Mohon tunggu...
Reza FebriasPutri
Reza FebriasPutri Mohon Tunggu... -

Assalamualaikum

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ganti Kesan Negatif Menjadi Positif

28 Maret 2019   20:22 Diperbarui: 28 Maret 2019   20:38 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hallo semua...

Kali ini artikel saya akan sedikit menjelaskan hubungan terapeutik dan empati. Berikut ada sedikit kutipan untuk mengawali pembahasan saya kali ini.

Aku hanya ingin kau tahu bahwa kalau kau butuh seseorang untuk diajak bicara,aku ada di sini. Aku mungkin tidak bisa banyak membantu, tapi aku bisa mendengarkan.
Ilana Tan ~ Sunshine Becomes You

Dari kutipan novel di atas bisa saja terjadi ketika ada seseorang klien yang sedang mengalami suatu permasalahan entah itu sebuah perseturuan, pertengkaran ataupun trauma. Nahh,, BK berperan sebagai media penanganan yang baik atas suatu permasalahan yang sedang terjadi. Dalam konseling, usaha yang dilakukan konselor terhadap klien yang sedang mengalami trauma disebut Terapeutik. Yang mana dalam terapeutik diharapkan klien merasa lebih dihargai, dan diarahkan.

Sedangkan pengertian empati menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Ketika kamu menunjukkan empati yang besar terhadap orang lain, energi negatif mereka menurun dan digantikan oleh energi yang positif. Itulah ketika kamu lebih kreatif dalam menyelesaikan masalah.
-Stephen Covey

Dalam kutipan diatas menjelaskan bahwasanya ketika konselor menunjukkan sikap empati kepada klien, paling tidak akan meringankan beban yang dialami oleh klien, yang mungkin jika sebelumnya dia (klien) berpikiran negatif namun setelah bertemu dengan konselor, yang tentunya dengan penanganan yang baik pula, pemikiran klien tadi menjadi positif.

Jadi, hubungan terapeutik dan empati disini ialah ketika klien mengalami suatu permasalahan atau trauma. Konselor bertindak sebagai orang yang membantu menangani masalah tersebut dengan terapi kepada klien sesuai dengan apa yang sedang dihadapi. Kemudian disusul dengan respon empati dari si konselor kepada kliennya. Dengan begitu si klien merasakan kesan positif dan juga merasa diperhatikan oleh si konselor.

Nah dari situ si klien akan lebih percaya diri mengungkapkan perasaan dan masalahnya kepada konselor. Hal ini sangatlah membantu si konselor dalam mengidentifikasi serta memberikan suatu pemecahan masalah kepada si klien.

Terimakasih telah menuangkan waktu saudara, artikel ini masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik sangatlah perlu supaya dalam artikel selanjutnya akan lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun