Mohon tunggu...
Reza Ilham
Reza Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

sampaikan walau hanya satu ayat

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pembuangan Limbah Rumah Tangga ke Pantai

25 Oktober 2021   09:40 Diperbarui: 25 Oktober 2021   11:51 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada hari jum'at, tanggal 8 Oktober 2021 aku dan keluargaku pergi ke Trenggalek untuk berlibur. Kami pergi bersama dengan seluruh keluarga besar dari ibuku. Karena ini acara keluarga, jadi semua anggota keluarga pun harus ikut dan tidak boleh menolak. Aku dan keluargaku, berangkat dari Porong hari Jum'at malam, kami langsung pergi ke Batu ke rumah tante dan saudara sepupuku. Kebetulan rumah saudara sudaraku saling berdekatan, sehingga kami bisa berangkat secara bersama -- sama. Pada malam itu, aku dan keluargaku menginap di rumah salah satu tanteku.

Pada keesokan harinya, semua keluarga besar berkumpul di rumah tanteku, sebelum berangkat kami melaksanakan doa bersama agar diberi keselamatan dan kemudahan dalam perjalanan. Setelah doa bersama, kami pun berangkat. Namun sebelum ke trenggalek, kami pergi menjemput nenek terlebih dahulu di desa Watukidul, Ngantang. Setelah itu, kami berangkat ke Trenggalek. Saat itu aku sedanga ada kegiatan di kampus yakni Basic Training of Public Health (BtoPH), sehingga aku harus menghadiri zoom walaupun berada di perjalanan dikarenakan kegiatan tersebut sangat wajib dilakukan.

Perjalanan pun kami lalui, singkat cerita kami pun sampai di Trenggalek, namun kami tidak langsung ke pantainya, melainkan kami singgah terlebih dahulu ke rumah saudaraku untuk makan siang. Kami sampai di trenggalek sekitar pukul 1 siang. Setelah makan siang, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Mutiara dan sampai sekitar pukul 4 sore. Disana kami langsung berswafoto dan bermain air kecil kecilan. Kami bermain -- main di pantai hingga jam menunjukkan pukul 5 sore, lalu kami bersih diri dan kemudian pergi ke penginapan yang telah dipesan oleh saudaraku.

Lalu apa kena mengena cerita ini dengan pembuangan limbah? Nah, mulai dari penginapan inilah permasalahan ini dimulai. Setelah kami sampai di penginapan tersebut, kami meletakkan semua barang barang bawaan kami pada kamar yanng telah disiapkan, penginapan ini bisa dibilang standart, dan sesuai dengan harganya. Penginapan yang kami tempati berada di pinggir pantai, melihat keluar dari jendela kamar pun sudah bisa melihat pantai. Kami sekeluarga pun menghabiskan malam itu, dengan acara bakar -- bakar ikan, makan bersama, dan bersenda gurau sungguh indah malam itu. Setelah acara bakar bakar selesai, kami pun tidur.

Besok paginya, kami bersenang senang di pantai, kami berenang, bermain, dan bergembira di pantai. Sampai ketika berjalan jalan di pinggir pantai, saya melihat ada aliran air yang mengalir dari penginapan ke pantai. Air tersebut ternyata berbau tidak enak dan anehnya langsung dibuang ke laut melewati permukaan pantai. Lalu akupun menyelidiki asal bagaimana air tersebut bisa mengalir di permukaan pantai. Dan ternyata, air yang mengalir tersebut berasal dari selokan yang menghubungkannya dengan lubang resapan air yang ada di dalam kamar mandi. Lalu saya pun bertanya kepada pemilik penginapan mengapa saluran pembuangan air yang ada di dalam kamar mandi mengalir diatas permukaan pantai? Dan pemilik penginapan pun menjawab bahwa bukan hanya penginapan ini saja yang melakukan hal tersebut, melainkan semua rumah yang ada di pinngir pantai tersebut melakukannya. Dikarenakan faktor lebih efisiensi, beliau juga mengatakan kalau mengalirkannya langsung dapat menghemat biaya unuk membuat pipa di bwah pantai. aku yang setelah berenangpun merasakan gatal gatal yang hebat dikarenakan hal tersebut, aku memberikan saran kepada pemilik penginapan agar memasang tanda bahwa pantai yang berada di pinggir penginapan tersebut tidak untuk berenang. Agar tidak ada lagi orang yang berenang di pinggir pantai tersebut dan tak ada lagi korban gatal seperti yang aku alami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun