Persiapan anak usia pra-sekolah adalah fase penting yang membutuhkan perhatian khusus dari orangtua. Dalam Islam, peran orangtua, terutama ibu, sangatlah sentral. Konsep ini tidak hanya didukung oleh ajaran agama tetapi juga diperkuat oleh penelitian ilmiah yang menunjukkan dampak besar pola asuh dan lingkungan keluarga terhadap perkembangan karakter anak.Â
Kombinasi antara perspektif Islam dan bukti-bukti ilmiah semakin menegaskan bahwa keluarga adalah pilar utama dalam menyiapkan anak menghadapi dunia pendidikan dan sosial.Â
Dalam Islam, ibu dikenal sebagai madrasah pertama, sekolah pertama yang memberikan pelajaran dasar bagi anak. Ajaran Islam menjelaskan bahwa nilai-nilai moral, spiritual, dan akhlak baik harus pertama kali diajarkan oleh ibu. Dalam hadits, Rasulullah SAW menyebut bahwa seorang ibu memiliki peran sentral dalam pendidikan anak-anaknya, menanamkan fondasi karakter yang akan mereka bawa hingga dewasa.
Pendekatan Islam ini ternyata sejalan dengan penelitian modern dalam bidang pendidikan anak usia dini. Studi dari National Institute of Child Health and Human Development menunjukkan bahwa pola asuh yang hangat dan responsif dari orangtua berkontribusi pada perkembangan sosial-emosional yang positif pada anak usia dini.
 Pola asuh yang penuh kasih dan perhatian memungkinkan anak untuk merasa aman, yang pada akhirnya membentuk kemampuan sosial dan emosional mereka dengan baik. Temuan ini memperkuat ajaran Islam yang menekankan bahwa orangtua harus mengajarkan anak dengan kasih sayang dan kelembutan.
Pembentukan Karakter Anak dalam Lingkungan Keluarga
Karakter dasar anak sangat bergantung pada pola asuh dan lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Keluarga berperan sebagai landasan awal tempat anak belajar tentang kebaikan, kejujuran, dan penghargaan terhadap orang lain. Dalam Islam, keluarga adalah baitul madrasah—tempat di mana nilai-nilai kebaikan diajarkan, baik melalui perkataan maupun keteladanan.
Penelitian oleh Harvard Center on the Developing Child juga menemukan bahwa anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang positif, dengan pola asuh yang konsisten, cenderung memiliki pengendalian diri yang lebih baik dan empati yang tinggi terhadap sesama. Ketika orangtua memberikan lingkungan yang stabil dan penuh dukungan, anak dapat mengembangkan kecerdasan emosional yang baik, keterampilan penting yang mendasari hubungan sosial yang sehat dan keberhasilan akademik di masa depan.
Pola Asuh Islami: Fondasi Pendidikan Moral dan Etika
Pola asuh Islami mengedepankan nilai-nilai adab, akhlak mulia, dan etika dalam interaksi sehari-hari. Pola asuh seperti ini mengajarkan anak tentang pentingnya adab dalam berbicara, menghormati orang yang lebih tua, serta berbuat jujur dan adil dalam setiap situasi. Anak-anak yang belajar dari lingkungan keluarga Islami ini akan tumbuh dengan kesadaran moral yang kuat dan pemahaman akan pentingnya perilaku baik.
Kajian ilmiah mendukung pentingnya pola asuh yang mengajarkan nilai-nilai moral sejak dini. Sebuah penelitian dari University of California menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan etika dan nilai-nilai moral yang jelas akan lebih mampu mengenali perilaku yang salah dan mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan etis. Pola asuh Islami yang mengajarkan anak untuk mengingat Allah dalam setiap perbuatan, seperti berdoa sebelum makan dan bersyukur atas nikmat, menguatkan landasan moral yang mendalam dalam diri anak.
Membiasakan Nilai-nilai Islam dalam Kehidupan Sehari-hari
Praktik nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi fondasi yang kuat bagi anak dalam menghadapi tantangan sosial dan akademis. Misalnya, dengan membiasakan anak untuk menghafal doa, membaca Al-Qur'an, serta mengamalkan sunnah-sunnah kecil seperti memberikan salam, orangtua memperkenalkan konsep beragama yang lembut dan menyenangkan. Anak-anak yang terbiasa dengan nilai-nilai ini akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan sekolah dan cenderung memiliki sikap positif dalam belajar.
Penelitian dari Oxford University juga menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki kebiasaan spiritual, seperti berdoa atau kegiatan refleksi diri, memiliki tingkat stres yang lebih rendah dan kemampuan menghadapi masalah yang lebih baik. Kebiasaan ini membantu mereka mengembangkan resilien—kemampuan untuk tetap tegar dan positif dalam menghadapi situasi sulit. Pentingnya
Islam sangat menghargai ilmu, sebagaimana dalam ayat pertama yang turun kepada Rasulullah SAW: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan" (QS. Al-‘Alaq: 1). Orangtua dapat menanamkan rasa cinta terhadap ilmu sejak dini dengan memperkenalkan buku-buku cerita, mendorong rasa ingin tahu anak, dan menjawab pertanyaan mereka dengan penuh antusiasme. Sikap positif ini akan membantu anak-anak merasa senang belajar dan lebih siap ketika memulai pendidikan formal.
Riset menunjukkan bahwa anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan minat belajar yang kuat sejak dini akan lebih siap memasuki pendidikan formal dan memiliki hasil akademis yang lebih baik. American Academy of Pediatrics menyoroti bahwa anak yang aktif secara kognitif sejak usia dini lebih mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, yang akan sangat bermanfaat dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari.
Menghadapi Tantangan dengan Kesabaran dan Konsistensi
Pola asuh yang konsisten sangat penting dalam membentuk karakter anak. Ketika anak-anak mendapatkan bimbingan yang tetap, mereka belajar untuk memahami batas-batas yang harus dihormati dan konsekuensi dari setiap tindakan mereka. Kesabaran dalam pola asuh, yang juga merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam, sangat membantu anak untuk memahami bahwa setiap perilaku memiliki konsekuensi.
Kesabaran yang diterapkan dalam pola asuh dapat membantu anak lebih sabar dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Penelitian di bidang psikologi anak menunjukkan bahwa kesabaran orangtua dalam menghadapi tingkah laku anak dapat membentuk pola pikir positif pada anak dan meningkatkan daya tahan mental mereka dalam menghadapi masalah.
Peran orangtua dalam menyiapkan anak pra-sekolah sangat krusial, baik dari perspektif Islam maupun dari sisi ilmiah. Islam mengajarkan bahwa orangtua, terutama ibu, adalah *madrasah* pertama yang mengajarkan nilai-nilai fundamental seperti akhlak, kejujuran, dan cinta terhadap ilmu. Bukti ilmiah mendukung ajaran ini, menunjukkan bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang penuh kasih sayang, dukungan, dan konsistensi memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat dan mampu menghadapi tantangan hidup.
Dengan membangun kebiasaan baik, mengamalkan nilai-nilai Islam, dan menjaga lingkungan keluarga yang penuh kasih dan konsisten, orangtua dapat memberikan fondasi yang kokoh bagi anak-anak mereka. Mereka akan lebih siap menghadapi pendidikan formal dan lingkungan sosial yang lebih luas dengan karakter dan nilai-nilai yang mereka pelajari sejak dini.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI