Mohon tunggu...
Reza Malasy
Reza Malasy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

S1 Akuntansi alumni Universitas Syiah Kuala

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

White Vs Riedl di Tengah-tengah Ada Kolev

21 April 2012   07:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 2896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jakarta, 10 Juli 2007 dihadapan 60.000 pendukung setianya, Indonesia menjawab keraguan publik ketika itu dengan mengalahkan Bahrain 2-1. Dua gol dari Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas membuat publik Indonesia kesurupan 'Piala Asia'. Ekspektasi tinggi mulai dipasang publik, dukungan mengalir deras, tak kurang Presiden dan Wakil Presiden yang ketika itu dijabat oleh Yudhoyono-Kalla menyaksikan langsung tim nasional berlatih. Saban hari, berita dipenuhi persiapan tim nasional, cerita heroik saat mengalahkan Bahrain dan informasi antrian tiket untuk menyaksikan timnas menghadapi Arab Saudi dan Korea. Namun, cerita kelam di 2004 terulang kembali, Indonesia gagal takluk di tangan Arab Saudi 1-2 dan Rep. Korea 0-1, saat itu tidak ada hujatan dan cacian atas kekalahan Indonesia atas dua langganan Piala Dunia. Publik Indonesia menilai kekalahan tipis tersebut disebabkan keberpihakan wasit saat melawan Saudi dan stamina pemain sudah terkuras ketika melawan Rep. Korea. Ajang Piala Asia 2007 juga mencatat sejarah Irak menjadi Juara Piala Asia dan lolosnya Vietnam ke perempat final di bawah kepelatihan Alfred Riedl. Piala Asia 2007 juga menjadi tonggak sejarah saat seluruh suporter ketika itu meninggalkan warna bendera klub menjadi warna merah putih.

Seusai Piala Asia 2007, supporter mulai berharap tim nasional mampu berbicara banyak di kualifikasi Piala Dunia 2010, sayangnya Kolev gagal mengangkat performa Indonesia di ajang kualifikasi. Indonesia gagal lolos ke babak III, pada babak ini Indonesia dibantai Suriah di kandang dan tandang. Peninggalan Kolev berupa pola satu striker dan dua penyerang sayap bayangan sayangnya tidak diikuti oleh Benny Dolo. Setelah dipecat dari tim nasional Kolev kembali menangani sejumlah klub seperti Mitra Kukar, Sriwijaya dan Persib Bandung.

3. Alfred Riedl

Pria asal Austria ini mulai terkenal saat berhasil menorehkan sejarah lolosnya Vietnam ke perempat final Piala Asia 2007, Vietnam yang bertindak sebagai tuan rumah bersama Indonesia, Thailand dan Malaysia berhasil menyingkirkan Qatar dan Uni Emirat Arab. Ketika itu, Vietnam yang baru dilanda skandal pengaturan skor dan korupsi pesepakbolanya ternyata melewati ekspektasi publiknya sendiri.

Boleh dikatakan Vietnam hanya aji mumpung, mengingat mereka lolos otomatis sebagai tuan rumah dan keberhasilan ke perempat final tidak terlepas dari hasil mengejutkan takluknya Qatar atas Uni Emirat Arab, padahal di pertandingan akhir Vietnam ditaklukkan Jepang 1-4. Setelah berputar-putar di Laos dan Vietnam, Riedl dikontrak oleh Nirwan Bakrie untuk persiapan menghadapi Piala AFF Suzuki Cup 2010.

Riedl pada awalnya mendapat kritik dari pengurus PSSI yang menganggapnya tidak becus mengangkat prestasi timnas, menurut Nurdin Halid (ketua umum) dirinya tidak habis pikir dalam uji coba Indonesia hanya menang 3-0 melawan tim Maladewa. Nurdin juga menganggap prestasi Riedl ketika menangani Vietnam tidak akan menular ke Indonesia. Anggapan Nurdin boleh dikatakan salah, dalam pertandingan pertama di Piala AFF Suzuki 2010 menghadapi musuh sebangsa dan setanah air, yaitu Malaysia, Indonesia menang besar 5-1. Selanjutnya, publik seolah dihipnotis oleh wajah judes dan anti senyum Riedl yang berhasil membawa Indonesia lolos ke final menghadapi Malaysia. Sayangnya, kali ini Riedl harus kalah karena pemainnya sudah mulai sombong, pongah dan merasa jadi juara. Riedl selama turnamen banyak mengeluh dan hanya diam ketika para pemainnya jadi artis dan disibukkan dengan wawancara dari infotainment dan televisi.

Di bawah kepelatihan Riedl, publik menganggap inilah permainan terbaik yang ditampilkan Indonesia sepanjang sejarah, bahkan ada anggapan bahwa Riedl adalah pelatih terbaik sepanjang masa, mungkin publik yang mengelu-elukan Riedl ketika itu belum mengenal nama-nama seperti Polosin, Coever, White atau bahkan Kolev, mungkin juga publik lupa bahwa Kolev pernah melakukan yang lebih hebat dibanding Riedl dengan membawa Indonesia menang di dua pertandingan Piala Asia. Padahal pola permainan yang dilakukan Riedl tidak ada perubahan signifikan dalam pola menyerang, bahkan boleh dikatakan permainan bertahan Indonesia sangat buruk ketika menghadapi serangan balik. Pola menyerang lewat sayap dan mengandalkan deep playmaker dengan satu striker finisher serta satu bomber  dengan strategi direct football boleh dikatakan mewarisi apa yang dilakukan oleh White dan Kolev.

Usai Piala AFF 2010, Riedl menjadi pesakitan, hal ini dikarenakan PSSI tidak bisa menerima kekalahan pada kualifikasi Olimpiade 2012 London dari Turkmenistan. PSSI juga terpaksa memutuskan kontrak dengan Riedl karena dianggap yang bersangkutan tidak memiliki kontrak resmi dengan PSSI. Riedl dikabarkan hanya dikontrak oleh Nirwan Bakrie. Begitulah nasib Alfred Riedl, setelah hanya jadi penasehat teknis di Laos dirinya kembali menangani "tim nasional" La Nyala.

Demikian sekilas pandangan dan sari cerita tentang perjalanan tiga pelatih asing yang pernah menangani PSSI di bawah era Nurdin Halid. Jika ditanya mana yang terbaik diantara ketiganya? Saya tidak ragu mengatakan Peter White, dirinya berhasil menciptakan pondasi permainan tim nasional yang baru (modern) dengan strategi direct football dan memanfaatkan forward winger, determinasi tim nasional di luar kandang pun sangat luar biasa. Namun, Peter tidak seberuntung Alfred yang dicap "pelatih terbaik" sepanjang masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun