Secarik kertas putih
Hadir untuk dilukai permukaannya
Oleh aku dan kamu
Juga dia dan mereka
Mengukir yang disuka
Melepas setiap emosi yang bergejolak
Menumpahkan segala macam bentuk pikiran
Mengais isi hati yang terpendam
Secari kertas putih
Terkadang hadir sebagai bahan pelampiasan
Dari semua rasa amarah, benci, dan dendam
Secarik kertas putih
Digores dalam ukiran
Sebagai bentuk ungkapan
Mengungkap cinta yang tersembunyi
Ternodai dengan tinta hitam
Tertulis berbagai macam huruf
Terbentuk dalam untaian kata
Terisi sebuah kalimat tak bersuara
Di secarik kertas
Aku menggambarkan sosok diri
Yang terkadang menjerit
Sewaktu-waktu juga tertawa ria
Dalam secarik kertas
Kau lumuri kenangan
Membekas hingga terasa ke ujung batin
Menyatu di setiap detak nadi
Di permukaan kertas putih ini
Kita saling menulis
Kita juga berekspresi
Bersama satu tujuan
Tapi,
Pernahkah kita mendengar,
Jeritan kertas putih ini?
Yang terus terluka
Akibat tajamnya ujung pena
Tapi,
Pernahkah kita merasakan
Penderitaanya?
Saat merelakan tubuhnya
Dijammah oleh para pemilik nyawa
Dalam selembar kertas putih
Aku dan dirimu bercerita
Tentang dua rasa yang tak pernah sekalipun…
Tak pernah sekalipun ingin menyatu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H