitas tinggi.

Bank Indonesia juga memperkenalkan kebijakan pelonggaran makroprudensial untuk membantu bank-bank dalam mengatasi masalah likuiditas. BI menurunkan rasio cadangan wajib minimum (GWM) untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi bank-bank untuk memberikan kredit. Kebijakan ini membantu sektor perbankan tetap stabil dan memastikan aliran kredit kepada perekonomian berjalan lancar.

Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter: Menghadapi Dampak Krisis

Bauran kebijakan fiskal dan moneter yang diambil Indonesia dalam menghadapi krisis keuangan 2008 terbukti efektif untuk menahan dampak buruk krisis dan mempercepat pemulihan ekonomi. Kebijakan fiskal yang ekspansif, melalui peningkatan pengeluaran dan program stimulus, berperan penting dalam menjaga permintaan domestik dan melindungi sektor-sektor yang terdampak langsung oleh krisis. Di sisi lain, kebijakan moneter yang longgar membantu menjaga likuiditas, menurunkan suku bunga, dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Meskipun Indonesia tidak terhindar dari dampak krisis global, ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif pada 2009 dengan angka pertumbuhan sekitar 4,5%. Perekonomian Indonesia terhindar dari resesi yang lebih dalam, yang dialami oleh banyak negara maju lainnya. Bahkan, sektor konsumsi domestik dan investasi infrastruktur, yang didorong oleh stimulus fiskal, menjadi pendorong utama pemulihan.

Namun, meskipun Indonesia berhasil mengatasi dampak krisis dalam jangka pendek, tantangan jangka panjang tetap ada. Salah satunya adalah kebutuhan untuk mengelola defisit anggaran dan utang pemerintah yang meningkat akibat kebijakan stimulus. Selain itu, ketergantungan pada ekspor komoditas juga menunjukkan perlunya diversifikasi ekonomi Indonesia untuk menghadapi guncangan eksternal di masa depan.

Pembelajaran dari Krisis 2008

Krisis keuangan global 2008 memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia tentang pentingnya kebijakan fiskal dan moneter yang responsif dalam menghadapi guncangan ekonomi besar. Sinergi antara kebijakan fiskal yang ekspansif dan kebijakan moneter yang longgar terbukti efektif dalam mengurangi dampak krisis dan mendukung pemulihan ekonomi.

Bauran kebijakan yang tepat tidak hanya membantu Indonesia bertahan di tengah gejolak ekonomi global, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi domestik di masa depan. Ke depan, Indonesia perlu memperkuat fondasi ekonomi, mendorong diversifikasi sektor industri, dan memastikan pengelolaan fiskal yang berkelanjutan agar tetap siap menghadapi tantangan ekonomi global yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun