Mohon tunggu...
Reza Pahlevi
Reza Pahlevi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Institut Prima Bangsa

Saya mempunyai hobi berolah raga, setiap hari saya bangun pagi (morning person) saya juga mempunyai rasa tanggung jawab tinggi, untuk konten yang saya sukai beragam tapi saya lebih suka konten edukasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebijakan dan Inovasi Pendidikan di SDN 4 Megu Gede

12 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 12 Januari 2025   08:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari sekian banyak ekskul, pencak silat menjadi salah satu yang paling menonjol. Salah satu siswa bernama Anggi berhasil meraih juara satu tingkat kabupaten Jawa Barat dalam cabang pencak silat. Keberhasilan ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga membuka peluang bagi Anggi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dengan menggunakan sertifikat prestasi sebagai salah satu syarat penerimaan. Cerita sukses ini menjadi inspirasi bagi siswa lain untuk terus mengasah bakat mereka melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Juara 1 Pencak Silat Tingkat Kabupaten Tahun 2024    
Juara 1 Pencak Silat Tingkat Kabupaten Tahun 2024    

Bapak Indra Setiawan, wali kelas 6A, menjelaskan bahwa sekolah ini telah memanfaatkan teknologi seperti proyektor untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Proyektor yang tersedia di laboratorium sering digunakan untuk menampilkan materi video interaktif, seperti pelajaran tata surya. Dengan video tersebut, siswa dapat melihat bentuk planet, ukuran, serta urutan planet secara nyata, sehingga pemahaman mereka lebih mendalam dibandingkan hanya dengan membaca buku atau mendengar penjelasan verbal.

Smartboard
Smartboard

Ibu Dede menambahkan bahwa penggunaan smartboard semakin memperkaya pengalaman belajar siswa. Melalui smartboard, siswa tidak hanya belajar melalui penjelasan lisan, tetapi juga dengan visualisasi yang nyata dan interaktif. Sebagai contoh, ketika membahas dampak dari membuang sampah sembarangan, siswa diajak melihat ilustrasi banjir melalui layar smartboard. Hal ini membantu mereka memahami bagaimana perilaku manusia memengaruhi lingkungan. Lebih jauh lagi, pelajaran ini tidak hanya terfokus pada materi IPA, tetapi juga terkait dengan pendidikan agama, seperti konsep kiamat sugra dan kubra.

Dalam mata pelajaran seni, terutama bernyanyi, Ibu Dede memiliki pendekatan yang unik. Ia mengajarkan siswa untuk tidak hanya memahami melodi melalui pendengaran, tetapi juga merasakan ritme lagu dengan sepenuh hati. Ketika nada yang dimainkan kurang tepat, ia tidak ragu untuk mengulang hingga siswa benar-benar hafal dan memahami nada yang benar. Metode pengajaran seperti ini membantu siswa yang memiliki bakat di bidang seni untuk berkembang lebih baik.

Bapak Junaedi, guru PJOK, menyampaikan pentingnya komunikasi antara sekolah dan orang tua. Meskipun interaksi langsung jarang dilakukan, keberadaan grup WhatsApp menjadi jembatan efektif dalam menyampaikan informasi. Salah satu contohnya adalah ketika ada siswa yang akan mengikuti lomba, sekolah terlebih dahulu berdiskusi dengan orang tua untuk meminta izin dan dukungan. Dukungan ini penting karena kolaborasi antara sekolah dan keluarga sangat memengaruhi perkembangan dan motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi.

Bapak Indra Setiawan menjelaskan bahwa sekolah memberikan perhatian khusus kepada siswa yang menghadapi kesulitan dalam belajar. Contohnya, siswa yang belum lancar membaca akan diberikan tambahan pelajaran di luar jam pembelajaran. Guru memantau perkembangan mereka secara rutin dan juga mengimbau orang tua untuk memberikan bimbingan di rumah. Dalam beberapa kasus, ada siswa yang kesulitan menulis dengan rapi atau lebih lambat karena kebiasaan menggunakan tangan kiri. Guru memberikan kelonggaran namun tetap memberikan pelatihan secara bertahap agar siswa dapat lebih terampil.

Keberagaman menjadi hal yang sangat dihargai di SDN 4 Megu Gede. Ibu Dede berbagi cerita tentang seorang siswa pindahan dari Medan di kelas 4B yang berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan baru meskipun memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Anak tersebut mampu bersosialisasi dengan baik dan tidak merasa dibeda-bedakan. Lingkungan yang inklusif seperti ini menunjukkan bagaimana sekolah menciptakan suasana yang mendukung perkembangan semua siswa tanpa memandang perbedaan mereka.

Sekolah juga secara rutin mengadakan rapat untuk mengevaluasi kebutuhan para guru. Bapak Indra mencontohkan bagaimana sekolah merespons kebutuhan media pembelajaran seperti alat bantu bangun ruang. Dengan persetujuan kepala sekolah dan pertimbangan anggaran, kebutuhan tersebut akan dipenuhi demi menunjang kualitas pembelajaran. Salah satu hasil konkret adalah pengecatan lapangan futsal dengan warna biru-kuning untuk memberikan semangat baru pada kegiatan olahraga.

Bapak Indra juga menerapkan program remedial bagi siswa yang nilainya berada di bawah rata-rata. Sebelum ujian, ia memberi tahu siswa bahwa mereka yang nilainya tidak memenuhi standar akan mengikuti remedial dengan soal yang berbeda namun memiliki tingkat kesulitan serupa. Dengan pendekatan ini, siswa diberi kesempatan untuk memperbaiki pemahaman mereka tanpa merasa terbebani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun