Mohon tunggu...
Zakiah Hanim
Zakiah Hanim Mohon Tunggu... melangkah menujuMu -

bukan siapa siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Elbaradei, diakah Calon Presiden Mesir ?

3 Februari 2011   01:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:56 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_88731" align="aligncenter" width="640" caption="Elbaradei/Admin (nato.int)"][/caption]

Semenjak mesir bergolak, nama Muhamed Elbaradei tiba-tiba   seperti bersinar. Kakek dengan satu cucu (maya) ini  ada disebut   sebagai salah satu calon  menggantikan presiden Hosni Mubarak bila beliau  turun tahta. Sosok seperti apakah Elbaradei  yang datang dari wina khusus untuk berada ditengah jutaan rakyat Mesir yang menginginkan Mubarak turun dari tahtanya?

Elbaradei  lahir di kairo 68 tahun lalu, anak pengacara  yang  disebut pendukung  demokrasi di Mesir  yang pada zaman Gamal Abdel naser disebut  sering bertentangan. Baderai  sekolah di Universitas Kairo (1962), kuliah pada pasca sarjana  di  Jenewa, dan mendapat Ph.d  bidang hukum internasional dari Universitas New York . Baderai  menikah dengan ibu guru TK, Aida El-Kachef,  memiliki dua anak  Laila, dan Mostafa.  Laila  berprofesi pengacara, tinggal di London, menikah dengan Neil Pizey, seorang bankir. Sedangkan  Mostafa, tinggal di Kairo, seorang manajer TI.

Baradei mengawali karir sebagai diplomat pada kementerian luar negeri mesir (1964), bertugas di misi tetap mesir di PBB new york dan jenewa. Pada 1974 hingga 1978 menjadi asisten khusus menteri luar negeri. Tahun 1984 ElBaradei menjadi anggota staf senior Sekretariat Badan Energi Atom Internasional  (IAEA). Menjabat sebagai penasihat hukum Agency (1984-1993) dan Asisten Direktur Jenderal untuk Hubungan Eksternal (1993-1997). Pada 1 juli 1997 Baderai menjadi  direktur jenderal IAEA, ia terpilih untuk  dua periode yaitu tahun 2001 dan 2005 dan berakhir tahun 2009. Pada era baderai inilah isu inspeksi di irak sebelum invasi amerika maret 2003 dan ketegangan karena program nuklir iran,

Yang menarik untuk disimak adalah  bahwa selama  menjabat sebagai dirjen IAEA  Elbaradei membantah alasan AS untuk invasi Irak.  Baradei bersama dengan Hans Blix (mantan dirjen IAEA yang digantikannya,) memimpin tim inspektur senjata PBB di Irak. Baradei mengatakan kepada dewan keamanan PBB  (2003)  bahwa dokumen yang  menunjukkan Irak telah memperoleh uranium dari niger tidak otentik dan hal ini sempat membuat  Bush berang. Baradei  mengatakan tidak benar Saddam Husen memiliki program senjata nuklir. Sedangkan tentang   invasi AS ke irak  disebut Baradei sebagai "contoh penggunaan kekuatan yang memperburuk masalah".

Yang terjadi kemudian, AS adalah satu-satunya negara yang menentang pengangkatan kembali Elbaradei sebagai dirjen IAEA, china memuji kepemimpinan dan obyektifitas Baradei dan mendukung kembali kepemimpinanya dalam IAEA, di samping negara lainnya seperti Jerman, Perancis, Rusia dan beberapa negara berkembang. Pada 13 juni 2005 baderai diangkat kembali oleh dewan IAEA. Seiring  keberadaanya dalam lembaga tersebut,  Baradei menerima penghargaan perdamaian nobel  tahun 2005 karena usahanya  dalam mencegah  energi nuklir yang  digunakan untuk tujuan-tujuan militer dan untuk memastikan bahwa energi nuklir untuk tujuan yang damai digunakan dalam cara-cara paling aman.".  Tahun 2008 baradei  menyatakn tidak bersedia lagi dicalonkan sebagai Dirjen  IAEA.

Pada pebruari 2010 baderai datang ke Mesir bertemu dengan beberapa pemimpin oposisi  di Kairo, setelah pertemuan itu diumumkan adanya pembentukan gerakan non partai baru yang disebut asosiasi nasional untuk perubahan, yang bertujuan adanya reformasi,  khususnya pasal 76 konstitusi Mesir yang tidak membolehkan calon presiden yang tidak punya partai politik, pula mensyaratkan bahwa calon presiden harus menjadi kepala parpol resmi minimal satu tahun sebelum dicalonkan sebagai presiden.


27 Januari  2011 elbaradei  kembali ke Kairo, dua hari setelah mesir memanas oleh demonstrasi. Elbaradei  bergabung dengan jutaan demonstran di Kairo yang ingin menurunkan Mubarak dari tampuk kekuasaannya. Baradei menyatakan siap untuk memimpin pemerintahan transisi apabila dikehendaki. Dalam menanggapi  ditunjuknya omar suleiman sebagai wapres yang baru baradei  mengatakan bahwa itu adalah pertanda mubarak telah putus asa.

Ada beberapa nama  yang  disebut   sebagai calon yang  dapat menggantikan bila Mubarak turun, nampaknya tidak serta merta dapat membuat Elbaradei  menjadi pemimpin Mesir, mengingat pasal 76 konstitusi mesir tidak membolehkan hal tersebut, di samping beliau lebih banyak berkiprah di luar negeri ketimbang di Mesir. Sedangkan kelompok Ikhwanul Muslimin  tidak menyetujui  Elbaradei ditunjuk sebagai wakil oposisi, dan  kemungkinan Ikhwanul Muslimin  menjagokan Mohammad Badi,  pemimpin gerakan oposisi terbesar di Mesir yang selama ini lebih memilih bersikap konservatif, walaupun nyaris tak mungkin karena begitu banyak "kepentingan luar" yang pasti tidak suka dan akan mengobok-obok Mesir dan menghadirkan "boneka mesir" yang baru.

Dari berbagai sumber

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun