Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bhayangkara FC Juara Kontroversi, Sebaiknya Polisi Benahi Diri

10 November 2017   19:31 Diperbarui: 10 November 2017   19:36 2896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau bahas budaya populer atau pop kultur olahraga khususnya sepak bola  dapat ditemukan gap atau kesenjangan antara sipil dan polisi. Dalam humor-humor kekinian ala kids jaman now dalam bentuk meme atau gambar  disertai kalimat humor terlihat sekali bedanya. Meme kebanyakan menggambarkan inferiority complex sipil terhadap polisi seperti  seseru apapun kompetisinya akhirnya polisi pemenangnya. 

Selain itu kehadiran polisi sangat nyata terlihat dimana-mana sampai barisan VIP stadion sepakbola. Urusan musik dan yel-yel pun lebih teratur dan terukur serta bagus karena sering latihan bukan dadakan. Apalagi kehadiran polwan yang memang merupakan wanita-wanita cantik yang selalu mendukung membuat moral Bhayangkara naik dan moral musuh selalu turun karena minim fans wanita. 

Budaya Indonesia juga ada policewashing atau polisisasi budaya sehingga polisi dianggap sebagai kebenaran sekaligus pelindung sipil dimasa damai. Fenomena ini dapat  dilihat  dari ketergantungan masyarakat kepada polisi untuk menyelesaikan sengketa kehidupan sehari-hari.

Fenomena pembuatan klub-klub olahraga oleh polisi seharusnya sudah masuk ranah evaluasi. Sepakbola Indonesia semakin hari bukanya semakin maju malah semakin lemah karena campur tanganya para pejabat dan komandan kepada urusan olahraga sipil sampai pada tataran pengurus dan  peserta kompetisi. 

Alangkah baiknya polisi fokus pada keamanan saja sebagaimana aturan reformasi terutama pemisahan TNI dan polisi karena data menunjukan Indonesia masih kekurangan tenaga polisi dilapangan akan sangat parah apabila polisi ikutan main sepakbola. Anggaran polisi pun lebih jelas dan banyak sehingga alasan bikin klub untuk cari tambahan dana operasional tidak bisa rasional seperti TNI.

Saya memohon kepada Presiden Jokowi dan Menteri  Olahraga Nahrowi serta  Jenderal Polisi Tito dan Ketua PSSI Jenderal Edy untuk mengembalikan polisi kepada tugas  asalnya hanya sebagai  keamanan  pertandingan. Sudah cukup banyak masalah yang ditimbulkan oleh multifungsi lembaga negara dalam urusan publik sekaligus menutup lapangan kerja sipil dalam bidang olahraga sepakbola. 

Sebaiknya polisi segera angkat kaki dari kompetisi untuk kebaikan bersama. Kalau memang polisi ingin menjadi profesional yang baik sebaiknya hormati kedaulatan dan supremasi sipil terutama dalam bidang olahraga sepakbola. Demikian kiranya curhatan hati saya seorang sipil dan seorang penggemar olahraga sepak bola karena budaya semoga dapat didengarkan pihak  pemangku kepentingan semata-mata demi kebaikan bersama. sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun