Mohon tunggu...
Reza NurAzizah
Reza NurAzizah Mohon Tunggu... Lainnya - penulis amatiran

Hanya Mahasiswa Biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Evaluasi Pembelajaran Anak Usia 4-5 Tahun di RA Plus Al Kafi

23 Desember 2021   09:16 Diperbarui: 23 Desember 2021   09:43 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Prolog


Evaluasi merupakan suatu proses pemberian makna, arti, nilai atau kualitas tentang suatu objek yang dievaluasi atau penyusunan suatu keputusan tentang suatu objek berdasarkan asesmen (Yusuf, A. Muri. 2017 : 21). Evaluasi bukan hanya mengukur saja teapi juga menilai. Evaluasi yang baik dapat dilakukan dengan berdasarkan kepada pengukuran dan assement. Tanpanya tidak dapat diberi makna atau nilai. Apakah baik atau buruk dan atau apakah terlaksana atau belum.
Hal ini sama dengan penjelasan Zainal Arifin bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran (Arifin, 2010 : 5-6)
Penerapan evaluasi pembelajaran anak usia dini pada lembaga PAUD telah dilakukan hampir di setiap lembaga. Bahkan itu penting  untuk dilaksanakan. Mengapa? Karena hal ini menjadikan guru tahu akan perkembangan setiap individu anak dari berbagai aspek yakni, aspek perkembangan nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni. Selain itu dengan menerapkan evaluasi pembelajaran guru juga dapat mengukur apakah proses pembelajaran yang diberikan telah sesuai dengan target atau tidak. Berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan dalam menentukan dan membuat keputusan  sejauh mana  tujuan dan target ini telah dicapai oleh anak. Oleh karena itu , evaluasi memberikan manfaat bagi guru dalam memberikan informasi hasil dari kegiatan yang dilakukan. Lalu kemudian dari hasil tersebut bisa dijadikan rencana tindak lanjut untuk kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan begitu guru juga perlu melakukan perencanaan evaluasi pembelajaran.
Maka dari itu dalam tulisan reportase ini saya membahas tentang penerapan evaluasi pembelajaran anak usia dini di RA Plus Al kafi. Lembaga ini dibawah naungan yayasan Pondok Pesantren Roudlotul Ulum. Terletak di desa Pilang Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Lokasinya tidak jauh dari prempatan Pilang. Persis di belakang POM Bensin jalan Raya Pilang.  
Raudhatul Athfal Plus Al Kafi berdiri tahun 2008 yang menjadi pelaksana lembaga Raudhatul Athfal Plus Al Kafi adalah Ibu Siti Aminah. dibantu dengan tenaga guru lainnya antara lain ustadza Asmaul Khusnah. Sedangkan yang mendorong berdirinya Raudhatul Athfal Plus Al Kafi adalah Bapak Ustad Mukhlis Selaku pendiri dan ketua Yayasan pondok pesantren Roudlotul Ulum Pilang Timur Wonoayu.
Pada saat itu lembaga Raudhatul Athfal Plus Al Kafi masih memiliki murid 15 anak, jumlah gedung 1 kelas Kelompok A, dan kantor serta memiliki 2 ustadzah. Dan tambah tahun bertambahlah jumlah murid menjadi 30 anak akhirnya tepat tahun 2010 lembaga Raudhatul Athfal Plus Al Kafi diajukan permohonan ijin operasional penyelenggara pendidikan Raudhatul Athfal Plus Al Kafi yang akhirnya sekarang berubah menjadi nama Raudhatul Athfal Plus Al Kafi.
Penulis menggunakan teknik observasi, wawancara dan triangulasi dalam pengmpulan data. Dikarenakan sekolah sudah pada libur semester maka observasi yang penulis lakukan yakni pengamatan dari data hasil evaluasi (dokumen) yang telah dilakukan guru. Seperti hasil dari RPPH dan RPPM serta penilaian fortofoilio semester. Penulis juga melakukan wawancara mengenai bagaimana menyusun perencanaan evaluasi, teknik yang digunakan serta jenis evaluasi yang akan dipakai. Yang terakhir penulis menggunakan teknik triangulasi yakni dengan menggabungkan berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. (Sugiyono, 2017 :125) Susan Stainback menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Tujuan dalam melakukan reportase ini adalah untuk mengetahui penerapan evaluasi pembelajaran yang ada di RA Plus Al Kafi. Dan untuk mengetahui jenis-jenis evaluasi yang diterapkan dan tidak di RA Plus Al Kafi dengan alasan-alasannya. Selain tujuan reportase ini memberikan manfaat yakni secara teoritis dapat menambah refrensi mengenai evaluasi pembelajaran pendidika anak usia dini. Secara praktis bagi penulis memperoleh pengalam sehingga bertambahnya wawasan terkait anak usia dini. Dan bagi guru atau sekolah dapat memperbaiki, menyempurnakan, dan meningkatkan dalam evaluasi pembelajaran di sekolah.

