Siapa sih yang tidak suka nonton kartun? Masa kecil kita dulu pastinya dihiasi dengan berbagai macam siaran kartun animasi lawak dan menghibur. Hari Minggu menjadi hari di mana kartun animasi tayang nonstop di televisi kesayangan. Hingga sekarang pun, terdapat salah satu kartun yang masih awet ditayangkan di televisi, yaitu serial animasi besutan Nickelodeon yang berjudul "SpongeBob SquarePants". Apakah benar kartun "SpongeBob SquarePants" ini hanya dikhususkan kepada anak kecil?Â
Pada zaman sekarang, teknologi yang terus berkembang pesat juga menimbulkan kemajuan dalam dunia animasi. Banyak orang berbakat yang menciptakan mahakarya dalam bentuk animasi berformat film maupun serial yang telah disesuaikan target umurnya. Namun, hingga saat ini masih muncul sebuah persepsi bahwa kartun identik dengan tontonan anak-anak. Lantas, apakah para orang dewasa tidak pantas menonton kartun animasi?
Kartun animasi sendiri merupakan sebuah film untuk sinema, televisi atau layar komputer, yang dibuat menggunakan gambar bergerak, berlawanan dengan animasi secara umum, yang meliputi film-film yang dibuat memakai tanah liat, boneka, model 3D dan bahan lainnya. Animasi hanyalah sebagai format penyajian dari sebuah film maupun serial. Ada banyak sekali rumah produksi atau perusahaan di luar sana yang membuat mahakarya film animasi dengan kualitas terbaik, seperti Walt Disney, DreamWorks Animation, Pixar, Illumination Ent., Sony Animation, dan masih banyak lagi, sedangkan yang berformat serial, sering diproduksi oleh Nickelodeon dan Cartoon Network.Â
Terdapat berbagai macam jenis animasi yang jarang kita ketahui, yaitu animasi 2 dimensi, 3 dimensi, stopmotion, claymotion, dll. Namun, dari sekian banyaknya jenis-jenis animasi tersebut, ada 2 yang sering digunakan saat ini, yaitu animasi 2D dan 3D. Animasi 2D merupakan merupakan animasi yang menggunakan sketsa gambar yang digerakkan satu persatu, sehingga akan tampak seperti nyata. Jenis animasi ini sering dipakai pada format serial episodik, seperti anime (kartun Jepang). Berbeda dengan animasi 3D yang merupakan penciptaan gambar bergerak dalam ruang digital 3 dimensi. Animasi 3D sering digunakan pada format film animasi bioskop, seperti film animasi khas Disney, DreamWorks, dan Pixar. Ketiga studio tersebut selalu sukses menciptakan film animasi 3D berkualitas dengan detail yang sangat tinggi, visual yang menakjubkan, hingga pergerakan karakter yang amat halus.
Kebanyakan film animasi masa kini, tidak hanya mengunggulkan kualitas animasinya, tetapi juga kompleksitas cerita dan penyampaian pesannya. Misalnya, waralaba film animasi karya DreamWorks Animation yang berjudul "Kung Fu Panda". Film ini berkisah tentang perjalanan seekor panda gembul bernama Po yang terpilih dan memenuhi takdirnya menjadi Dragon Warrior. Dibalik kesuksesan besar trilogi yang meraih banyak penghargaan ini, memang memiliki banyak sekali keunggulan. Visual dan gaya animasinya yang apik dan sangat detail, dengan alur cerita yang segar, hingga musik latar khas China yang disusun oleh sang legenda komposer yaitu, Hans Zimmer. Tak lupa terdapat berbagai pesan yang dapat kita ambil dari film ini.Â
Salah satu kutipan yang terkenal dari salah satu karakter film "Kung Fu Panda" yang bernama Master Oogway, "Yesterday is a history, tommorow is a mistery, but today is a gift. That's why it is called a present," benar-benar bermakna sangat dalam. Selain itu, film ini juga mengajari kita untuk menjadi diri sendiri, mencari jati diri kita yang sebenarnya, hingga belajar untuk melupakan masa lalu karena yang terpenting adalah apa yang diri kita pilih pada masa saat ini. Walaupun film ini sebenarnya ditargetkan kepada anak-anak, orang dewasa pun juga tak luput dapat menikmatinya karena banyak pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh film ini. Pemahaman seorang anak mungkin tak akan sampai pada titik ini, diperlukan pendampingan orang dewasa untuk mengajarkan pesan-pesan tersebut kepada anak-anaknya. Kebanyakan anak-anak hanya mencari adegan aksi dan kelucuan dari animasi tersebut.
Contoh yang paling sederhana dapat dilihat dari serial animasi "SpongeBob Squarepants". Dahulu saat kita masih belia, dengan cerita yang ringan dan tingkah konyol dari sponge kuning ini memang selalu bisa menghibur banyak anak-anak. Namun, kenyataannya banyak sekali makna dan pesan yang relate dan baru bisa dipahami saat kita telah menginjak usia remaja maupun dewasa. Selain kedua animasi tersebut, terdapat banyak serial maupun film animasi besutan studio ternama lain yang memiliki kualitas hampir sama, seperti waralaba "Toy Story", "Up" (2009), "Wall-E" (2008), "Inside Out" (2015) yang merupakan besutan Disney dan Pixar. Film-film animasi tersebut telah mendapat banyak penghargaan, dari segi animasi, plot dan alur cerita, karakterisasi, hingga musik pun tak dapat diragukan lagi. Sinema animasi saat ini tak melulu hanya sekadar kisah yang ditujukan kepada anak-anak dan akan basi apabila disaksikan penonton dewasa. Oleh karena itulah, animasi-animasi besar seperti ini kurang tepat apabila disebut "kartun anak-anak".
Kenyataan bahwa seluruh anak-anak di berbagai belahan dunia yang seringkali menyaksikan dan suka menonton kartun, menimbulkan stigma bahwa kartun animasi identik dengan tontonan khusus untuk anak-anak semata. Menurut saya, jika dipikirkan lebih mendalam, hal tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Kartun animasi jenis apapun, dapat dinikmati oleh siapapun dan tidak memandang kalangan usia. Hal tersebut hanya dibatasi oleh rating atau target umur dari sebuah kartun.Â
Memang terdapat banyak animasi yang ditargetkan khusus untuk anak-anak, tetapi ada juga yang diperuntukkan bagi semua umur bahkan ada yang benar-benar hanya ditujukan bagi para penonton dewasa, seperti Family Guy, Rick and Morty, The Simpson, Happy Tree Friends, dll. Kartun-kartun dewasa tersebut berisi banyak adegan berat hingga kata-kata yang tidak pantas disaksikan oleh anak kecil. Terkadang kita hanya langsung menilai tontonan tersebut tanpa mengetahui dengan pasti target umur dan pasarnya. Sebagai orang dewasa, hendaklah kita memilah dengan lebih teliti manakah kartun yang pantas dan tidak pantas dipertontonkan bagi anak-anak. Selain itu, tidak perlu merasa malu walau kita sendiri masih menyukai jenis tontonan tersebut karena kita juga memerlukan hiburan tersendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H