Smartphone atau yang biasa kita ketahui sebagai gawai yang memudahkan kita mendapatkan informasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari kita, bak seperti barang penting yang harus ada setiap harinya pada kita. Alat ini pada dulunya hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, namun kini telah bertransformasi menjadi perangkat serba bisa atau multifunctional yang memungkinkan kita untuk mengakses dengan cepat banyak nya informasi, hiburan, dan komunikasi di dunia digital. Namun, kehadiran smartphone dalam lingkungan belajar sering kali menjadi kontroversi. Banyak yang berpendapat bahwa smartphone sering disalahgunakan dan mengganggu jalan nya kegiatan belajar mengajar dalam lingkungan sekolah.
Laporan Pemantauan Pendidikan Global 2023 UNESCO yang berjudul "Technology in education: A tool on whose terms?" menyatakan bahwa penggunaan HP di sekolah terbukti mengganggu pembelajaran. Selain itu penggunaan smartphone saat kegiatan belajar mengajar beresiko membuat siswa terlibat dengan kegiatan lain yang berupa bermain game dan bersosial media yang tidak ada sangkut paut nya dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Pada satu sisi smartphone dapat menjadi distraksi yang signifikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan akses yang begitu mudah dengan internet, memungkinkan siswa untuk mencari informasi, bermain game, hingga mengakses konten hiburan lain nya. Siswa seringkali tergoda untuk memeriksa ponsel mereka selama jam pelajaran sehingga dapat menimbulkan turun nya kualitas fokus siswa dalam belajar. Selain itu juga dapat memicu perilaku tidak sehat seperti kecanduan, bahkan dengan penggunaan berlebihan dapat merusak mata para siswa.
"Menganggu konsentrasi belajar karna selalu memikirkan handphone sehingga tidak fokus belajar." Ungkap Aulia Rahmatunissa saat diwawancarai.
"Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat mengakibatkan siswa kurang fokus, kurang tekun, dan kurang termotivasi, serta dapat menurunkan tingkat aktivitas belajar siswa." Ungkap Fathimah Azzahrah Guru sekolah dasar saat diwawancara di SDN 03 Cengkareng Timur.
Pada kesempatan itu, Fathimah Kembali menekankan bahwa penggunaan smartphone dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah hal yang dianjurkan tanpa ada nya pengawasan lebih lanjut. Dikarenakan jika tidak adanya pengawasan maka akan berdampak hal negatif lain nya.
"Dampak negatif penggunaan smartphone dalam kegiatan belajar mengajar antara lain adalah menurunkan tingkat aktivitas belajar siswa, membuat siswa kurang fokus, kurang tekun, kurang termotivasi, serta dapat mengakibatkan waktu terbuang sia-sia dan perilaku membela diri saat diingatkan terkait penggunaannya." Ungkap Fathimah melengkapi.
Namun, di sisi lain, smartphone merupakan alat jitu yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pendukung yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar ini. Dengan akses ke internet, siswa dapat dengan mudah mencari informasi yang sulit dijangkau oleh anak sekolah dasar. Aplikasi pembelajaran dan platform Pendidikan juga sudah banyak difasilitasi oleh pemerintah untuk mendukung pembelajaran yang mudah.
"Secara positif, smartphone memungkinkan akses mudah ke berbagai sumber belajar online, aplikasi edukatif, dan informasi terbaru, meningkatkan interaktivitas, serta memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran." Tangkas Fathimah.
Fathimah Kembali menjelaskan walaupun banyaknya hal negatif dalam smartphone terdapat juga hal baik. Terdapat banyak aplikasi edukatif, informasi pendidikan, dan sumber belajar online.
"Penggunaan smartphone dapat memungkinkan akses ke materi pelajaran yang tidak ada di buku, aplikasi yang berhubungan dengan kegiatan belajar, sumber belajar online, dan informasi terbaru. Selain itu, smartphone juga dapat meningkatkan interaktivitas, menarik minat siswa, dan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran." Pungkas Fathimah melengkapi pernyataan nya.
Dengan adanya pembelajaran menggunakan smartphone juga membuat siswa menjadi lebih semangat dan mudah dalam mengakses informasi yang belum diketahui.
"Penggunaan smartphone dapat mempermudah pembelajaran online bagi siswa, dalam belajar siswa mampu menumbuhkan sikap kemandirian, dan siswa dapat mencari sumber belajar lewat internet." Ungkap Aulia Rahmatunissa sebagai siswi sekolah dasar.
Pentingnya penggunaan smartphone yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar tergantung pada peran guru dan orang tua dalam mengawasi dan mengarahkan siswa. Seorang guru dapat mengembangkan ketertarikan siswa dengan menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga terciptanya pembelajaran yang inovatif dan interaktif. Orang tua pun harus berperan aktif dalam pengawasan dan memberikan pemahaman terhadap anak-anak mereka tentang penggunaan smartphone yang baik.
"Untuk mengurangi dampak negatif penggunaan smartphone, penting untuk memantau dan mengawasi penggunaan smartphone siswa, membatasi waktu penggunaan, serta mengarahkan penggunaan smartphone pada hal-hal yang mendukung pembelajaran. Selain itu, peran orang tua dan guru dalam mengawasi dan memberikan pemahaman terkait penggunaan smartphone juga sangat penting." Ungkap Fathimah kembali.
Hingga saat ini masih banyak nya kontroversi yang terjadi tentang bolehnya penggunaan smartphone dalam kegiatan belajar mengajar. Smartphone dapat menjadi alat yang bermanfaat atau juga rintangan dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun smartphone memiliki banyak pandangan negatif dan mengganggu proses belajar, namun juga dapat digunakan sebagai alat pendukung kegiatan belajar mengajar yang efektif dan mudah. Oleh karena itu, penting bagi kita terutama guru, orang tua, dan siswa dalam memahami penggunaan alat ini, dan dapat bertanggung jawab serta bijaksana dalam penggunaan smartphone.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H