Mohon tunggu...
REZA ZAA
REZA ZAA Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa sosiologi

haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lestarikan Budaya: Disdupar Gelar Pertunjukan Wayang Malam Jumat Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh

3 April 2024   22:56 Diperbarui: 3 April 2024   22:58 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disdupar) kota Semarang menggelar pertunjukan wayang kulit di Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Kamis, (28/04/2024) malam.

Pada malam yang penuh dengan nuansa magis Jumat Kliwon, Taman Raden Saleh di Kota Semarang menjadi saksi dari pertunjukan wayang yang memukau. Dengan tema "Semar Semile," dalang Ki Anggara Laras Prabowo membawakan kisah-kisah legendaris yang diwarnai dengan nuansa spiritual yang khas.Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Departemen Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Bapak Saroso S.Sn.

"Pagelaran wayang kulit malam jumat ini merupakan salah satu upaya melaksanakan  Undang -Undang No.17 tahun 20017 tentang pemajuan kebudayaan salah salah satunya pertunjukan seni pedalangan."kata Ketua bidang Kebudayaan, Bapak Saroso, kepada penonton, Kamis(28/4/2024).

Suroso mengungkapkan pentas wayang kulit merupakan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam upaya pengembangan dan pemajuan kebudayaan Pendalangan di Kota Semarang yang akan terus diadakan setiap bulannya.Beliau juga  menyampaikan apresiasinya terhadap acara ini dikarenakan banyak anak muda maupun mahasiswa yang turut hadir untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa. Dengan adanya pertunjukan wayang seperti ini, diharapkan semangat cinta terhadap budaya lokal semakin berkobar di kalangan masyarakat, terutama generasi muda.

Dengan sorotan lampu yang menyoroti panggung, dan suara gamelan yang mengagumkan, pertunjukan wayang malam Jumat Kliwon di Taman Budaya Raden Saleh menjadi sebuah perayaan kebudayaan yang tak terlupakan. Di tengah gemuruh modernisasi, seni tradisional seperti wayang tetap menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan akar budaya nenek moyang, menjaga kearifan lokal agar tetap hidup dan bersemayam di hati setiap generasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun