Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Banyak Sarjana dan Diploma Daftar TNI?

9 Oktober 2017   11:28 Diperbarui: 9 Oktober 2017   12:07 15192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://rekrutmen-tni.mil.id/v2/index.php

Hingar bingar hut TNI ke 72 ternyata menyimpan kado manis bagi masyarakat terutama para sarjana dan ahli madya alias diploma lulusan berbagai perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta. Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah  pengangguran di Republik Indonesia mencapai angka 7,02 Juta Jiwa (5,81  persen dari jumlah penduduk). 6,22 % dari jumlah tersebut (sekitar  436 ribu jiwa) merupakan sarjana, atau minimal lulusan strata 1. 

Idealnya, angka pengangguran sebuah negara berada di angka 3% untuk  menemukan supply dan demand dari jumlah pencari kerja dan jumlah  kebutuhan tenaga kerja. Parahnya jumlah pengangguran indonesia terjadi terus selama rentang waktu tiga tahun secara terus menerus meski angka pengangguran jenjang alumni perguruan tinggi lebih kecil dari strata bawahnya (sd, smp, sma). Setidaknya rekrutmen TNI bisa menjadi harapan bagi para generasi muda milenial.

Masih segar ingatan generasi muda milenial dengan pelajaran sejarah dan cerita orang tua mereka. Kita tahu jaman doktrin dwifungsi  ABRI diajalankan sebelum orde reformasi berhasil menempatkan prajurit diberbagai bidang terutama politik dari bupati untuk ukuran mayor, gubernur untuk kolonel sampai menteri dan jenderal untuk presiden dan menteri. 

Cerita-cerita kedigdayaan era dwifungsi masih terasa sampai sekarang walaupun era dwifungsi sudah tidak ada dan tidak ada pejabat politik pemerintahan dari militer. Ada semacam konsensus terutama dikalangan generasi muda untuk menyebut TNI sekarang sebagai multifungsi atau multitasking bukan dwifungsi lagi seperti dulu dengan pengecualian politik pemerintahan tentunya. 

Urusan media infokom terutama film masih kelihatan pengaruhnya dengan kewajiban menonton film penghianatan g 30 s pki. Aneh bin ajaib begitu nobar diadakan disetiap markas militer dan tiga stasiun tv nasional (tvone, tvri, tvmu) serta  instansi sipil konon katanya anggota komunis gaya baru yang menurut para jenderal sebagai bahaya komunis gayabaru langsung hilang dan tak berani angkat senjata setidaknya untuk tahun 2017 nyali mereka dapat dikatakan sudah ciut. 

Jangankan urusan film, urusan sumber daya manusia seperti olahraga TNI sangat peduli kok silahkan cek para atlit dan pengurus olahraga berapa banyak status ganda dengan prajurit yang paling jelas klub PS TNI dan Ketua PSSI Edy Rahmayadi. Masih banyak yang lainya dengan status BKO mengurus urusan sipil dalam instansi seperti BIN dan Bakamla yang sering diplesetkan orang  awam sebagai korps TNI AL kedua setelah Marinir.

Pertama-tama animo para pendaftar yang tinggi kepada TNI dari lulusan sarjana dan diploma ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hasil penelusuran saya menemukan beberapa fakta yang tambahan akan saya ulas dalam beberapa poin berikut:

1. Pendidikan Gratis alias Ikatan Dinas alias Beasiswa, alasan paling rasional yang mendekati wawasan keilmuan. Bukan rahasia lagi kalau biaya pendidikan tinggi itu mahalnya mahal kebangetan. Lulus sarjana atau diploma pasti bingung cari beasiswa apalagi modal pas-pasan. Ikut Sepa PK lumayan membantu walau bidang kajianya  jadi bertambah aspek militer tapi lumayan kan dapet gelar tambahan setelah sarjana dan ahli madya. Apalagi pendidikan perwira dari diploma dan sarjana tergolong pendek hanya 7 bulan di akademi militer plus 1-2 tahun di sekolah kejuruan militer masing-masing angkatan.

2. Gaji tinggi alias banyak uang dan Promosi atau gratisan dimana-mana. Alasan paling hedonis yang mendekati wawasan ekonomi. Bukan rahasia lagi kalau gaji perwira lebih tinggi dari bintara dan tamtama. Tunjanganya juga banyak mulai dari keluarga  apabila telah menikah sampai bensin buat kesana kemari. Apalagi ada perlakuan khusus buat tentara apabila melakukan perjalanan terutama perwira pasti ada diskon atau potongan harga seperti yang pernah diterangkan kompasianer Susy Haryawan.

3. Jaminan Sosial, kesehatan dan Pendidikan yang sangat terjamin. Alasan paling masuk akal apabila situasi kondisi ekonomi Indonesia memang parah kesenjangan dimana-mana menurut data bps walaupun pertumbuhan ekonomi sangat baik namun ada gap antara kelas atas dan bawah sementara kelas menengah juga tidak lepas dari gap walau ada ditengah-tengah. Tercatat kesehatan keluarga TNI sudah lengkap fasiltas kesehatanya ada banyak. 

Jangankan sakit bahkan kalau mau gym atau olahraga tidak usah bayar mahal di komplek banyak gratisan tempat latihan olahraga dari mulai catur sampai menembak. Tambahan fasilitas pendidikanya juga lengkap meliputi tk sampai sma di markas setempat sampai universitas di markas teritorial. Jadi yah buat merencanakan keluarga kedepan lumayan terjaminlah kecuali soal rumah dinas silahkan siap-siap nabung buat beli rumah sendiri agar tak bermasalah nantinya karena setelah pensiun suka ada post power syndrom. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun