Mohon tunggu...
Zakiah Hanim
Zakiah Hanim Mohon Tunggu... melangkah menujuMu -

bukan siapa siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyusul Demo Mahasiswa, Pekerja Chile Ikut Demo

26 Agustus 2011   18:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:26 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paro de la CUT en La Granja

[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="(gambar dari google, el mercurio)"][/caption]

Dua hari  yang lalu  saat anak saya mau ke sekolah,  sampai didepan sekolah,  pintu gerbang sekolah telah dipagari dengan bangku-bangku belajar yang  digantung pagar sekolah,  didepan sekolah  berjejer kakak - kakak kelas  dari SMA, beberapa spanduk  terpajang didepan sekolah  negeri  leonardo da vinci. Setengah berteriak gurunya  yang  turut berada di depan  sekolah mengatakan : "no  clase  hoy  y manana" (hari ini dan besok tidak ada kelas).  Oops, ternyata  di sekolah leonardo da vinci  mulai ikut  pulak  berdemo  seperti sekolah-sekolah yang lain  di chile  yang sejak bulan mei bergolak.  Dasar bocah, bisa dipastikan,  anak saya cengengesan pulang dengan senang hati  karena tidak bersekolah.

Demo yang  semula  akan berlangsung dua hari (24 dan 25/8)  melebar menjadi tiga hari di  chile  adalah  demo yang  dimotori oleh  serikat buruh terbesar di chile  yaitu CUT (central unitario del trabajo) yang intinya    mendukung demo yang digelar oleh pelajar dan mahasiswa chile sejak mei 2011 yang menuntut reformasi sistem pendidikan  yang adil, berkualitas dan gratis,  peningkatan anggaran  di sektor pendidikan, yaitu dari 4,1 % menjadi 7 %, dan rekonstruksi sekolah yang rusak akibat gempa tahun 2010 yang masih terlantar.

Pada demonstran yang terdiri dari para pekerja  ini berjumlah  sekitar 600.000  orang. Disamping memberi dukungan terhadap demo yang  dilakukan pelajar dan mahasiswa, mereka menuntut perubahan sistem pengelolaan dana pensiun yang dikelola oleh swasta karena dianggap  berbau bisnis,  sistem asuransi kesehatan yang dianggap mengabaikan kepentingan para buruh dan menghendaki menjadi anggota serikat buruh secara otomatis.

 

[caption id="" align="aligncenter" width="618" caption="(gambar dari google, el mercurio)"]

Paro de la CUT en La Granja
Paro de la CUT en La Granja
[/caption] Dalam demo  yang berlangsung  kamis (25/8)  seorang  remaja, manuel gutierrez (16 th), yang diduga cuma menonton demo  tewas tertembak  ditengah hiruk pikuk  para pendemo di wilayah macul. Saksi mata mengatakan tembakan itu berasal dari arah polisi yang berseragam,  sementara pihak kepolisian   mengatakan  bahwa mereka tidak menggunakan senjata dalam menghadapi demonstran. Diperkirakan  tewasnya  manuel akan menambah  gejolak yang semakin besar.  Selama demonstrasi berlangsung  korban luka di jalan sedikitnya berjumlah 1.350 orang.  Menteri tenaga kerja, matthei, mengajak para demonstran untuk duduk bersama dan mempertanyakan apa yang sebenarnya menjadi tuntutan para pekerja secara riil.

 

[caption id="" align="aligncenter" width="397" caption="terjadi pembakaran saat demonstrasi (google, el mercurio)"]

[/caption]

Demontrasi Pelajar dan Mahasiswa

Akan halnya dengan demo pelajar dan mahasiswa, seperti diketahui telah bergolak di chile sejak  mei,  dan puncaknya  meledak pada  bulan juni dengan melibatkan sekitar 100.000 pelajar dan mahasiswa di chile. Demo ini terbilang terbesar sejak tahun 1990. Demo diserukan oleh konfederasi pelajar chile yang terdiri dari mahasiswa semua universitas negeri chile dan  melebar mendapat dukungan  dari pelajar SMP dan SMA  yang melakukan mogok belajar dan memblokir sekolah mereka.

Pada pidatonya  21 mei, presiden piñera  menjanjikan perubahan sistem pendidikan tinggi, namun hal tersebut ditolak oleh mahasiswa dengan menyerahkan surat kepada menteri pendidikan  jaoquin lavin yang intinya menyatakan ketidakpuasan terhadap pidato presiden piñera yang dianggap tidak menyinggung  hal substansi. Menteri pendidikan mengajak pelajar dan mahasiswa untuk  menyelesaikan tuntutan mereka  di meja dialog. Dalam hal ini pemerintah mengajukan  membentuk  suatu badan yang bertugas  mengawasi seluruh perguruan tinggi agar tujuannya tidak semata-mata mencari keuntungan. Usulan inipun ditolak karena dianggap tidak menyinggung tuntutan pelajar.

Yang terjadi kemudian, 18 juli, presiden piñera melakukan perubahan kabinet. Piñera  mengganti menteri pendidikan jaoquin lavin oleh felipe bulnes, namun demo terus berlangsung,  bahkan  dukungan terhadap demo semakin meluas, diantaranya dukungan dari konfederasi buruh tambang tembaga dan serikat buruh chile serta sedikitnya 40 organisasi lainnya.

Menurut para pengamat setempat,  tuntutan  yang diajukan  mahasiswa dan pelajar  ini relatif sulit diselesaikan. Khususnya tuntutan terhadap pendidikan  yang gratis dan bermutu, namun  mereka  tetap  "ngotot"  menuntut pendidikan gratis dan bermutu serta menghendaki agar sektor pendidikan tidak dibisniskan. Terlebih lagi demo mereka mendapat dukungan penuh dari serikat buruh, para orang tua pelajar dan mahasiswa. Para pelajar dan mahasiswa  menganggap bahwa sekolah dan perguruan tinggi yang baik  hanya diperuntukkan bagi orang kaya dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat tingkat menengah apalagi masyarakat bawah. Mereka menganggap ada kesenjangan yang tinggi dan  ketidakadilan. Kalaupun  sebagian masyarakat menengah dapat  membiayai  anaknya ke jenjang pendidikan yang tinggi, adalah karena para orang tua mereka  terpaksa mengambil kredit di bank dengan bunga yang dianggap cukup tinggi.

Di sisi lain, pemerintah chile juga tidak kalah "ngotot", yaitu menginginkan masalah ini dibawa dan diselesaikan di kongres, sedangkan para pelajar tidak mau tuntutan mereka dibawa ke kongres, karena menganggap  masalah ini bisa diselesaikan oleh pemerintah. Di sisi lain lagi, pemerintah chile seperti "serba salah", karena tidak sedikit politisi  pihak pemerintah maupun oposisi yang punya andil atau saham di perguruan tinggi swasta.

Lain tuntutan pelajar dan mahasiswa  versus  pemerintah yang  sama-sama dianggap  "ngotot",   juga rasa "serba salah" pemerintah,  lain pula yang  disuarakan kamar dagang nasional yang menganggap konflik yang berkepanjangan ini  sangat merugikan sektor perdagangan chile, terlebih lagi adanya kerusakan  bahkan penjarahan di toko-toko jalur demonstrasi. Diperkirakan pemogokan yang berlangsung selama tiga hari  akan membuat sektor perdagangan rugi sekitar US$ 400  juta  per hari, dan tentu saja merusak citra chile yang selama ini dianggap memiliki politik dan ekonomi yang stabil.

cacatan : tulisan  bersumber dari berbagai surat kabar di santiago dan narasumber

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun