Mohon tunggu...
Reza Pratama Nugraha
Reza Pratama Nugraha Mohon Tunggu... Programmer - Penulis Amatir

Seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Bising

1 Mei 2023   03:23 Diperbarui: 1 Mei 2023   05:18 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pulang-pulang langsung serobot makan." Ucap Wati, istri Yadi sambil mengelus-ngelus perut hamilnya yang telah mendekati 3 bulan waktu kelahiran. "Uang makan ada pak?"

"Nanti yah Ti, malem bantu kabelan orkes belum cair duitnya," Ucap Yadi, yang hidupnya melakukan segala kerjaan ketika barang-barang elektronik bekas yang diperbaikinya tidak laku, "Aku mau nagih uang Pak Saipul, ini Amplinya udah jadi. Nanti kukasih kamu semuanya."

"Jangan buat rokok yah," Ucap Wati yang biasanya langsung muntah jika mencium bau asap tembakau, "Awas kalo kecium."

"Iya, iya..." Ucap Yadi, kembali menghabisi tempe yang terasa begitu nikmat dengan kecap dan sambal. Setelah selesai ia berdiri, mengabaikan kopi hitam yang dibuatkan istrinya dan pergi membawa ampli.

"Aku berangkat dulu," Yadi berkata demikian sambil mencium kening istrinya.

"Hoekk!"

"Yaaah Ti... ughh... hueekk..."

Telah basah baju Yadi oleh muntah, lagi bau itu membuat Yadi muntah juga karena baru saja ia makan. Baru ingat Yadi sebelum pulang ia merokok dulu barang kawan-kawan. "Pes, apes..." Ucap Yadi segera mengganti bajunya dan bau muntah itu belum hilang juga.

***

Setelah mengganti baju Yadi segera mengikat ampli tersebut di motor tanpa mandi terlebih dahulu dan pergi meninggalkan istrinya yang masih bete dengannya. Tak lama ia sadar dirinya belum shalat Dzuhur. Jika dia berkunjung ke rumah Pak Saipul bisa dibuat lama dia bertamu sampai lewat waktu shalat.

Di tengah jalan akhirnya Yadi memutuskan untuk shalat di mushala paling dekat. Terlihat mushala yang sudah sepi kegiatan, Mushala At-Taqwa, mushala yang cocok karena ia tidak ingin orang-orang menciumi baunya yang masih kurang sedap. Memparkir motor butut Vega-R 2003 miliknya, terlihat di halaman mushala banyak orang-orang berkeringat pulang sambil berkata-kata kotor, tapi Yadi tak hiraukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun