Konstruktivisme dengan Marxisme:
Dalam faktor non material, konstruktivisme dengan marxisme menekankan pentingnya faktor non-material dalam hubungan internasional, seperti ide, norma, dan identitas, di samping kekuatan material. Keduanya juga melihat bahwa struktur sosial dan politik bersifat dinamis dan dapat berubah seiring waktu, tergantung pada interaksi antar aktor.
KesimpulanÂ
Konstruktivisme dalam teori hubungan internasional menekankan peran gagasan, identitas, dan interaksi antaraktor sebagai faktor yang membentuk kepentingan dan perilaku negara. Berbeda dengan pendekatan rasionalis yang lebih berfokus pada kekuatan materi atau kepentingan ekonomi, konstruktivisme melihat realitas internasional sebagai konstruksi sosial yang terbentuk melalui kesepakatan dan gagasan bersama. Konsep seperti dilema keamanan dan keseimbangan kekuatan bukanlah hasil dari induksi fakta empiris, melainkan produk dari gagasan yang berkembang dalam interaksi antaraktor.Â
Dibandingkan dengan teori lain seperti realisme, liberalisme, dan marxisme, konstruktivisme lebih menekankan aspek non-material seperti identitas dan norma, meskipun ada persamaan dalam pengakuan terhadap sifat anarkis sistem internasional dan pentingnya peran negara. Pada saat yang sama, konstruktivisme juga memberi ruang bagi perubahan dalam struktur sosial dan politik melalui interaksi, menggabungkan aspek dinamis yang tidak selalu ditekankan dalam teori-teori lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H