Mohon tunggu...
Reza Muhammad Subhan
Reza Muhammad Subhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Padjadjaran

Pemuda Urakan Namun Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah dan Evolusi Gerakan Skinhead: dari Musik ke Identitas Sosial

23 Juni 2024   22:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   22:36 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.dailymail.co.uk/news/article-6201871/British-skinheads-late-1960s-pictures.html

Asal usul skinhead

Skinhead adalah fenomena budaya yang dimulai di Inggris pada akhir tahun 1960-an. Gerakan skinhead awalnya berasal dari gabungan dua subkultur yang berbeda yaitu mod dan rude boys.

Apa itu Mods?

Mods (kepanjangan dari "modernists") adalah subkultur yang populer di Inggris pada awal tahun 1960-an. Mereka dikenal dengan gaya berpakaian yang rapi dan cenderung menggunakan pakaian yang mahal seperti jas, sepatu kulit, jaket parka dan skuter seperti Vespa sebagai alat transportasi. Kelompok Mods ini senang jalan-jalan keliling kota, nongkrong di pub, berdansa, dan mendengarkan musik dengan genre jazz, soul, R&B, dan ska.

Pada awalnya kelompok Mods ini didominasi oleh masyarakat kelas menengah atas, sampai akhirnya gaya hidup mods ini juga diadaptasi oleh masyarakat kelas menengah bawah seperti kelas pekerja atau buruh.

Kelompok Mods kelas menengah atas disebut Smooth Mods dengan ciri khas menggunakan pakaian yang mahal. Kelompok Mods kelas menengah bawah yang berisikan kelas pekerja disebut Hard Mods. Hard Mods ini lah yang menjadi cikal bakal Skinhead.

Sumber: https://www.mldspot.com/trending/mods-community-fashion-style
Sumber: https://www.mldspot.com/trending/mods-community-fashion-style

Apa itu Rude Boys?

Rude boys adalah sebutan untuk anak-anak muda dari Jamaika yang tinggal di Inggris dan membawa budaya musik mereka, seperti ska, rocksteady, dan reggae. Kelompok Rude Boys identik mengenakan celana panjang yang sempit, topi fedora, dan sepatu kulit.

Pengaruh dari kedua subkultur ini menjadi cikal bakal terbentuknya skinhead. Skinhead awal mengadopsi gaya berpakaian yang praktis dan terinspirasi dari kelas pekerja, seperti celana jeans, kemeja, jaket Harrington, dan sepatu bot Dr. Martens. Musik yang mereka dengarkan adalah campuran dari ska, reggae, dan kemudian punk rock.

Sumber: https://www.theguardian.com/artanddesign/2014/may/24/rude-boys-jamaican-subculture-photography-exhibition
Sumber: https://www.theguardian.com/artanddesign/2014/may/24/rude-boys-jamaican-subculture-photography-exhibition

Pengaruh Musik

Musik menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Skinhead. Genre musik seperti ska, soul, reggae, rocksteady, Oi!, dan street punk menjadi bagian dari identitas mereka. Musik ini dipengaruhi oleh budaya Jamaika dan budaya Mod, musik tersebut biasanya memuat lirik yang menggambarkan tentang gerakan anti-rasis, anti-fasis, kehidupan di jalanan, protes kepada pemerintah, sepak bola, bir, dan lain-lain. Musik Oi adalah musik yang paling identik dengan kaum Skinhead. Biasanya musik Oi memiliki tempo cepat dan menggunakan efek distorsi-distorsi kasar gitar listrik, namun masih ada hentakan-hentakan musik ska dan reggae.

Gaya Hidup dan Identitas Sosial

Skinhead memiliki gaya hidup yang khas, biasanya terdiri dari pakaian yang rapih dan potongan rambut gundul. Mereka biasanya mengenakan pakaian seperti kemeja kotak-kotak, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater, dan lain-lain. Brand Seperti Fred Perry, Ben Sherman, Dr. Martens, dan Levi’s juga menjadi identitas yang melekat bagi mereka.

Skingirls (Skinhead Perempuan) juga mempunyai dandanan yang khas dengan rambut yang diwarnai dan model rambut Chelsea haircut. Gaya hidup ini dipengaruhi oleh budaya Mod dan budaya Jamaika, serta memiliki tujuan untuk menekankan kepraktisan dan kebersamaan. Pilihan berambut gundul juga dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Selain itu, berambut gundul juga dipilih untuk menghindari kutu di Pelabuhan, karena rata rata dari mereka adalah buruh yang bekerja di Pelabuhan dan pilihan berambut gundul juga dikarenakan pada saat itu banyak lapangan pekerjaan yang tidak memperbolehkan pekerja untuk berambut gondrong.

