Jika ada yang bertanya tentang bagaimana perjuangan yang konsisten itu bisa tercapai dan terealisasi tanpa adanya kekerasan kontak fisik. Bagi penulis,ia yakin sejarah Gandhi yang masih hidup akan menjawabnya dengan nilai agung yang dipegang teguh olehnya: satyagraha.Â
Tepat pada tahun 1930, tentang kebijakan kontroversial yang ditetapkan oleh pemerintahan inggris yang berdampak pada india yang sangat merugikan, perihal produksi garam di tanahnya.Â
Gandhi hadir memimpin aksi longmarc pawai yang di kenal dengab gerakan Salt Marc menuju Pantai Dandi untuk mengambil garam sebagai bentuk perlawanan pada hukum garam yang telah ditetapkan waktu itu.
Gandhi datang dan membawa konsep satyagraha, yang menurut Gandhi adalah proses untuk menuju pencarian (satya) yang disebut kebenaran. Konsep ini sebenarnya sebagai  pondasi perjuangan yang selalu mewarnai perjuangan seorang lelaki kurus dan perkasa ini.Â
Dalam konsep satygraha inilah Gandhi mengatakan bahwa setiap perjuangan itu harus tetap berpegang teguh pada kebenaran. Pencarian kebenaran inilah yang tidak akan teraktualisasikan tanpa adanya (ahimsa) yang baginya adalah proses pencarian kebenaran yang disetiap gerakannya tidak ada satupun kejahatan atau kekerasan yang diperbuat.
Pergerakan politik dan gerakan Mahasiswa yang masif dalam bentuk aksi demonstrasi turun ke jalan terutama di Indonesia dan sangat disayangkan ada banyak kejadian yang tidak diinginkan sama sekali seperti, adanya pertumpahan darah, tindakan represif dari aparat. Penculikan, dan masih banyak lagi.Â
Bagi Gandhi, kekuatan rakyat tidak akan pernah mampu melawan superioritas dari aparat yang memiliki senjata dan sejumlah peralatan yang canggih. Pun jika gerakan itu akan tetap ada, melawan dengan emosi yang membara.Â
Baginya, itu hanya proses pertumpahan darah yang akan pelan pelan memakan banyak korban jiwa. Dan potensi mengubah kebijakan itu tidak sekejap begitu saja diaminkan.Â
Kebenaran itu tidak sebanding dengan memaksakan kehendak, yang pada dasarnya jika diukur sebenarnya tak mampu melawan dengan gerakan perlawanan yang didasari atas demdam kejahatan.Â
Baginya menderita lebih baik daripada harus didasari dendam lalu menggunakan kekerasan sebagai counter dalam perjuangan.Â
Melihat perjuangan Mahatma Gandhi, ia banyak memberi pelajaran sebelum meninggal dunia, tentang pentingnya satyagraha dalam perjuangan, yang tak lain dari, dimana proses perjuangan dalam memperjuangkan kebenaran itu tak lepas dari Cinta, moral yang akan selalu menemani dalam prosesi perjuangan.Â