"Turis sex ini sudah di Jakarta. Dia seneng bikin video youtube  dimana dia "mengajar" cara dapat cewek asia seenaknya lewat App Tinder.  Lalu dia bikin video (sex?) tanpa minta izin dl dan dia kemudian jual  video itu online di "website VIP". Setahu aku dia udah lakuin ini di  taiwan, vietnam, thailand dan jepang sebelum dtg ke indonesia." tulis Bel Nielsen seorang penggiat sosial media.Â
Saya pribadi membebaskan orang melakukan hubungan seksual dengan catatan minimal cukup umur, suka sama suka atau atas persetujuan keluarga masing-masing melalui ritual seperti pernikahan soal dosa atau aturan itu kembali kepada masing-masing orang yang melakukan. Secara umum budaya Indonesia sangat menolak apa yang dilakukan oleh Davi Bond dari banyak aspek mulai dari religi sampai sosial. Saya mengajak pembaca terutama wanita waspada kepada Davi Bond.
Ini bahaya. Kenapa? Â Karena di sini ada permainan psikologi atau komunikasi beraroma mengecoh dan menipu. Publik terutama barat dapat saja terseret kepada pola pikir hingga menarik kesimpulan yang keliru. Sebab, secara umum dapat dikemukakan bahwa wanita Indonesia gampang diajak seks bebas padahal banyak wanita cita-cita hubunganya sampai ke pernikahan kecuali sedikit saja seperti kompasianer Riza Hariati yang terang-terangan profilnya gak mau pacaran bahkan menikah, sementara Davi Bond tak lebih dari pada Asian Sex Daily dan TheRedPhill yang mengeksploitasi wanita untuk hubungan seks dan menyebarluaskanya tanpa ijin yang parahnya lagi sasaranya bukan wanita pekerja seks yang profesional namun wanita biasa.
Kehadiran orang asing atau bule sendiri di Indonesia memang tak masalah. Toh, bule ini punya sejarah panjang yang positif seperti misionaris dan yang negatif seperti penjajah. Sedangkan Davi Bond, acap  dikritik, ditolak,  karena memang cenderung terang-terangan dan bahkan  terkesan bangga  menjadi pionir seks bebas yang diupload di dunia maya, jika memang Davi Bond itu  memang baik, tak hanya yang sealiran seks bebas melainkan yang tidak suka seks bebas pasti akan mengapresiasi dia terutama di akun sosial medianya seperti youtube dan lainya. Intinya kalau haternya sangat banyak juga daripada likenya dapat dipastikan kejelekan perilakunya terutama konten videonya sangat gila.
Davi Bond aslinya bernama Campbell adalah warga negara A.S. dari California, seorang "seniman  pick-up" atau pick up artist dalam konotasi negatif seks yang diproklamirkan sendiri, dan peniru Julien Blanc, yang  telah melakukan perjalanan keliling Asia untuk melecehkan dan  mengeksploitasi wanita secara seksual. Tindakannya berasal dari ideologi  misoginis dan anti-Asia.Â
Dalam retorika situs webnya, Campbell akan menunjukkan "bagaimana cara mengundang pulang  seorang gadis dengan cara yang TIDAK DAPAT DIA TIDAK MENGATAKAN TIDAK".  Dia membuat komentar penghinaan tambahan seperti: "Tahukah Anda bahwa  populasi Jepang saat ini sedang menurun karena laki-laki yang tidak  cukup percaya diri untuk berbicara, berkencan, apalagi bertanya kepada  perempuan?" Dan "Jangan percaya saya? AKU BERANI ke google 'Herbivore  men Japan' dan pria Jepang takut untuk seks.
Davi Bond ini setipe dengan Asian Sex Daily dan The Red Phill serta julien Blanc yang ngajarin pake psikologi dan rayuan untuk naklukin wanita kemudian setelah hubungan seks lalu wanita ditinggalkan begitu saja tanpa imbalan apapun seperti uang makanya dibenci sama kaum feminist. Pernah ada video di akun dia paling kontroversi sampe dia diban diseluruh hongkong.Â
Davi Bond ngajarin temennya untuk naklukin wanita di klub, yang udah bawa  anjing. anjingnya itu masih berusaha melindungi wanitanya, bahkan sampe saat mulai begituan anjingnya tetap setia gelendotan sampe seakan-seakan gak rela dan ngajak pulang majikan wanitanya. Anehnya birokrasi jaman now atau birokrasi disini tetap mengijinkan Davi Bond datang ke Jakarta kan gila padahal info soal kejahatan dia uda ramai di website siapa sih yang gak kenal Davi Bond, Asian Sex Daily dan The Red Phill serta  Julien Blanc? 4 Serangkai predator wanita asia.
Rekam jejak Davi Bond sendiri dapat dilacak dari akun dia pernah Thailand, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Taiwan dan Hong Kong. Kadang dengan bayaran minimal traktir makan dan bayar hotel, kadang juga mengandalkan ketampanannya. Setiap mengajak berhubungan dengan wanita, David selalu merekam tanpa sepengetahuan wanita tersebut.Â
Parahnya  kemudian Ia mengunggah foto dan video hubungan intimnya dengan wanita untuk tujuan komersial dengan akun berbayar melalui media sosial seperti Vimeo dengan nama akun Hello Davi Bond seharga 15 US dollar sampai 67 US dollar. Memang pernah netizen ramai-ramai menandatangani petisi pemblokiran terhadap website Bond melalui situs Change.org namun sampai sekarang akun youtube dan Vimeo hello davi bond masih hidup.
Saya menghimbau kepada para wanita Indonesia pada umumnya dan wanita Jakarta untuk berhati-hati. Mulailah waspada terhadap orang asing lalu tanyakan latar belakang  atau komitmen mereka untuk bertanggung  jawab dalam hubungan karena sedang tren turis seks bebas seperti ini yang maunya mengincar wanita biasa secara murah bahkan gratis. Tolong jangan mudah tertipu bule-bule rasis yang hanya ingin seks dari kalian lalu buang kalian setelah dipakai kemudian gambar dan video seks kalian tersebar ke seluruh dunia.Â
Hilangkan inferiority kompleks kalian dan pikirkan masih banyak pria Indonesia yang mau menjalani hubungan dengan bertanggung jawab seperti kompasianer bang bo atau gatot swanindito. Waspadalah para wanita waspadalah jangan mau jadi korban Davi Bond selanjutnya karena dia  sekarang sedang cari mangsa  di Jakarta!
Untuk tahu lebih banyak sepak terjang mereka silahkan cari sendiri di mesin pencari seperti google. Satu hal yang jelas mereka para predator sangat berbahaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H