Isi/Pembahasan


Berdasakan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di Raudlatul Athfal Plus Al Kafi bahwa ada jenis-jenis evaluasi yang telah diterapkan dan ada juga beberapa yang tidak diterapkan. Adapun masing-masing yang digunakan dan tidak digunakan oleh Raudlatul Athfal Plus Al Kafi memiliki alasan tersendiri. Pasalnya lembaga ini berangkat dari perencanaan pembelajaran lalu memilih penilaian apa yang sesuai dengan perencanaan tadi. Adapun itu dapat diuraikan sebagai berikut :
1.Jenis-jenis Evaluasi Yang Diterapkan Di Sekolah
Dari dua jenis evaluasi yakni tes dan non tes, Raudlatul Athfal Plus Al Kafi kebanyakan menggunakan jenis non tes. Yakni pemberian tugas, observasi, unjuk kerja, hasil karya dan fortofolio.
a.Pemberian tugas
Pemberian tugas meupakan teknik penilaian berupa memberikan tugas kepada anak sesuai dengan perintah dari guru yang akan dikerjakan secara individu atau kelompok dalam kurun waktu tertentu baik mandiri ataupun didampingi. Penilaian dengan cara ini dapat mempermudah guu dalam menilai proses. Bagaimana melihat cara anak mengerjakan tugas tersebut dan bagaimana hasil kerja anak.
Pemberian tugas berupa dengan lembar kerja siswa yang terpadu dengan tema". Seperti mewarnai, menggunting, melukis, dan menjiplak. Terdapat juga pemberian tugas seperti membuat percobaan sains, melakukan aktifitas fisik misalnya meronce menyanyam dan menyusun balok.
Hasil wawancara dengan guru di Raudlatul Athfal Plus Al Kafi bahwasanya guru memilih teknik pemberian tugas sebagai salah satu teknik evaluasi dikarenakan melalui pemberian tugas anak memperoleh pemantapan materi apa yang telah guru berikan. Selain itu dengan pemberian tugas anak-anak juga dapat meningkat keterampilan berfikirnya. Dari kemampuan yang sederhana sampai yang kompleks dari yang lower order thinking (LOTS) seperti menghafal sampai hingga High order thinking (HOTS) seperti memecahkan masalah. Pemberian tugas juga tidak luput dapat mengembangkan perkembangan yang seperti motorik halus dan seni.
Pemberian tugas menurut narasumber yang paling sering digunakan. Dikarenakan lembaga memiliki lembar kerja siswa disetiap tema-nya. Dengan begitu guru dengan mudah memberikan keputusan hasil pembelajaran yang disampaikan dan juga perkembangan anak yang telah dicapai. Selain adanya lembar kerja siswa, narasumber juga menyampaikan teknik pemberian tugas mudah digunakan sesuai apa yang diingingkan oleh guru. Apabila guru ingin mengevaluasi penilaian secara individu dan berkelompok dapat menggunakan pemberian tugas yang disesuaikan dengan tujuan dan target pada rencana pembelajaran.
b.Observasi
Observasi merupakan proses pengamatan dan pencatatan apa yang dilakukan oleh anak secara sistematis dari berbagai situasi dan kegiatan yang telah dilakukan. Yang diamati adalah perilaku yang ditunjukkan oleh anak selama kegiatan tersebut. Pengambilan data dapat diambil saat kegiatan berlangsung dapat dicatat ataupun direkam. Pengamat atau biasa yang disebut observer dapat menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh atau jurnal, dan rubrik untuk membantu dalam proses pengambilan data. Guru atau pengamat tidak terlibat langsung pada kegiatan berlangsung tetapi berada diluar kegiatan tersebut. Dengan begitu guru atau pengamat dapat  menangkap perilaku apa saja  yang telah dilakukan oleh anak. Untuk memperoleh hasil yang tepat atau objektif guru atau pengamat perlu adanya perencanaan yang telah didesain sedemikian rupa.
Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan bahwasanya teknik observer dilakukan oleh guru di Raudlatul Plus Al Kafi. Karena dengan observasi guru dapat memahami perilaku apa saja yang ditampilkan oleh anak. Guru juga dapat  mengevaluasi perkembangan yang telah dicapai oleh anak serta dapat mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.
Namun, narasumber juga mengatakan bahwasanya guru-guru di lembaga tidak memiliki catatan atau dokumen record dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh guru. Pada akhirnya penilaian itu hanya berada dalam ingatan dari masing-masing guru. Akan tetapi, narasumber menambahi bahwa hasil dari penilaiannya akan dilanjutkan pada penilaian harian seperti penilaian ceklis. Menurut narasumber kelemahan saat mengamati anak adalah jika dalam kelas terdapat hanya guru satu saja. Karena selain guru sebagai fasiliator guru juga menjadi observer jadi guru merasa kewalahan jika melakukan pengamatan disertasi dengan menggunakan catatan berupa dokumen. Sehingga guru hanya melakukan observer tanpa menggunakan instrumen penilaiannya.
c.Percakapan
Percakapan merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan tanya jawab. guru di RA Plus Al Kafi menggunakan teknik ini di karenakan untuk menilai pengetahuan anak sejauh mana mereka memahami materi yang telah disampaikan oleh guru.
