Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Supir Menjadi Pahlawan Peristiwa Bersejarah di Korea Selatan

7 Oktober 2017   10:31 Diperbarui: 7 Oktober 2017   11:25 18047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di lain pihak yang berkuasa dan  pemerintah  menyebarkan beita  bahwa Kim merupakan  agen komunis  dan Peter  merupakan agen intel asing sehingga mereka juga diburu.

Sayang beribu sayang kalau pembaca merupakan seorang kritikus film seperti  S Aji dan Yusran Darmawan pastilah  akan kecewa karena suatu hal  mendasar apabila  ada  keterlibatan orang asing. Film ini termasuk film berkarakter "Whitewashing". Yakni film yang selalu menghadirkan orang kulit putih, Kaukasoid, selalu sebagai pahlawan; semacam kultus kulit putih tanpa pernah retak. 

Saya kira, benar adanya karena Peter digambarkan sangat sempurna penuh  ketegaran dan keberanian  dibandingkan supir Kim yang kadang  khawatir keselamatan dirinya, kendaraan taksinya  dan nasib putrinya yang sendirian dirumah karena harus pergi lama berhari-hari. 

Terlepas dari sisi yang memang nyebelin ini, satu hal menarik yang perlu dilihat adalah konsistensi manusia atas profesinya. Terlebih-lebih ketika manusia  teruji kepada situasi dan kondisi tertentu, yakni terjadinya anomali antara kondisi  ideal pekerjaan dengan kondisi real  dilapangan. Dari kacamata seorang supir Kim  tentu kondisi ideal merupakan perjalanan yang lancar  tanpa hambatan otoritas dengan kartu pengenal supirnya. 

Dari kacamata seorang wartawan Peter tentu kondisi ideal merupakan perekaman yang  lancar tanpa hambatan otoritas dengan kartu pengenal persnya. Masalahnya  situasi lapangan sedemikian pelik sehingga kedua orang  yang  profesinya seharusnya menjaga jarak  dengan politik malah terlibat dalam konflik langsung kedua kubu.

Ada percakapan antara supir kim dan  wartawan peter yang merenungkan kembali apa sebab mereka bertahan. Peter dari Jerman  merupakan wakil Barat bertahan untuk diri sendiri demi penghargaan pers suatu ajang bergengsi bagi jurnalis. Sedang bagi Supir Kim bertahan adalah pengorbanan diri untuk sesuatu yang lebih besar. Yakni keberlangsungan hidup keturunanya yaitu Kim Seung Pil agar  tidak hidup menderita dengan uang  upah dari wartawan  Peter  atas jasanya.

Terhadap alasan-alasan kedua tokoh utama yang cenderung individualistis dan bahkan sangat apolitis sekali sebenarnya karena kedua pihak awalnya tidak peduli sama  sekali dengan Gwangju. Film ini menunjukan perkembangan kedua tokoh yang  kemudian ternyata mengalami pencerahan untuk terlibat langsung secara emosional karena alasan sosial.

 Satu persatu  orang-orang yang melindungi Supir Kim dan Wartawan Peter dengan sukarela  mengorbankan  nyawa untuk keselamatan  informasi  rekaman  gwangju membuat  sisi kemanusiaan  bangkit mengalahkan sisi kebinatangan.  Kim  dan Peter pun kemudian  bahu  membahu bekerja  sama untuk  lolos dari gwangju ke seoul dengan berbagai  intrik serta penyamaran agar  rekaman  gwangju dapat tersiar utuh melalui luar negeri. 

Sayang dikemudian hari hanya Peter yang mendapat  penghargaan  karena dia lupa menanyakan identitas asli Supir Kim.  Kedua sahabat yang saling mencintai dalam kemanusiaan ini  pun tidak dapat jatah  yang  adil dalam sejarah. Satu orang  meninggal sebagai pahlawan dan satunya meninggal sebagai  pengkhianat tanpa  pernah bisa bertemu kembali. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun