Mohon tunggu...
Reza Aprilia
Reza Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Saya seorang mahasiswa program studi ilmu hubungan internasional di Universitas Teknologi Yogyakarta yang berasal dari Kalimantan Timur. Saya memiliki hobi memasak dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Persamaan dan Perbedaan Teori-teori HI: Teori Realisme, Neorealisme, Liberalisme, Neoliberalisme

13 Oktober 2024   20:50 Diperbarui: 20 Oktober 2024   13:12 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Neorealisme

Neorealisme, yang juga dikenal sebagai realisme struktural, dibangun di atas dasar-dasar realisme tetapi menekankan peran sistem internasional dalam mempengaruhi perilaku negara. Neorealis berpendapat bahwa sifat anarkis dari sistem internasional mendorong negara-negara untuk mengejar kekuasaan agar dapat berkembang dalam lingkungan yang kompetitif. Dalam teori Neorealisme, setiap negara memandang negara lain sebagai musuh yang potensial dan mengancam keamanan nasionalnya. Ketidakpercayaan dan ketakutan ini menciptakan dilema keamanan dan kondisi ini mempengaruhi kebijakan negara. Realisme dan neorealisme memiliki perbedaan mendasar, tentang: 1) Politik internasional 2) Power 3) Reaksi Negara Dalam Sistem Anarki 

Liberalisme

Dalam studi hubungan internasional, liberalisme merupakan pendekatan yang muncul pertama kali untuk menjelaskan perdamaian pasca Perang Dunia I. Liberalisme adalah sebuah paham yang sangat menekankan pentingnya kebebasan dan hak individu. Hal ini tentu bertolak belakang dengan paham dominasi yang melekat erat dalam sistem pemerintahan yang bersifat absolut. Sama halnya dengan realisme klasik, liberalisme termasuk teori-teori tradisional dalam hubungan internasional. Liberalisme menyatakan bahwa kerja sama antar negara dapat dilakukan melalui nilai, norma, dan institusi bersama. 

Dalam perspektif kaum liberal, kekuasaan suatu negara perlu dibatasi. Ini terkait dengan fakta bahwa negara tidak hanya berfungsi sebagai pelindung hak dan kebebasan individu, tetapi juga, dengan kekuasaannya yang besar, dapat mengancam keduanya. Oleh karena itu, diperlukan pembatasan melalui tata kelola dan hukum dasar tertentu.

Neoliberalisme  merupakan perspektif dalam hubungan internasional yang memandang bahwa negara bukan satu satunya aktor dalam hubungan internasional. Neoliberalisme adalah contoh pertama praktek ekonomi politik yang mengusung bahwa manusia dapat menjadi yang terbaik dengan memberikan kebebasan pada individual entrepreneurial dan keahlian dalam kerangka institusional yang mempunyai karakter private property rights yang kuat, free markets dan free trade (Harvey, 2007). Neoliberalisme menekankan bahwa, peran pemerintah dalam perekonomian harus dikurangi, karena semakin besar campur tangan pemerintah maka pertumbuhan ekonomi akan semakin lambat di negara-negara yang bersangkutan.


Meskipun teori-teori ini memiliki pendekatan yang berbeda, mereka juga memiliki beberapa kesamaan. Sebagai contoh, semua teori ini mengakui pentingnya kekuasaan dalam hubungan internasional, meskipun mereka mungkin berbeda dalam bagaimana mereka memahami dinamika kekuasaan. Selain itu, setiap teori mengakui pentingnya perilaku dan interaksi negara dalam membentuk lanskap global.
Teori-teori realisme, neorealisme, liberalisme, dan neoliberalisme memberikan wawasan yang berharga tentang kompleksitas hubungan internasional. Meskipun mereka mungkin berbeda dalam penekanannya pada kekuasaan, kerja sama, dan institusi, teori-teori tersebut secara kolektif berkontribusi pada pemahaman yang komprehensif tentang dinamika politik global. Dengan mengeksplorasi persamaan dan perbedaan di antara teori-teori ini, para akademisi dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan-kekuatan yang membentuk dunia modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun