Baena menyatakan bahwa manusia bukan malaikat sehingga pasti memiliki cela sehingga kritikan sastrawan abad pertengahan kepada gereja dijadikan bahan penulisan film ini. Anggapan bahwa situasi dan kondisi Eropa yang kurang stabil pada masa itu membuat banyak orang gabung ke gereja katolik bukan atas dasar panggilan iman namun karena lari dari kewajiban seperti wajib militer dan pajak yang tinggi.
Film ini dibuka dengan adegan-adegan "pengenalan" yang banyak memberikan informasi kepada penonton mengenai kondisi biara dan gereja, karakter personal para tokoh, serta sejumlah problematika yang mereka alami. Biar begitu, adegan-adegan tersebut tidak terkesan "menggurui". Suasana gereja khas asrama seperti umumnya biara memberikan kesan religius bahkan sejak menit-menit pertama.
Kisah berangsur-angur berubah layaknya film warkop namun yang diparodikan bukan kehidupan umat awam seperti dono, kasino dan indro namun rohaniawan katolik seperti para biarawati. Kejadian-kejadian tak wajar dalam artian nakal serta usil perlahan menggiring penonton dari suasana religius yang cenderung monoton dan terjadwal ke arah penuh tanda tanya dan intrik. Tak lupa, dilengkapi pelintiran lelucon yang mungkin bagi kalangan tertentu menyinggung karena ada permainan komedi dan simbol agama disini.
Layaknya film komedi pada umumnya, ada banyak punchline atau lelucon tidak terduga dalam film ini. Biar begitu, adegan-adegan punchline dalam film ini tidak monoton sehingga tidak terkesan "murah". Film ini tak hanya membombardir penonton dengan adegan-adegan mengejutkan, namun juga memberikan kesempatan kepada penonton untuk mencerna alur dengan baik.
The Little Hours memiliki plot yang cukup kuat, plotnya detail dan cukup "segar" bagi yang selama ini tidak bisa menertawakan kehidupan religius. Kekuranganya banyak adegan dosa besar yang dipaksakan dilakukan tokohnya secara tidak langsung melalui mabuk, seks dengan simbol setengah telanjang dan ciuman serta banyak kata-kata guyonan kasar dan rasis seperti fucking or jews padahal menurut saya apabila tidak ada penegasan itu cukup melalui dialog dan gesture atau bahasa tubuh tidak langsung film ini akan menjadi warkop tapi versi rohaniawan.
Meski ada banyak sosok-sosok lucu dalam film ini, namun tampaknya sosok suster Allesandra yang paling mengena bagi penonton. "Penciptaan" tokoh polos yang terlalu religius sehingga menjadi bahan guyonan menurut saya sangat berhasil.
Sosok Alison Brie yang cantik jelita seketika tak dapat dikenali lagi di sini. Bagaimana tidak? Gerak-gerik Allesandra sudah memberikan kesan sangat religius dan menjadi sangat keibuan bahkan sejak awal. Sutradara Baena berhasil menghancurkan karakter religius suster Allesandra dengan "mind breaking" plot dengan berbagai godaan keduniawian secara tidak terduga karena pengaruh internal dan eksternal.
Akhir kata, film komedi ini secara narasinya bagus, dan menurut saya memberikan standar baru bagi perfilman komedi untuk kategori 17 tahun ke atas. Namun budaya misoginis dan seksualitas yang terkesan dipaksakan melalui banyak simbol obyektifikasi wanita melalui sosok biarawati apabila penonton kurang cerdas dapat berakibat buruk kepada fakta dan realita rohaniawan katolik secara umum dilapangan.
Data media seperti bbc dan hasil penelitian akademisi seperti Floura Derounian masih menempatkan gereja katolik terutama biarawati sebagai lembaga dan profesi yang penting untuk kemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan dan pendidikan.Â
Sebagai pembanding tentu bisa kita lihat film IT yang genrenya horor dan sukses dalam pasaran media film. Dampak buruk dari tidak adanya kritikan atau keberatan dari asosiasi badut ternyata berdampak buruk. Ternyata menurut data lapangan yang dikutip berbagai media bahwa ada korelasi penurunan pemesanan badut di Amerika dengan pemutaran film IT yang menggambarkan atau steorotipyng badut sebagai penjahat.Â
Semoga saja dengan adanya film komedi ini yang menggambarkan rohaniawan katolik terlibat dosa melanggar kaul selibat tidak serta merta membuat gereja katolik menjadi buruk dimata umum karena diakhir film mereka melakukan pertaubatan kepada Uskup Bartolomoe.