Mohon tunggu...
Reza Kaifah
Reza Kaifah Mohon Tunggu... Dosen - -

Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan [Ali bin Abi Tholib Ra.}

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Buku "Orientasi Pemahaman Filsafat Ilmu"

15 Februari 2020   18:38 Diperbarui: 15 Februari 2020   19:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul Buku : Orientasi Kearah Pemahaman Filsafat Ilmu

Penulis       : Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.

Penerbit      : Prenada Media Grup

Tahun terbit : 2016

Pada bab pertama penulis memberikan tentang Bersifat Pengetahuan dan mengarah ke pemahaman filsafat bumi ini. Pengetahuan dan Pemahaman manusia dapat terus berkembang dan mengikuti zaman dan berjalannya waktu untuk perkembangan teknologi. Kemudian penulis menjelaskan bahwa manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah di bumi ini yang memiliki pengetahuan yang luas sebagai penolong dan membantu dirinya serta alat untuk bertahan hidup hingga saat ini. Ilmu pengertahuan yang telah diberikan oleh allah kepada manusia jumlahnya sangat terbatas.

Filsafat ilmu akan terus berkembang karena sejatinya tujuan  filsafat telah ada dalam pengertian kata ''filsafat'' tersebut yang berarti mencari kebenaran. Karena filsafat itu tidak melihat dari satu titik saja akan tetapi melihat dari titik lainnya juga. Sedangkan cakupan filsafat ilmu secaa umum tetap berputar disekitar lingkupan utama filsafat yakni seputar logika, etika, estetika, fisika, dan metafisika.

Selain itu filsafat ada cakupannya yaitu ontologies, epistemologis, dan aksiologis dan juga merupakan dasar ilmu pengetahuan. Ontologi membahasa tentang hakikat apa yang dikaji. Epistemologi membahas metode atau cara-cara mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar. Dan aksiologi membahas etika dan estetika dari permasalahan tersebut. Filsafat dan ilmu pengertahuan saling berkaitan erat satu sama lain karna dari situ konsep dasar dan tujuan dalam berfilsafat dan ilmu pengertahuan kurang lebih sama.

Ilmu pengetahuan merupakan warisan umat seluruh di dunia ini, bukan milik pribadi dan orang tertentu saja. Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan yang lebih baik lagi menuju kecerdasan menuju kebahagiaan dunia akhirat ada juga untuk mengubah tingkah laku manusia karena kita belajar itu tujuannya salah satunya itu untuk mengubah moral dari sebelum kita belajar sampai kita sesudahnya.

Gagasan islam atau inti dari Gagasan pokok islam tentang ilmu pengetahuan menyatu dengan keinginan mencapai kebahagiaan akhirat, cita-cita akan manfaat bagi kemanusiaan, dan tanggung jawab dalam rangka meraih ridho-Nya Allah SWT. Selain itu, Alquran meminta orang berintropeksi diri sendiri atau merenungkan penciptaan dan ciptaannya, dan menggunakan secara bertanggung jawab, bukan cara yang merusak dan berbuat jahat.

Tetapi, tentunya allah tidak melepas manusia begitu saja. Melainkan, Allah telah membekali manusia dengan berbagai kemampuan ataupun potensi yang berfungsi untuk menggali lebih dalam lagi terhadap ilmu pengetahuan tersebut. Manusia lahir sudah dilengkapi dengan panca indera dan lain-lainnya sebagai salah satu alat untuk menggali imu pengetahuan.  Dan manusia dilengkapi akal untuk berfikir yang nantinya akan menghasilkan keputusan dan hasil pemikiran. Menurut Endang Saifuddin Anshari(2009), tidak semua persoalan manusia jawabannya dari agama, Ada beberapa poim masalah manusia itu bisa dituntaskan dengan selain agama.

