Mohon tunggu...
Reza Khoirul Huda
Reza Khoirul Huda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang mengerjakan tugas kuliah

Selanjutnya

Tutup

Diary

Terima Kasih Ayah dan Ibu

8 Oktober 2023   21:00 Diperbarui: 8 Oktober 2023   21:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak usia satu tahun, saya harus tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah. Kehidupan yang penuh dengan tantangan ini akan menjadi lebih sulit tanpa kekuatan dan ketabahan seorang ibu yang luar biasa. Artikel ini ingin menjadi ungkapan terima kasih dari hati saya kepada kedua orang tua saya yang telah membentuk diri saya menjadi orang yang saya hari ini.

Ayah telah berpulang untuk selamanya saat saya baru setahun memulai kehidupan. Tak tahu persis bagaimana kejadiannya, dan tak sekalipun ingin menanyakannya pada ibu, karena takut hal itu akan membuatnya sedih. Tapi konon, menurut kerabat, ayah adalah sosok yang baik, dan bertanggung jawab. Kata mereka beliau meninggal saat berusaha mencari nafkah untuk menghidupi kami, beliau adalah seorang sopir truk. 

Meskipun kepergiannya begitu cepat dari kehidupan saya, saya tahu bahwa beliau akan selalu menjadi bagian yang penting dalam kehidupan saya. Meskipun saya tidak memiliki kenangan pribadi tentang beliau, tapi ibu dan saudara-saudara saya akan selalu menjadi orang yang mengajarkan nilai-nilai luhur yang beliau anugerahkan kepada kami. Saya tahu bahwa ayah ingin yang terbaik untuk kami, dan saya berjanji untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai itu.

Lalu, Ibu adalah sosok yang sangat kuat dan inspiratif dalam hidup saya. Saya sendiri yang menjadi bukti hidup kegigihan beliau. Saya masih kecil ketika itu, tiga kakak saya pun juga masih sekolah. Jika direnungkan lagi, maka perjuangan ibu adalah suatu hal yang luar biasa dan terkadang tak masuk logika. Beliau memang bukan orang yang terkenal juga bukan orang yang sama sekali ingin terkenal, tapi kasih sayang ibu adalah hal yang selalu terkenang dalam lubuk hati saya yang paling dalam. Saya tahu bahwa setiap hari adalah perjuangan bagi ibu, tetapi beliau tidak pernah menyerah. Terima kasih atas pengorbananmu yang tak terhitung jumlahnya.

Saya juga ingin berterima kasih kepada Allah SWT. Yang telah memberi saya keluarga yang begitu hebat. Saya tak pernah sekalipun merasa sebagai anak yang broken home, mekipun ayah telah pergi mendahului kami. Saya merasa keluarga saya selalu lengkap, saya merasa keluarga saya selalu bahagia, berkat saya ikhlas dan syukur yang ditanamkan pada hati kami. Bersama-sama, telah kami lewati banyak cobaan dan kesulitan, tetapi kita selalu bisa melewatinya. Kami belajar untuk menghargai hal-hal sederhana dalam hidup dan menjadi keluarga yang kuat.

Terima kasih ayah dan ibu, atas cinta, dukungan, dan pengorbanan kalian yang tak pernah berhenti. Kalian telah mengajar saya arti sejati dari keluarga, cinta, dan kekuatan. Saya berjanji untuk menjadikan kalian bangga dengan menjadi orang yang baik, berpendidikan, dan bermanfaat bagi masyarakat. Keberadaan kalian adalah anugerah terbesar yang pernah saya dapatkan. Semoga saya bisa melanjutkan warisan dan nilai-nilai kalian dengan baik.

Sekali lagi, terima kasih ayah dan ibu, dan tak pernah cukup sedikit tulisan ini untuk mengungkapkan terima kasihku pada kalian

Oleh Reza Khoirul Huda bersama Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun