Bila sang anak tidak meresponsnya dengan baik, maka terapis akan mengucapkan, "Leo, tidak." Namun, bila sang anak berhasil melakukan perintahnya, terapis akan memberikan pujian-pujian kepada sang anak. Hal itu ia lakukan berulang-ulang sampai sang anak melakukan kontak mata secara spontan. Nah, saat sang anak sudah dapat melakukan kontak mata, maka terapis akan melanjutkan terapi dengan tujuan yang baru. Dengan begitu, sang anak akan belajar banyak kemampuan baru yang nantinya membantu sang anak agar dapat kembali berinteraksi sosial dengan orang lain.
Meskipun demikian, seseorang harus memiliki sertifikat sebagai terapis perilaku dan punya pengalaman mendidik anak autistik untuk dapat melakukan terapi ABA. Selain itu, terapis juga harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Pada dasarnya, terapi ini dapat dilakukan oleh siapa pun yang belum bersertifikat, asalkan sudah mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Untuk itu, ayo didik anak Socconians yang mengidap gangguan autistik dengan melakukan terapi ini mulai sekarang! Hal ini bertujuan agar si anak dapat kembali berinteraksi sosial dengan temannya.
Itulah cara mendidik anak autistik dengan terapi ABA. Semoga bermanfaat dan dapat membantu Anda. Yang terpenting adalah berhenti mengejek anak autistik dan mari kita didik mereka dengan perlakuan yang khusus. Keep happy and enjoy with your life!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H