d.Catatan anekdot
Catatan anekdot adalah penilaian kejadian yang bersifat insedental. Baik sikap atau perilaku yang ditampilkan oleh anak baik atau buruk. Guru di RA Plus menilai sejak anak sampai di halaman sekolah sampai selesai kegiatan pembelajaran. misalnya hari ini si anak mulai berani masuk sekolah tanpa dianter oleh ibunya. Membantu temannya untuk memakaikan sepatu.
e.Penilaian unjuk kerja
Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang melibatkan anak dalam bentuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati. Unjuk kerja adalah penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati misalnya praktik berpuisi, bernyanyi dan meragakan gerakan hewan.
Terdapat dua ciri-ciri dalam penilaian unjuk kerja anak, yaitu kemampuan anak dalam mendemonstrasikan serta lebih mengutamakan produk daripada proses. Hasil wawancara dengan narasumber bahwasanya penilaian unjuk kerja digunakan dikarenakan beberapa kegunaan teknik penilaian unjuk kerja. Yakni guru mampu meramalkan kemampuan anak dalam melaksanakan keterampilan tertentu. Dengan penilaian unjuk kerja dapat digunakan sebagai alat untuk mendiagnosis kesulitan-kesulitan anak dalam melaksanakan tugas. Selain itu penilaian unjuk kerja juga dapat digunakan sebagai kriteria untuk menilai kemajuan anak. serta guru dapat menilai keterampilan dan kualitas produk yang dihasilkan anak.
Dari alasan yang narasumber sampaikan mengenai beberapa alasan menggunakan penilaian unjuk kerja di atas, teknik penilaian unjuk kerja juga tidak luput dari beberapa kelemahan. Adapun kelemahan teknik unjuk kerja yaitu membutuhkan waktu yang lama untuk membuat format penilaian dan melaksanakannya perindividu serta cenderung menggiring pada penilaian yang subyektif.
Maka dari kegunaan dan kelemahan diatas, dalam evaluasi dengan teknik unjuk kerja guru tetap menggunakannya. Agar menghindari kondisi atau kejadian yang tidak inginkan, guru senantiasa meluangkan waktu pada akhir kegiatan pembelajaran untuk melakukan evaluasi agar tidak menjadi numpuk dikemudian hari. Kemudian narasumber juga mengatakan bahwa ia dengan rekan-rekannya untuk menghindari subjektifitas dalam penilaian unjuk kerja anak dengan cara melihat proses dan prilaku  yang dilakukan anak pada saat kegiatan berlangsung.
f.Penilaian hasil karya
Penilaian hasil karya merupakan hasil kreativitas anak yang dituangkan dalam suatu karya atau produk. Hasilnya bisa berupa karya seni, keterampilan anak atau pekerjaan tangan anak.Misalnya, karya lukis, menggambar, kolase, finger painting ataupun membangun balok. Pengambilan data ini digunakan untuk melihat perkembangan hasil karya anak.
Hasil observasi yang saya lihat anak-anak melakukan membuat suatu karya sesuai dengan  tema kegiatan lalu guru mefoto hasil karyanya. Lalu guru meminta kepada siswa untuk mepresentasikan hasil karyanya.
Alasan guru menggunakan evaluasi hasil karya ini adalah untuk mengetahui kemampuan atau pencapaian perkembangan anak dalam aspek seni.
g.Fortofolio
Fortofolio adalah kumpulan dari hasil kegiatan anak secara berkesinambungan untuk menilai sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasarkan evaluasi-evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut narasumber biasanya fortofolio dibuat sebagai laporan perkembangan pada akhir semester.
2.Jenis-jenis Evaluasi Yang Tidak Diterapkan Di Sekolah
Jenis evaluasi yang tidak digunakan oleh lembaga ini adalah evaluasi Tes. Alasannya adalah Tes membutuhkan waktu yang sangat lama. Serta kompetensi guru yang tidak mewadai. Sedangkan yang non tes adalah penilaian diri sendiri. Alasannya guru tidak mengetahui bahwa ada penilaian yang seperti ini.


Kesimpulan dan Rekomendasi


 Dari hasil observasi dan wawancara yang telah penulis lakukan berdasarkan jenis-jenis evaluasi. Yakni tes dan non tes. Lembaga RA Plus Al Kafi menggunakan jenis non tes yaitu pemberian tugas, Percakapan, Observasi, Catatan anekdot, penilaian unjuk kerja, penilaian hasil karya serta fortofolio. Sedangkan jenis evaluasi yang tidak digunakan adalah Tes dan penilaian diri sendiri yang merupakan salah satu bagian dari jenis evaluasi non tes.
Rekomendasi untuk RA Plus Al Kafi adalah untuk meningkatkan instrumen pada penilaian observasi. Pada penilain diri sendiri guru sebaiknya menggunakan penilaian jenis ini dikarenakan teknik ini dapat memberikan informasi kepada guru bagaimana penilaian baik secara emosi menurut subyektifitas anak. Serta lembaga RA Plus Al kafi perlu untuk mengembangan potensi guru baik dari segi wawasan dan praktik mengenai evaluasi tes. Guna untuk mengevaluasi perkembangan anak secara sistematis dan optimal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun