Mohon tunggu...
Reza Nurrohman
Reza Nurrohman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

manusia yang terus bertumbuh. tidur dan makan adalah hal yang lebih menyenangkan sebenarnya namun berkerja merupakan kewajiban saya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Oei Tjoe Tat Tionghoa Menteri Indonesia yang Terlupakan Paska Tragedi 1965

21 September 2017   17:43 Diperbarui: 21 September 2017   18:50 4069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Petualangan  Oei Tjoe Tat yang penuh lika-liku sebagai menteri kepercayaan sekaligus  agen rahasia presiden Sukarno menyebabkan Oei memiliki banyak musuh. Ada yang bilang Oei cuma makan gaji buta, ada yang bilang Oei antek  asing, ada yang bilang Oei agen ganda, Ada yang bilang Oei pahlawan, ada  yang bilang Oei tokoh yang  harus dihormati.

Sayang Presiden Suharto  yang naik karena 1965 punya pandangan lain. oei dianggap kaki tangan  Sukarno dan komunis. Soeharto menahan Oei Tjoe Tat bersama 14 orang  menteri lainnya dalam  Kabinet Dwikora yang disempurnakan pada tanggal  12 Maret 1966. Penahanan  ini dilakukan sebagai bagian dari upaya  de-Soekarnoisasi oleh Orde  Baru. Dalam pejara Oei juga mengalami berbagai perlakuan tidak menyenangkan sebagai tahanan namun menurut  buku-buku tahanan lain yang bukan pejabat penting menyatakan mantan  menteri dapat fasilitas lebih bagus.

Aneh tapi nyata, salah satu  seteru Oei pada  masa lalu yaitu Adam Malik yang menjadi pejabat tokoh  orba menjadi orang yang berjasa membebaskan Oei. Loyalis Sukarno yang  lain seperti Subandrio dan Hanafi sudah anggap Adam Malik sebagai malin kundang kubu Sukarno yang menyebrang ke kubu Suharto.

Saya pribadi  berpendapat perilaku Oei yang low profile dan ringan tangan membantu  beliau dihormati kawan dan lawan. Terbukti setelah bebas Oei bisa  berkarir sebagai pengacara dengan pengawasan namun nasibnya lebih baik  cuma syaratnya Oei harus diam terbukti kemudian bukunya dilarang beredar  namun Oei masih bisa bebas. Sayang Oei mengalami sakit-sakitan dan  belum sempat melihat Suharto turun dan reformasi berjalan.

Saya  harap generasi muda Indonesia dan Tionghoa dapat mengambil banyak  pelajaran dari Oei tokoh serba bisa. Oei Tjoe Tat seorang manusia yang  profesional mampu mengemban tugas dengan baik dan berkawan dengan siapa  saja dari kalangan berbeda. 

Apabila seruan rasis atau SARA di  propagandakan sudilah kiranya saudara-saudari menjelaskan nama Bapak Indonesia yang terlupakan dari kalangan Tionghoa seperti Panglima Muda Laut Laksamana ALRI TNI AL John Lie, Tokoh Hukum Yap Thiam Hiem sampai  Menteri Negara Oei. Ingatkan mereka yang SARA kalau dulu ternyata tokoh  Tionghoa berhasil duduk pada jabatan penting dan berhasil menjalankan  tugas dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun