Pertama, Yakin lebih baik atau buruk? coba cek berbagai macam pandangan tentang medsos dari tokoh-tokoh pemikir islam dari mulai yang paling tradisional sampai modern dan dari mulai yang paling liberal sampai radikal. Sudah semua saudara-saudari? langkah selanjutnya temukan jawaban pada hati nurani siapakah yang pandanganya paling pas dihati lalu ikuti dengan sepenuh hati.
Kedua, Apa iya kita sesempurna itu?  apakah kita seorang malaikat? ingat berdasarkan pesan nabi kita semua berpotensi menjadi makhluk yang lebih rendah dari binatang. alangkah baiknya kita mendahului fatwa MUI dengan saling menjaga marwah diri sendiri sebelum merugikan orang lain.
Ketiga, Ingatlah apa yang kita tanam itulah yang kita petik. Kira-kira begitulah konsep nenek moyang yang lebih mudah kita pahami dengan istilah karma dan darma. karma apabila melakukan kejahatan pasti berbalas kejahatan. darma apabila melakukan kebaikan pasti berbalas kebaikan. Akhirnya bisa kita pilih pro fatwa kemudian kita bikin gerakan kawal mengawal atau kita selow-selow aja dengan yang kontra dan bisa kita pilih anti fatwa kemudian kita bikin gerakan tolak menolak atau kita selow-selow aja dengan yang pro. Semua pasti ada konsekuensinya.
Keempat, Pikirkan risikonya. Bayangkan kalau saling berbeda yng tadi baik bisa kacau-balau. Yang tadinya luwes dalam bercengkerama malah jadi canggung. Bayangkan kalau saling bersama yg tadi kacau balau bisa jadi baik. Yang tadinya canggung bisa jadi luwe. Ada juga sih opsi lain untuk saling mencintai dalam beda sebagaimana tuntunan Pancasila dalam sila ke 4 ketika terjadi mufakat dalam musyawarah.
Kelima, secara etika rasanya kurang tepat kalau kita mencari celah dalam hubungan fatwa MUI. Biarlah semua kembali kepada diri masing-masing. Mari memilih dengan hati nurani dan tentu saja sebagai makhluk sosial pertimbangankan juga hubungan dengan sanak saudara dan tetangga kanan kiri. Toh umat islam indonesia tidak tinggal di negara wajib ikuti kata fatwa layaknya Iran ataupun Arab Saudi.Â
 Akhirnya ini hanya beberapa masukan, saya tidak menggurui, tidak mengajari.
 Selamat beraktivitas semua….
Salam hangat selalu...
Magelang 6 Juni 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H