Kesulitan dan Tantangan Guru Dalam Mengevaluasi Enam Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Menurutut penelitian [iii] Menunjukkan bahwa yang menjadi kesulitan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran tematik masih mengalami kesulitan dalam pengembangan Aspek seni karena kurangnya kreativitas guru dalam pembuatan media pembelajaran bervariasi untuk mengembangkan fantasi dan kreativitas dalam membuat suatu karya seni. Sedangkan Ke-5 aspek Yakni Aspek kognitif, Aspek NAM, Aspek sosem, Aspek psikomotorik Aspek bahasa sudah dapat terlihat di tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran. Menurutnya dalam Pendekatan Saintifik guru masih mengalami kesulitan dalam menyediakan sumber belajar dan media pembelajaran yang sesuai sesuai dengan tema dan subtema secara nyata, ini terlihat dari penyedian media yang masih berupa gambar-gambar sederhana seperti gambar manusia, gambar binatang, gambar tumbuhan. Kurangnya pengetahuan, keterampilan, biaya dan fasilitas sekolah membuat guru kurang dalam memfasilatasi sumber belajar dan media pembelajaran untuk anak.
Selanjutnya menurut penelitian tersebut dalam penilaian autentik umumnya guru telah memahami penilaian autentik. Penilaian autentik yakni mencakup ketiga aspek yakni afektif, kognitif dan psikomotorik. Akan tetapi, guru kurang memahami bahwa penilaian ini harusnya dilakukannya setiap hari pada akhir pembelajaran. Hal Ini terjadi karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang penilaian holistik. Banyak guru lebih memilih melakukan penilaian setiap satu bulan sekali atau bahkan diakhir semester dikarenakan kuantitas siswa atau anak yarng banyak. Ini sangat berpotensi dan berpengaruh juga pada proses evaluasi.
Menurut [iv] dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kesulitan guru dalam mengevaluasi perkembangan anak usia dini yaitu yang Pertama, guru belum mampu membuat perencanaan penilaian perkembangan anak usia dini secara benar dan baik. Ia menjebarkan jenis jenis kesulitan dalam konteks membuat perencanaan diantaranya
- Guru belum memahami tujuan penilaian perkembangan anak. Dari data responden, tujuan penilaian hanya terbatas pada pemahaman akan tingkat pencapaian perkembangan anak,.
- Guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan instrumen penilaian perkembangan anak usia dini seperti kesulitan dalam menjabarkan indikator. Hal inilah yang menyebabkan guru hanya menilai aspek-aspek tertentu dari perkembangan anak yang dianggap mudah untuk dinilai, ini menyebabkan anak kurang berkembang dalam aspek yang lain.
- Instrumen penilaian perkembangan anak masih sangat terbatas, yakni observasi dan portofolio. Ini akan berdampak pada hasil penilaian aspek yang dikumpulkan akan sangat sedikit.
- Instrumen penilaian perkembangan anak yang dibuat guru tidak diujicoba untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan guru dalam mengukur validitas dan reliabilitas instrumen penilaian yang dihasilkan guru sendiri. Hal ini berarti akuntabilitas penilaian perkembangan anak belum teruji sebab prosedur penilaian belum jelas.
- Guru tidak memahami pengukuran perkembangan anak.
- Ada kencederungan subjektif dalam membuat penilaian perkembangan anak sebab tidak memiliki rubrik penilaian yang jelas sebagai acuan dalam penilaian.
Yang kedua dalam penelitian tersebut mengatakan bahwa guru belum mampu merecord atau mengumpulkan data perkembangan anak secara menyeluruh. Dan yang ketiga, pengolahan data penilaian dan hasil pengukuran belum dilakukan secara kontinu dan kurang didasarkan pada data yang lengkap.