Ketika masa sekolah dulu, saat ramai-ramainya reality show, layar kaca Indonesia pernah dihiasi oleh banyak waria di televisi terutama Global TV. Mereka berlomba-lomba untuk eksis di dunia hiburan tanah air untuk rebutan uang jutaan rupiah dalam program reality show "Be a Man" tahun 2000-an. Di sini ada fenomena menarik bertemunya kepentingan media yang sekuler seperti Global TV, MTV dengan lembaga yang konservatif sepeti TNI. Tercatat kedua lembaga ini berhasil kerja sama untuk menjadikan sasaran waria. Tentu media seperti TV tujuanya adalah profit atau keuntungan, sedangkan TNI mengemban tugas mulia menjaga marwah bangsa untuk membimbing para waria ke "jalan laki-laki pada umumnya".
Orang Indonesia memang terampil membuat sesuatu yang berbau reality show ataupun hiburan atau jangan-jangan eksploitasi. Jangankan soal waria yang dianggap laki-laki nyasar, setan dan iblis pun kebagian jatah dalam berbagai acara uji nyali yang beraneka ragam variasinya yang kalau bulan puasa hilang lalu muncul kembali. Tuhan pun tidak ketinggalan dapat porsi jatah tampil secara tidak langsung melalui acara-acara religi saat hari-hari suci. Semua topik bisa dijadikan bahan media sampai hubungan privasi macam pacaran pun bisa dikonsumsi publik melalui curhatan artis dan hipnotis seperti Uya Kuya.
"Siapa kamu?"
"Be a Man"
"Siapa kita?"
"Be a Man!" Jadi, laki-laki maskulin gagah tidak melambai!
Pada saat itu kalangan waria menjadi idola masyarakat kita dan nama-nama mereka pun terkenal kepada publik. Prajurit-prajurit TNI yang membina mereka juga terkenal. Begitu pula dengan para VJ MTV Global TV juga meroket berkat acara itu. Efek acara ini begitu luar biasa sampai-sampai banyak yang daftar entah karena alasan uang, popularitas, ataupun beneran mau jadi laki sejati. Latihan "Be a Man" juga berat loh diperlakukan setara dengan tentara latihannya juga di barak tentara plus diliput media.
Anehnya, alumni "Be a Man" bukanya kebanyakan "tobat" eh malah berprestasi di bidang kewarianya sampai keluar negeri. Tercatat banyak yang menjadi Miss Waria, ahli kecantikan sampai dapat beasiswa keluar negeri loh. Juara pertama angkatan pertamanya malah terkenal gara-gara buku warianya dan gelar doktornya di Amerika. Bahkan sempat mau nyalon Wali Kota Malang, namun gagal gara-gara masih belum laki sejati. Setelah berjalan beberapa angkatan ternyata program "Be a Man" hilang dari media dengan misterius.Â
Secara statistik tontonan acara ini sangat mendapat rating tinggi dari media di Indonesia. Kuat dugaan TNI berperan dalam menghilangnya program "Be a Man" ini dari Indonesia. Fakta menunjukan bahwa waria yang ikut "Be a Man" malah semakin terkenal dan tersesat dari jalan kelakian serta memperkuat eksistensi waria di Indonesia.
Putusnya kontrak TNI untuk melatih waria membuat media Global TV, MTV, menyerah dan tidak melanjutkan acara ini lebih lanjut. Seingat saya, zaman "Be a Man" belum banyak kontroversi dibandingkan heboh-heboh soal LGBT baru-baru ini. Kalau kangen "Be a Man" bisa tonton kembali gratis di Youtube kok. Kalau sekarang, acara sejenis ini pasti dihujat banyak pihak beda sama dulu yang adem ayem saja sepertinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H