Pertama, soal-soal yang tidak prinsipel, seperti urusan kendaraan berjalan sebelah kiri atau kanan atau belok dan lainya. Kedua, persoalan yang tidak secara tegas dibahas dalam Alquran dan As- Sunnah diserahkan ijtihad atau ijma' kesepakatan ulama kepada masing-masing dengan kemampuan nalarnya. Ketiga, masalah yang tetap masih merupakan misteri dan rahasiangn  yang tidak terjangkau akal budi manusia karena keterbatasannya. Misalnya, mengenai roh, alah ghaib, hidup sesudah mati, dan hakikat takdir yang bukan masalah perilaku beragama(religious) sehari-hari.

Sebagai hamba allah yang diciptakan sebagai sebaik-baik ciptaan, maka sebagai manusia kita memiliki kemampuan menalar, merasa, dan mengindra. Melalui kelebihan inilah manusia dapat mengembangan ilmu pengetahuannya. Tidak semua pengetahuan dikategorikan sebagai ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur kebudayaan. Ilmu dan Kebudayaan pun berada di posisi yang saling tergantung dan saling memenuhi.

Selanjutnya Pada bab ke dua, penulis membahas tentang hakikat filsafat yang mencakup pengertian, cakupan objek, metode dan tujuan. Pada awal penjelasan tentang hakikat filsafat ilmu, penulis mengungkapkan pendapat yang dimiliki oleh Hamdani dan Fuad (2007). Sebagaimana yang di ungkapkan oleh keduanya, Plato mengumpamakan seorang filsuf ialah laksan seorang kapten kapal yang menghabiskan waktunya memandang bintang-bintang di langit. Para kelasi berpendapat sebagai parasit yang tidak ada gunanya, tapi kata plato''tanpa kerja sang kapten kapal akan tersesat, dan pekerjaan yang para kelasi  menjadi sia-sia'' begitulah gambaran posisi dan peran filsafat dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan.

Mengenai pengertian filsafat ilmu, penulis menjelaskan bahwa filsafat ilmu adalah suatu kefilsafatan yang ingin menjawab sebuah pertanyaan mengenai hakikat ilmu, baik ditinjau dari ontologies, epistemologies, dan aksiologies yang memalui proses secara mendalam yang sistematis dan bersifat spekulatif. Jujun(2010) mengatakan, berkaitan dengan masalah ilmu tentu saja tidak dapat dipisahkan dengan pengetahuan ibaratkan dua uang mata logam yang memiliki arti penting dari sebuah koin tersebut.

Orang yang berfilsafat itu pemikirannya kritis dan ingin mencari tahu lagi ketika suatu permasalahan itu di tuntaskan atau mendapatkan Kesimpulan. Akan tetapi, orang yang berfilsafat dia ingin mencari tahu lagi. Contoh, apabila ilmu diliat dari sudut pandang dengan satu titik saja tentang bagaimana dan apa sebabnya? Maka filsafat lebih dari itu,ia bertanya apa itu sesungguhannya? Dari mana awalnya? Dan kemana, akhirnya?. Jika ilmu dalam membahas objek kajian hanya berdasarkan pengalaman, maka filsafatlah mempertanyakan pengalaman itu sendiri.

Hakikat ilmu dari segi onlogis adalah tentang apa dan sampai mana pencapaian hakikat ilmu, yaitu memahami dan mengerti serta mengetahui ilmu tersebut. Ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang akan tahu penyebab dari permasalahan itu atau pengetahuan itu. Adapun Hakikat seni dan estetika adalah suatu produk budaya yang mencakup semua peradaban manusia.

Seni mulanya adalah proses atau tahapan manusia yang bersifat universal, berlaku untuk umum. Selanjutnya hakikat agama, fungsi agama adalah memelihara seseorang dengan hubungannya dengan tuhan(hamblum minallah) agama ini timbul sebagai jawaban manusia atas kepemimpinannya atau sebagai pengganti di bumi untuk menjadikan penerusnya orang yang beretika dan ber moral. Dan terakhir budaya, budaya merupakan hal hal yang berkaitan dengan akal. Budaya adalah keseluruhan system,gagasan, tindakan, hasil kerja manusia dijadikan milik manusia untuk dipelajari lagi selanjutnya. Terima Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun