Kelelahan juga menjadi faktor yang tak bisa diabaikan. Pilot dan awak kabin yang bekerja dalam kondisi kelelahan memiliki risiko lebih tinggi untuk membuat kesalahan. Kelelahan bisa mempengaruhi kemampuan untuk berkonsentrasi, mengambil keputusan cepat, dan merespons situasi darurat secara efektif. Oleh karena itu, regulasi ketat mengenai jam kerja dan istirahat telah diterapkan untuk meminimalisir risiko ini.
Keputusan yang salah dalam situasi kritis adalah faktor lain yang sering menjadi penyebab kecelakaan pesawat latih maupun pesawat komersial. Dalam beberapa kasus, keputusan yang diambil di bawah tekanan dapat menyebabkan konsekuensi fatal. Misalnya, keputusan untuk tidak mendarat darurat pada waktu yang tepat dapat memperburuk situasi.
Untuk mengurangi kesalahan manusia, berbagai pelatihan dan teknologi terbaru telah diperkenalkan. Pelatihan simulasi penerbangan yang realistis membantu pilot dan awak kabin mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat. Teknologi seperti sistem peringatan dini dan autopilot canggih juga dirancang untuk mendukung keputusan manusia dan mengurangi risiko kesalahan.
Salah satu contoh kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia adalah insiden Air France 447 pada tahun 2009. Kecelakaan ini sebagian besar disebabkan oleh kesalahan pilot dalam menanggapi kondisi cuaca buruk dan indikator kecepatan yang tidak jelas. Studi kasus seperti ini memberikan pelajaran berharga bagi industri penerbangan untuk terus memperbaiki prosedur dan pelatihan guna meminimalisir kesalahan manusia di masa depan.
Faktor Sabotase dan Terorisme
Di samping faktor teknis, cuaca, dan kesalahan manusia, sabotase dan terorisme menjadi ancaman serius bagi keselamatan penerbangan. Sejarah mencatat sejumlah insiden terorisme dalam penerbangan yang telah menghantui industri aviasi. Misalnya, insiden pesawat jatuh yang diakibatkan oleh bom atau aksi teroris lainnya. Peristiwa 11 September 2001 adalah salah satu contoh paling menonjol, di mana pesawat komersial digunakan sebagai senjata untuk serangan teror. Insiden ini mengguncang dunia dan mengubah paradigma keamanan penerbangan secara drastis.
Langkah-langkah keamanan yang telah diterapkan untuk mencegah sabotase dan terorisme termasuk pemeriksaan ketat di bandara, penggunaan teknologi deteksi canggih, dan pelatihan khusus bagi personel keamanan. Penerapan sistem keamanan yang ketat di bandara seperti pemeriksaan bagasi dan penumpang, deteksi bahan peledak, serta pengawasan ketat terhadap akses ke pesawat latih dan komersial adalah beberapa upaya yang terus dilakukan untuk mencegah terjadinya sabotase dan terorisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H