Kelompok Skinhead juga mempunyai ciri khas dalam bertegur sapa. Mereka menggunakan sapaan seperti Lads untuk laki – laki dan Maids untuk perempuan, serta Oi untuk universal. Kelompok Skinhead juga sangat fanatik terhadap sepakbola. Mereka sering berkumpul di pub atau bar untuk menonton pertandingan sepak bola dan memainkan musik Oi. Musik Oi diputar dan dibawakan pada setiap gigs (acara musik) di berbagai pub di kota-kota Inggris. Musik Oi bukan satu-satunya yang digemari oleh kaum Skinhead. Kaum Skinhead terutama di wilayah Amerika lebih menyukai musik hardcore. Di Indonesia sendiri musik yang lebih diterima oleh anak muda Skinhead adalah musik ska.

Evolusi Gerakan Skinhead

Pada awalnya Skinhead muncul sebagai reaksi terhadap ketidakpuasan sosial dan budaya, bukanlah muncul sebagai gerakan politis. Tetapi pada tahun 1970-an hingga awal 1980-an Skinhead mulai mengalami perpecahan. Politik sayap-kanan Inggris seperti National Front mulai memasuki tubuh subkultur Skinhead. Akibatnya, subkultur Skinhead pun terpecah menjadi beberapa faksi berbasis politik hingga sekarang. Sebagian Skinhead mulai terlibat dengan kelompok politik ekstrem kanan yang menyebabkan mereka memiliki ideologi fasis dan rasis. Skinhead yang terlibat dengan politik ekstrem kanan dan meiliki faham fasis dan rasis tergabung dalam kelompok BNP (British National Party), Neo-Nazi, National Front, Blood & Honor, COMBAT 18, dan lain-lain. Beberapa dekade terakhir, di sebagian besar wilayah di Eropa, subkultur Skinhead selalu dikaitkan dengan gerakan-gerakan politik sayap-kanan. Di media massa, kata "skinhead" dan simbolismenya selalu bersinonim dengan "Nazi", "violent group", "racist group".

Sumber: https://bricksmagazine.co.uk/2020/11/06/the-hypocrisy-of-the-skinhead-fashion-fascism-and-cultural-appropriation/
Sumber: https://bricksmagazine.co.uk/2020/11/06/the-hypocrisy-of-the-skinhead-fashion-fascism-and-cultural-appropriation/

Pada tahun 1988 Marcus Pacheco dan temam-temannya mendirikan organisasi SHARP (Skinhead Against Racial Prejudice), ANTIFA (Anti Fasist Action) dengan tujuan untuk menunjukan bahwa kelompok Skinhead tidaklah rasis dan bukanlah gerakan neo-nazi.

Meskipun selalu dikaitkan dengan kegiatan negatif, inti dari subkultur Skinhead ini adalah tentang kebersamaan dan persaudaraan, kesenangan terhadap musik, dan kebanggan atas identitas kelas pekerja

Di era modern, skinhead terus berevolusi. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, subkultur ini telah diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan konteks lokal. Meskipun pandangan publik terhadap skinhead seringkali masih dikaitkan dengan kekerasan dan ekstremisme, banyak anggota komunitas skinhead yang fokus pada musik, solidaritas, dan identitas kelas pekerja tanpa afiliasi politik ekstrem dan juga memiliki nilai-nilai yang lebih dalam seperti anti-fasis, anti-rasis, dan solidaritas antar sesama.

Kesimpulan

Skinhead adalah fenomena budaya yang dimulai di Inggris pada akhir 1960-an, berasal dari penggabungan dua subkultur: Mods dan Rude Boys. Mods adalah subkultur yang populer di kalangan kelas menengah atas Inggris pada awal 1960-an, dikenal dengan gaya berpakaian rapi dan penggunaan skuter Vespa. Kemudian, gaya hidup Mods juga diadopsi oleh kelas pekerja, yang dikenal sebagai Hard Mods, cikal bakal skinhead.

Musik adalah bagian penting dari identitas skinhead, dengan genre seperti ska, soul, reggae, rocksteady, Oi!, dan street punk menjadi ciri khas mereka. Gaya hidup skinhead melibatkan pakaian khas, rambut gundul, dan kecintaan terhadap sepak bola serta musik Oi!.

Pada awalnya, skinhead bukan gerakan politis, tetapi pada 1970-an hingga awal 1980-an, mereka mulai terpecah akibat pengaruh politik sayap-kanan. Beberapa skinhead terlibat dengan kelompok ekstrem kanan, menyebabkan asosiasi dengan ideologi fasis dan rasis. Namun, gerakan seperti SHARP (Skinhead Against Racial Prejudice) dan ANTIFA (Anti Fasist Action) muncul untuk menunjukkan bahwa tidak semua skinhead adalah rasis atau neo-Nazi.

Meskipun sering dikaitkan dengan kekerasan dan ekstremisme, inti subkultur skinhead adalah tentang kebersamaan, persaudaraan, kecintaan pada musik, dan kebanggaan sebagai kelas pekerja. Di era modern, skinhead terus berevolusi dan diadopsi di berbagai negara, termasuk Indonesia, dengan fokus pada solidaritas, anti-fasisme, dan identitas kelas pekerja tanpa afiliasi politik ekstrem.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun