Mohon tunggu...
Reza Firdaus
Reza Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya ingin membuat berita yang menarik di kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BJ Habibie And The Crack Theory: Sosok Pembawa Inovasi dalam Industri Pesawat Terbang

20 April 2024   19:38 Diperbarui: 20 April 2024   19:43 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Inovasi Awal yang Membangun Reputasi: Merancang Airbus A-300 dan Mengubah Paradigma Industri Penerbangan

Sebuah kisah gemilang mengenai seorang pionir yang mengubah arah industri pesawat terbang. BJ Habibie, Lahir pada 25 Juni 1936 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. BJ Habibie menempuh perjalanan luar biasa dari seorang anak dari keluarga sederhana hingga menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam sejarah industri teknologi. Perjalanan awalnya dimulai ketika ia merantau ke Jerman untuk mengejar pendidikan tinggi, di mana ia tidak hanya memperdalam ilmu teknik, tetapi juga mulai menorehkan jejak dalam dunia inovasi.

Teori "The Crack" oleh B.J. Habibie adalah konsep yang dikembangkannya untuk menjelaskan mengapa negara-negara berkembang seringkali kesulitan dalam mengadopsi teknologi canggih. Dalam teorinya, "crack" merujuk pada kesenjangan atau celah antara teknologi yang ada di negara maju dan kemampuan negara berkembang untuk mengadopsinya secara efektif.

Pendidikan:

  1. Studi di Jerman: Habibie menempuh pendidikan tinggi di Jerman, di mana ia mendapatkan gelar sarjana teknik mesin dari Technische Hochschule Aachen (sekarang dikenal sebagai RWTH Aachen University) pada tahun 1960.

  2. Studi lanjutan dan gelar Ph.D.: Setelah meraih gelar sarjana, Habibie melanjutkan studinya di Technische Universitt Mnchen (Technical University of Munich) di Jerman, di mana dia memperoleh gelar doktor (Ph.D.) dalam bidang teknik aerospace pada tahun 1965.

Karir:

  1. Di Messerschmitt-Boelkow-Blohm (MBB): Setelah menyelesaikan studinya, Habibie bergabung dengan perusahaan pesawat terkemuka di Jerman, Messerschmitt-Boelkow-Blohm (MBB), di mana ia memainkan peran penting dalam pengembangan pesawat terbang.

  2. Kembali ke Indonesia: Pada tahun 1974, Presiden Indonesia saat itu, Soeharto, meminta Habibie untuk kembali ke Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan teknologi dan industri penerbangan.

Pendekatan unik BJ Habibie terhadap desain pesawat terbang menjadi ciri khasnya. Ia tidak hanya fokus pada aspek teknis semata, tetapi juga mempertimbangkan unsur estetika dan kenyamanan penumpang. Dengan memperkenalkan elemen baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, ia mengubah paradigma industri pesawat terbang secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun