Kemarin siang saya ditugaskan ibu saya untuk membeli soto ayam di taman dekat rumah, suatu hal yang biasa bagi saya karena itu memang pekerjaan sehari-hari selama pandemi berlangsung.Â
Ketika saya sampai di gerobak warung soto itu, ternyata situasi sangat ramai karena saya cukup "telat" datang ke sana, tepat ketika jam makan siang kantor (rumah saya di dekat perkantoran).Â
Akan tetapi ada seorang pria cukup tua yang sedang berbincang dengan salah satu pedagang soto. Memang, pedagang soto itu nampak cukup tak acuh dengan pembicaraan si pria, tetapi karena "pembeli adalah raja", nampaknya ia harus mendengarkan.
Di tengah pembicaraan tersebut, saya tiba-tiba langsung kaget mendengar salah satu statement si pria. Kurang lebih seperti ini:
"Lu tau youtube kan! MasyaAllah mereka tuh kaya-kaya ditampangin terus! Die mah enak ye kaya, lah kite!"
Percakapan itu membuat si pedagang soto nampaknya menjadi acuh dengan keberadaan pria tersebut. Begitu pula dengan saya, sebab hal ini sempat menjadi pemikiran mendalam dalam pribadi saya beberapa waktu lalu.
Youtuber di Indonesia
Setelah job di televisi berkurang karena kebanyakan masyarakat cenderung berpindah ke platform Youtube sebagai pemuas nafsu mereka dalam hasrat menonton, beberapa bahkan hampir semua public figure membuat konten Youtube.Â
Youtube Indonesia yang mulanya diisi oleh content creator yang kreatif, membuat irama musik unik seperti Eka Gustiwana, atau mini-drama seperti The Last Day Production, menjadi lautan vlog para aktris yang nampaknya sudah tidak punya job di televisi.
Mengunggah tayangan di Youtube memang mendatangkan pendapatan yang menggiurkan, apalagi dibanding job di televisi. Semakin banyak subscriber di channel mereka, pendapatan akan semakin banyak.Â
Berbagai cara dilakukan untuk menaikkan angka subscriber, salah satunya give away yang dikomentari oleh beberapa content creator beberapa waktu lalu. Para content creator menilai kini penikmat Youtube menjadi subscriber tidak lagi karena karya si pemilik channel, tetapi justru karena hadiah yang dijanjikan melalui give away.