Pada akhirnya, dalam melihat polemik ini, berbagai pihak lazimnya membutuhkan keluasan dalam berfikir dan kearifan dalam bersikap, bukan hanya aksi spontan dan reaktif semata. Jika menggunakan bahasa leonardo da vincy, "An average human look without seing, listen without hearing, touching without feeling. (manusia biasa cenderung melihat tampa mengamati, mendengar tampa meresapi). Maka dalam mengelola negara dan untuk merawat bangsa ini, setidaknya kita tidak membutuhkan manusia biasa, sehingga tindakan yang diambil bukan menghindari konflik (conflict avoid) untuk menyelesaikan masalahan melainkan kehadiran konflik justru dijadikan momentum/sarana untuk menyelesaikan permasalahan hingga akar rumput.
Penulis:
-Mahasiswa Program Magister Hukum Kenegaraan Universitas Indonesia,
-Peneliti di Pusat Studi Konstitusi dan Legislasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H