Dan sekian lama aku memikirkannya kembali, aku memutuskan tidak melanjutkan keinginan ku tersebut dan aku memaksa balik pulang kerumah setelah habis jam pelajaran di sekolah. Sampai di rumah aku menceritakan dengan kakak ku. Oh iya perkenalkan kakakku Rini Agustina, dialah kakakku yang mengerti dan mengetahui apa yang sedang aku hadapi selama disekolah. Sebelumnya, aku juga sudah menceritakan semuanya terhadap dia, jadi dia sudah tau situasi hatiku bagaimana pada saat itu.Â
Diluar nalar, kakakku malah senyum,(dalam gumamku apakah ada yang lucu)?,, dan dia menjelaskan bahkan memberikan motivasi terhadapku, dialah kakakku yang seakan-akan dia kakak dewasa dalam keluarga kami, yahh, meskipun dia bukan kakak pertama dalam kelurga kami, tapi dia yang pemikiran bak Merry Riana tersebut.
Waktu terus berputar, Â malam pun tiba, aku bertanya pada Tuhan, Tuhan, kenapa hal ini bisa terjadi dalam hidupku, kenapa? Kenapa?? .
Pertanyaan yang sering ku tanyakan sama Tuhan pun tidak ada jawaban yang bisa membantu diriku..,Â
Setiap malam pun tiba, aku sering membuka Alkitabku yang selalu menjadi favorit dikalah hati ini lara. Â Seketika aku membaca ayat yang begitu familiar dan maknanya mendalam, yang berbunyi "kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. "
Wait, aku membaca ini sambil menangis seketika yang pertanyaanku yang sering ku tanyakan sama Tuhan malah dikasih dengan ayat ini. Luar biasa Tuhan memberikan sesuatu yang begitu mendalam dan bermakna. Mengasihi musuh tidaklah mudah tapi aku harus melakukannya dengan Perkataan Tuhan malam ini. tangis terharu dan memohon pertolangan kepada Tuhan diiringi doa dan pujian-pujian kepada Dia.Â
Terimakasih Tuhan (gumamku dalam hati yang begitu lega).
.
Pagi pun tiba
Aku bersiap-siap untuk memulai aktifitas sekolah seperti hari-hari sebelumnya.
Sampai di sekolah, aku baru sadar bahwa ada guruku yang jurusannya Psikologi sewaktu dia kuliah, aku coba bertanya dengan ibu tersebut..